Mohon tunggu...
Louis Promedicano
Louis Promedicano Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa

olahraga

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Jangan Takut Gagal

20 Desember 2023   10:54 Diperbarui: 20 Desember 2023   11:11 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi mandiri adalah impian anak Gen Z  atau sering diartikan juga sebagai anak-anak muda jaman tahun 2000an. Tapi nyatanya dari yang saya perhatikan di sekitar saya masih banyak sekali anak muda yang menganggur dan tidak kuliah. Dan banyak yang bercerita ke saya bahwa mereka tidak enak hati untuk meminta uang jajan karena mereka hanya di rumah saja.

Pernahkah kalian berpikir apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan uang jajan tambahan? Mungkin pertanyaan ini akan terbesit di otak kita pada saat uang jajan kita itu pas-pasan dan kita tidak enak hati untuk meminta uang jajan tambahan ke orang tua kita. Bisa juga pertanyaan ini muncul ketika kita tidak puas dengan uang jajan yang di berikan oleh orang tua kita. Entah itu karena terlalu sedikit, pas-pasan, ataupun memang karna tidak di berikan uang jajan karena kondisi ekonomi. Mungkin kita selalu berpikir bagaimana caranya agar bisa mendapatkan uang jajan sendiri dengan tujuan agar kita tidak memberatkan orang tua.

Dikutip dari egsa.geo.ugm.ac.id salah satu permasalahan yang di hadapi oleh negara-negara berkembang termasuk Indonesia adalah masalah pengangguran. Masalah pengangguran merupakan salah satu masalah makro ekonomi yang menjadi penghambat pembangunan daerah karena akan menimbulkan masalah-masalah sosial lainya (Yehosua,dkk, 2019). Menurut Yanuar (2009) pengangguran adalah keadaan di mana angkatan kerja yang ingin memperoleh pekerjaan tapi belum mendapatkannya. Fakta ini tidak bisa di bantahkan. Benar yang di kutip para ahli, sesuai pandangan saya memang banyak sekali pengangguran di sekitar saya, terutama anak lulusan SMA yang tidak berkuliah. Mereka sudah berupaya untuk melamar pekerjaan di berbagai bidang. Mulai dari menjadi kasir di mini market, kuli bangunan, pelawan di cafe, barista, dan lain-lain.

Mungkin untuk sebagian anak lulusan SMA berkerja adalah hal yang paling lumrah. Sedangkan jika kita melamar sebuah pekerjaan itu belum tentu diterima. Ketika saya mendengarkan curhat teman saya, mereka selalu mengeluh karena selalu ditolak oleh perusahaan yang mereka lamar. Padahal untuk mendapatkan uang, tidak selalu kita harus bekerja di perusahaan orang lain. Yang sering tidak terpikirkan oleh orang-orang yaitu berjualan, khususnya berjualan barang second atau bekas. Peluang dari berjualan ini sangat besar. Ya..., mungkin masalah bagi orang yang ingin memulai usaha ini adalah modal.

Modal memang sangat penting. Apalagi saat ingin mendirikan suatu usaha. Ya memang betul adanya dengan modal besar akan menghasilkan untung yang besar juga. Akan tetapi yang perlu diperhatikan dibalik untung yang besar pasti ada risiko yang besar juga. Alangkah baiknya sebelum kita memulai sebuah usaha, kita mempelajari dulu karakteristik usaha yang akan kita buat. Misalnya barang yang akan kita jual sangat dibutuhkan oleh masyarakat atau barang yang kita jual itu sedang naik daun saja? Sebagai pengusaha kita harus bisa membaca situasi pasar.

Dokpri
Dokpri

"Bener ga sih menghasilkan uang jajan dari berjualan barang bekas itu sulit?"

Mungkin bisa saja bener dan juga bisa saja salah. Mungkin bagi orang yang pertama kali untuk berjualan barang bekas akan terasa sulit. Biasanya hal ini terjadi karena mereka kurang mendalami barang yang akan mereka jual. Saat pertama kali saya berjualan barang bekas sekitar 2 tahun lalu, saya mengalami kerugian yang menurut saya itu lumayan besar, sekitar 10 juta rupiah. Kerugian ini saya alami ketika pertama kali mencoba untuk berjualan motor. Namun dari kerugian itu saya mencoba untuk belajar dan terus belajar sampai akhirnya saya bisa menghasilkan sedikit demi sedikit uang. Ya... bisa dibilang cukup untuk uang jajan.

Awal mulanya saya berpikir  "Gimana ya caranya untuk mendapatkan uang jajan tambahan?". Kemudian saya berpikir kenapa saya tidak mencoba untuk berjualan motor saja. Pikiran itu terbesit di pikiran saya karena orang tua saya berjualan mobil bekas. Kebetulan saya di support dan diberikan modal untuk mencoba berjualan motor. Sempat putus asa, karena pada awal saya mencoba untuk berjualan motor saya langsung mengalami kerugian sebesar 3 juta. Sempat berpikir untuk berhenti karena saya tidak enak hati karena kerugian itu menggunakan uang dari orang tua saya. Tapi selanjutnya saya mencoba untuk membeli motor yang lebih murah agar resiko kerugiannya pun bisa berkurang. Benar saja, pada motor selanjutnya saya hanya mendapatkan keuntungan sebesar 100 ribu. Sangat kecil untuk saya. Bahkan uang segitu tidak cukup untuk jajan saya sebulan.

Hari demi hari saya mencoba untuk mempelajari harga-harga motor yang beredar di pasaran. Lalu saya memberanikan diri untuk membeli motor ke-3 saya. Betul saja, kerugian yang saya alami makin sedikit. Di barang saya yang ini saya hanya balik modal. Tapi saya tidak pantang menyerah dan lanjut membeli motor lagi. Saya semakin percaya diri dengan diri saya karena saya semakin mahir dan paham akan motor. Dimana saya harus membeli dengan harga berapa dan saya harus menjual di  harga berapa. Terlebih lagi relasi saya semakin luas dan saya sudah banyak mengenal mekanik-mekanik bengkel. Saya seemakin mudah untuk mendapatkan motor.

Pada zaman Covid-19 tahun 2022 saya memberanikan diri untuk membeli 2 motor Aerox second karena saya perhatikan semakin banyak orang yang menyukai motor Aerox. "seperti memakan permen karet, manis di awal tapi hambar di akhir." Itulah yang saya rasakan, 1 motor Aerox pada saat itu saya mendapatkan keuntungan sebesar 4 juta, tetapi Aerox yang kedua saya rugi sampai hampir 4 juta lebih. Tapi dari itu juga saya belajar bahawa saya harus memperhitungkan estimasi biaya yang harus saya siapkan. Mulai dari pajaknya berapa, estimasi perbaikan motor, dan harga jual di pasaran berapa.

Dari berjualan motor ini memang cukup sulit untuk mendapatkan barang, dikarenakan jaranga sekali orang yang ingin menjual motornya. Saya biasanya akan membeli motor dari orang orang yang BU atau bisa di artikan juga butuh uang. Orang-orang seperti ini sangat memerlukan duit cepat. "Mencari celah dalam kesempitan". Itulah yang saya lakukan. Saya akan menekan harga serendah mungkin untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Saya sebagai pembeli ya senang senang saja karena bisa untung besar. Tetapi orang yang menjual motornya sangat terpaksa untuk melepas kendaraannya karena harganya yang terlalu rendah. Ya... bagaimana? Mau tidak mau dia harus menjualnya karena membutuhkan uang cepat.

Pengalaman saya dari berjualan motor ini saya terapkan juga dalam berjualan vape. Saya melihat peluang berjualan vape second ini sangat besar. Apalagi seperti saya sebagai mahasiswa. Banyak sekali teman saya yang ingin membeli vape karena terlalu boros jika mereka merokok. Dalam berjualan vape second saya sudah tidak menggunakan modal dari orang tua saya lagi. Hal ini saya lakukan karena saya penasaran apakah bisa menghasilkan uang jajan dari modal kecil dan mendapatkan untung. Ternyata hanya balik modal saja. Sampai sekarang saya masih mempelajari untuk pasaran berjualan vape second.

 

Mungkin memang terlihat cukup sulit dan tidak masuk akal. Hanya untuk mendapatkan jajan tambahan saya bisa sampai rugi hampir 10 juta di awal. "Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda." seperti bunyi dari pepatah tersebut. Memang benar. Semua orang yang mau untuk memulai sebuah usaha pasti akan gagal di awal mulanya. Saya sudah memperhatikan ini dan hampir terjadi ke setiap orang. Kenapa ada orang yang membuka usaha sukses dan ada juga yang gagal? Dari pengamatan saya orang yang terus mencoba untuk membangun usaha dan belajar dari kegagalan ia sebelumnya biasanya ia akan sukses. Sedangkan orang yang gagal dalam membangun usahanya, ia hanya tidak ingin mencobanya lagi karena ia takut mendapatkan kerugian yang semakin banyak.

"Kesempatan tidak datang 2 kali, tetapi kesempatan akan datang kepada siapa yang tidak pernah berhenti untuk mencoba."(Dzawin Nur).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun