Surabaya, kota pahlawan yang terkenal dengan semangat juangnya, kini menghadapi tantangan baru yang tak kalah sengit: cuaca ekstrem. Teriknya matahari yang membakar kulit dan udara yang terasa bagai oven raksasa bukan lagi sekadar keluhan sehari-hari, melainkan fenomena yang patut kita cermati dengan seksama.
Fenomena yang Tak Bisa Diabaikan
Beberapa tahun terakhir, Surabaya seolah berubah menjadi "kota pemanggang". Suhu udara yang melonjak hingga 36°C bahkan lebih bukan lagi hal yang mengejutkan. Namun, apakah kita sudah terbiasa berarti kita harus menerimanya begitu saja?
Dampak yang Mengkhawatirkan
Cuaca ekstrem ini bukan sekadar masalah ketidaknyamanan. Ia membawa dampak serius bagi kesehatan, produktivitas, dan bahkan perekonomian kota:
- Risiko dehidrasi dan heat stroke meningkat, terutama bagi pekerja outdoor dan lansia.
- Konsumsi listrik melambung akibat penggunaan AC yang tak terkendali.
- Kualitas udara menurun karena polusi yang terperangkap di udara panas.
- Produktivitas pekerja terganggu akibat ketidaknyamanan dan kelelahan.
Alarm untuk Perubahan