Mohon tunggu...
Louvi Aprilius Tanoto
Louvi Aprilius Tanoto Mohon Tunggu... Penulis - pelajar kolese kanisius

Seorang pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Wajib Militer Bagi Negara: Apakah Bermanfaat?

21 November 2024   16:51 Diperbarui: 21 November 2024   16:53 1463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

- Efisiensi dan Relevansi
Dalam era modern yang semakin didominasi oleh teknologi canggih, keberadaan tentara profesional yang dilengkapi dengan alat perang mutakhir sering dianggap lebih efektif dibandingkan dengan pasukan wajib militer. Banyak ahli pertahanan berpendapat bahwa angkatan bersenjata yang kecil namun profesional lebih mampu menghadapi ancaman kontemporer, seperti perang siber atau terorisme, dibandingkan dengan pasukan besar yang tidak sepenuhnya terlatih.

- Resiko Ketegangan Sosial
Meski wajib militer dapat memperkuat persatuan, implementasinya yang tidak adil justru dapat memicu ketegangan sosial. Contohnya, jika ada kelompok tertentu yang dikecualikan dari wajib militer atau jika pelaksanaannya dirasa berat sebelah, maka hal ini dapat menimbulkan rasa ketidakadilan di kalangan masyarakat.

Contoh Penerapan Wajib Militer di Berbagai Negara

Beberapa negara telah menerapkan wajib militer dengan pendekatan yang berbeda, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing:

- Korea Selatan
Wajib militer di Korea Selatan berlaku bagi semua laki-laki berusia 18 hingga 28 tahun. Program ini dianggap penting mengingat ancaman dari Korea Utara. Meski banyak yang mendukung, program ini juga menuai kritik terkait dampaknya pada karier individu, terutama bagi mereka yang bekerja di industri hiburan atau olahraga.

- Swiss
Swiss menerapkan wajib militer untuk semua laki-laki dewasa, namun dengan pendekatan yang fleksibel. Mereka yang tidak ingin menjalani pelatihan militer dapat memilih layanan sipil sebagai alternatif. Pendekatan ini dianggap lebih inklusif dan sesuai dengan prinsip hak asasi manusia.

- Israel
Di Israel, wajib militer berlaku untuk laki-laki dan perempuan. Kebijakan ini dianggap vital mengingat situasi geopolitik Israel yang dikelilingi oleh negara-negara yang sering kali tidak bersahabat.

Wajib militer adalah kebijakan yang memiliki manfaat besar bagi negara, terutama dalam memperkuat sistem pertahanan, menanamkan kedisiplinan, dan meningkatkan solidaritas sosial. Namun, kebijakan ini juga memiliki tantangan signifikan, mulai dari isu pelanggaran hak asasi manusia hingga dampaknya terhadap kehidupan individu.

Keberhasilan wajib militer sangat bergantung pada cara implementasinya. Negara harus memastikan bahwa program ini dilakukan secara adil, efisien, dan relevan dengan kebutuhan pertahanan masa kini. Selain itu, opsi alternatif seperti layanan sipil dapat menjadi solusi untuk mengakomodasi keberatan individu tanpa mengorbankan kontribusi mereka terhadap negara. Dengan pendekatan yang tepat, wajib militer dapat menjadi instrumen yang efektif dalam membangun bangsa yang kuat dan tangguh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun