Mohon tunggu...
Maria Loiserina . T
Maria Loiserina . T Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UAJY

Saya adalah mahasiswa prodi manajemen yang tertarik di bidang SDM.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran Strategis HRD: Pentingnya Manajemen Talenta Gen-Z di Era Revolusi Industri 4.0

22 Juni 2024   11:35 Diperbarui: 23 Juni 2024   10:13 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Revolusi Industri, kita mungkin sudah tidak asing lagi dengan kata-kata tersebut. Dimana revolusi industri 1.0 terjadi di tahun 1784, diikuti oleh revolusi industri 2.0 pada tahun 1870, kemudian revolusi industri 3.0 terjadi pada tahun 1970, dan pada saat ini kita sedang berada di era revolusi industri 4.0. Dengan adanya berbagai perubahan yang terjadi di dunia saat ini dimana segala hal menjadi berkembang dengan pesat begitu pula dengan bidang industri. Belakangan ini kata Industry 4.0 sering kali menjadi bahan perbincangan. Namun, beberapa dari mereka seringkali masih belum memahami apa itu Industry 4.0.

ilustrasi gambar
ilustrasi gambar

Apa itu Revolusi Industri 4.0?

Terdapat beberapa teori mengenai asal usul istilah "Revolusi Industri 4.0", namun yang paling populer, istilah revolusi industri 4.0 ini pertama kali diperkenalkan oleh Prof Klaus Schwab dan Ketua Eksekutif World Economic Forum (WEF) dalam bukunya "The Fourth Industrial Revolution". Setelah revolusi pertama yang menandai pengggunaan mesin untuk produksi massal dalam waktu singkat, revolusi kedua hadir dengan penemuan tenaga listrik dan motor, yang melahirkan mobil, pesawat terbang dan telepon pada akhir abad ke-19. Revolusi ketiga terjadi sekitar tahun 1960-an dengan kemunculan komputer dan dunia digital. Kemudian, revolusi industri keemat muncul dengan teknologi yang terintegrasi dalam dunia maya yang terhubung dengan internet. Dengan seluruh teknologi yang saling terhubung melalui internet, integrasi teknologi dalam sektor industri menjadi lebih mudah dan memb erikan dampak besar pada aspek ekonomi.

Seperti contohnya adalah dengan munculnya layanan transportasi berbasis ridesharing seperti Go-Jek dan Grab. Selain itu, teknologi cyber-fisik, Internet, komputasi awan, dan komputasi kognitif juga termasuk dalam revolusi ini. Berbagai jenis kecerdasan buatan meliputi Artificial Intelligence (AI), Internet of Things (IOT), Unmanned Vehicles (UAV), Mobile Technology (5G), Shared Platform, Block Chain, Robotics dan Biotechnology. Dengan adanya kehadiran revolusi industri 4.0 ini membawa berbagai jenis usaha baru, lapangan kerja baru, dan profesi baru yang sebelumnya tidak terpikirkan.

Di Indonesia, perkembangan Industri 4.0 sangat didukung oleh Kementerian Perindustrian. Menurut Menteri Perindustrian bapak Airlangga Hartarto mengatakan, Indonesia diharuskan mengikuti tren global agar dapat bersaing dalam sektor industri dimana Revolusi Industri 4.0 adalah upaya transformasi untuk meningkatkan performa dengan mengintegrasikan dunia maya dan jalur produksi di industri, dimana semua proses produksi didukung oleh internet sebagai fondasi utama.

Bagi para pelaku usaha, Revolusi Industri 4.0 ini dapat memberikan manfaat besar karena dapat menekan biaya produksi khususnya penggunaan sumber daya manusia. Oleh karena itu, agar masyarakat dapat bertahan dengan adanya revolusi perubahan ini diperlukannya terobosan-terobosan dan kreativitas dari masyarakat.

Dengan demikian, di era Revolusi Industri 4.0 ini peran Human Resources Development (HRD) di suatu perusahaan menjadi semakin pening dan krusial, HRD kini tidak hanya berfokus pada administrasi sumber daya manusia saja, tetapi juga dituntut untuk menjadi penggerak utama dalam pengelolaan talenta generasi terbaru di dunia kerja, yaitu Gen-Z. Generasi Z, yang terdiri dari individu-individu yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga pertengahan 2000-an, berperan penting dalam pengembangan kewirausahaan industri kreatif di era Industri 4.0.

Gen-Z juga menjadi topik pembicaraan dunia karena generasi ini akan men dominasi populasi manusia di masa depan, yang nantinya akan bergelut dengan dinamika era Revolusi Industri 4.0. Pertumbuhan teknoligi saat ini menjadi faktor utama dalam mendorong pertumbuhan industri di Indonesia. Bahkan, di masa mendatang teknologi tidak lagi menjadi suatu hal yang baru bagi sektor-sektor industri di Tanah Air. Dengan munculnya inovasi teknologi serta didukung oleh SDM yang berkompetensi akan menjadi sebuah kunci dalam menentukan kesuksesan Indonesia dalam memasuki Industri 4.0.

Memahami Gen Z

Generasi Z tumbuh di era digital, dimana internet dan teknologi informasi sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari mereka. Forbes Magazine membuat survei tentang generasi Z di Amerika Utara dan Selatan, di Afrika, di Eropa, di Asia dan di Timur Tengah. Atas dasar hasil itu dapat dikatakan bahwa generasi Z adalah generasi global pertama yang nyata. Teknologi tinggi dalam darah mereka, mereka telah tumbuh di lingkungan yang tidak pasti dan kompleks yang menentukan pandangan mereka tentang pekerjaan, belajar dan dunia. Generasi Z, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), diperkirakan menguasai sekitar 30% dari jumlah tenaga kerja di Indonesia pada tahun 2023. Pertumbuhan pesat ini menekankan perlunya pendekatan yang khusus untuk mengelola generasi ini di lingkungan kerja yang semakin kompetitif dan kompleks. Mereka memiliki harapan yang berbeda dalam tempat kerja mereka, berfokus pada karir, sangat ambisius dalam profesionalisme, serta memiliki keterampilam teknis dan pemahaman bahasa pada tingkat tinggi. Oleh karena itu, mereka merupakan sumber daya kerja yang sangat berharga. Pengusaha harus siap untuk menarik perhatian Gen Z karena mereka akan menjadi karyawan yang sangat produktif di era digital. Berikut merupakan beberapa karakteristik unik yang dimiliki Generasi Z, antara lain:

  • Generasi Digital: Generasi Z adalah generasi yang tumbuh di tengah perkembangan teknologi digital yang pesat. Mereka memiliki pemahaman yang mendalam tentang teknologi dan keterampilan digital. Hal ini memungkinkan mereka untuk menciptakan dan memanfaatkan media sosial, platform online, dan alat-alat digital lainnya untuk mempromosikan, menjual, dan mendistribusikan produk atau layanan mereka dengan lebih efektif.
  • Berorientasi pada Inovasi: Generasi Z cenderung memiliki imajinasi dan kreativitas yang kuat. Mereka mampu melihat peluang bisnis baru dan menghasilkan ide-ide yang segar dalam industri kreatif. Mereka juga cenderung berpikir out-of-the-box dan mempertimbangkan pendekatan baru dalam menghadapi tantangan bisnis.
  • Fleksibel dan Adaptif: Generasi Z dikenal sebagai generasi yang fleksibel dan cepat beradaptasi. Mereka cenderung memiliki minat yang beragam dan mampu mengembangkan keterampilan baru dengan cepat. Dalam konteks kewirausahaan industri kreatif, ini berarti mereka bisa melibatkan diri dalam berbagai bidang kreatif dan menggabungkan keterampilan yang berbeda.
  • Mampu berkolaborasi: Generasi Z hidup dalam dunia yang terhubung secara digital. Mereka cenderung memiliki jaringan sosial yang luas dan terbiasa berkolaborasi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang dan lokasi geografis yang berbeda. Banyak yang lebih memilih bekerja dalam tim dibandingkan bekerja sendiri. Hal ini memungkinkan mereka untuk berkolaborasi dengan profesional kreatif lainnya, seperti desainer, pengembang perangkat lunak, produser konten, dan lain sebagainya. Kolaborasi semacam ini dapat memperkaya ide dan memungkinkan terciptanya solusi yang lebih inovatif.
  • Peduli pada Isu Sosial dan Lingkungan: Generasi Z cenderung memiliki kesadaran yang tinggi terhadap isu-isu sosial dan lingkungan. Mereka peduli dengan masalah seperti keberlanjutan, keadilan sosial, dan kesetaraan. Misalnya mereka lebih mungkin membeli produk dari perusahaan yang menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan atau mendukung inisiatif sosial yang positif.

Dalam dunia kerja, perusahaan perlu memahami karakteristik ini dan menyesuaikan diri untuk membuat lingkungan kerja yang sesuai. Kebutuhan akan fleksibilitas, pengakuan terhadap kontribusi, dan pengembangan karir yang jelas menjadi hal-hal yang penting bagi Gen Z.

Maka, di era industri 4.0 ini peran HRD perlu memperhatikan aspek-aspek manajemen talenta yang baik dan efektif agar dapat menarik dan mempertahankan talenta Gen Z di tempat kerja untuk bisa mengejar perkembangan teknologi yang juga diseimbangkan dengan SDM yang melek teknologi seperti gen-Z saat ini. Serta kemampuan seorang HRD yang harus melakukan beberapa proses yang konsisten untuk mencari talent yang terbaik, melibatkan dan mempertahankan talent yang berkualitas tinggi, membantu mengembangkan keterampilan talent dan terus memotivasi mereka agar kerja optimal dan tidak boleh melakukan proses diskriminasi antar karyawan, tujuannya adalah menciptakan talent yang bertahan lama (karena mendapatkan kompensasi dari keunggulannya).

Beberapa hasil riset menunjukkan bahwa talenta dari generasi Z cenderung lebih sering berpindah pekerjaan dibandingkan generasi sebelumnya. Beberapa faktor yang menyebabkan hal ini, antara lain:

  • Hasrat untuk belajar dan berkembang: Gen Z menginginkan pekerjaan yang memberikan peluang untuk belajar dan berkembang. Jika mereka merasa tidak mendapatkan kesempatan tersebut, mereka mungkin akan mencari pekerjaan lain.
  • Work-life balance: Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi sangatlah dihargai oleh Gen Z. Mereka ingin memiliki waktu untuk keluarga dan teman-teman, serta untuk mengejar minat mereka sendiri. Jika perusahaan tidak menawarkan fleksibilitas kerja dan program work-life balance yang menarik, akan memungkinkan Gen Z untuk mencari pekerjaan yang lainnya.
  • Kepercayaan dan loyalitas: Gen Z lebih cenderung loyal dan setia kepada perusahaan yang nilai-nilainya selaras dengan nilai mereka dan yang memperlakukan mereka dengan hormat. Apabila mereka merasa tidak dihargai atau tidak diperlakukan dengan baik, mereka cenderung mencari peluang kerja di tempat lain.

Dalam era revolusi industri 4.0, HRD harus mengerti karakteristik unik Gen Z tersebut dengan mengadopsi pendekatan strategis yang inovatif dan fleksibel untuk menarik, mempertahankan dan mengembangkan talenta terbaik dari generasi Z, serta mempunyai strategi terbaik untuk menghadapi tantangan akan cepatnya perkembangan teknologi di dunia ini menjadi sebuah peluang bagi perusahaan.

Strategi HRD dalam Mengelola Talenta Gen-Z

Mengutip data IDN Research Institute dalam Indonesia Gen Z Report 2024, hal yang paling dicari Gen Z dari tempat kerja mereka adalah gaji dan tunjangan, kesempatan mengembangkan karir, lingkungan dan kultur kerja yang mendukung, serta kecocokan jenis pekerjaan dengan skill dan minat mereka. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh HR untuk meningkatkan retensi karyawan:

  • Penggunaan Teknologi Modern

HRD harus dapat memanfaatkan teknologi terkini untuk mengelola talenta Gen-Z. Ini termasuk penggunaan platform rekrutmen online, alat manajemen kinerja berbasis cloud, serta aplikasi komunikasi internal yang modern. Teknologi ini tidak hanya memudahkan proses HR, tetapi juga menarik bagi Gen-Z yang terbiasa dengan teknologi karena dapat menyingkat waktu kerja.

  • Tawarkan Pelatihan dan Pengembangan Karir yang Personal

Sebagai generasi yang terdidik, Gen Z selalu ingin belajar dan mengembangkan diri. Untuk mendukung mereka, berikan pelatihan yang dipersonalisasi sesuai dengan keterampilan yang dibutuhkan masing-masing individu dalam pekerjaan dan berbasis teknologi, seperti e-learning atau mobile learning karena akan lebih efektif. Program pengembangan karir yang personal akan membantu Gen-Z merasa dihargai dan termotivasi untuk terus berkembang dalam perusahaan.

  • Fleksibilitas Kerja dan Work-Life Balance

Generasi-Z sangat menghargai fleksibilitas dalam bekerja, work-life balance menjadi salah satu faktor yang dapat membuat mereka bertahan di perusahaan. Salah satu cara sederhana menerapkan keseimbangan waktu untuk pekerjaan dan kehidupan personal adalah dengan hybrid working, yaitu kombinasi antara bekerja di kantor dan di rumah. Kerja jarak jauh (remote) satu atau dua hari dalam seminggu akan berdampak positif bagi kesehatan fisik dan mental karyawan dibandingkan bekerja di kantor terus-menerus. Ini juga dapat meningkatkan produktivitas dan loyalitas karyawan.

  • Budaya Kerja yang Inklusif dan Kolaboratif

Menciptakan budaya kerja yang inklusif dan kolaboratif sangat penting untuk menarik dan mempertahankan Gen Z, mereka juga menghargai nilai-nilai sosial dan keberagaman. Ciptakan lingkungan kerja yang terbuka, transparan, dan suportif. Dorong komunikasi dan kolaborasi antar karyawan. Perusahaan yang menerapkan budaya non-diskriminasi dan memberi kesempatan yang sama bagi karyawan, dari mulai proses rekrutmen sampai promosi jabatan, lebih menarik di mata Gen Z dibandingkan perusahaan dengan karyawan homogen.

  • Pengakuan dan Penghargaan yang Adil Untuk Memotivasi

HRD harus merancang sistem penghargaan yang transparan dan berbasis kinerja, serta memberikan apresiasi secara rutin dalam bentuk finansial maupun non-finansial. Memberikan pengakuan dan penghargaan yang adil terhadap kontribusi karyawan adalah kunci untuk mempertahankan talenta Gen-Z dan membantu organisasi mencapai tujuan. Lalu berikan pula feedback atau umpan balik yang teratur kepada karyawan.

  • Peluang untuk Berinovasi dan Menciptakan Dampak Sosial

HRD dapat memfasilitasi inisiatif inovasi dengan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk mengerjakan proyek-proyek kreatif dan memberikan solusi terhadap masalah sosial. Dengan menyediakan platform untuk berkontribusi pada proyek sosial atau keberlanjutan perusahaan juga dapat membantu mereka merasa lebih terhubung dengan perusahaan dan meningkatkan komitmen mereka.

Gen Z adalah generasi yang penuh potensi dan dapat menjadi aset berharga bagi perusahaan. Dengan memahami karakteristik mereka dan mengembangkan strategi HR yang tepat, perusahaan dapat meningkatkan retensi karyawan Gen Z dan membangun tim yang kuat dan produktif untuk masa depan.

Kesimpulan

Revolusi Industri 4.0 membawa perubahan signifikan dalam industri, menurut integrasi teknologi digital dalam setiap aspek produksi. Generasi Z yang tumbuh di era digital, menjadi kunci dalam pengembangan industri kreatif dan inovasi teknologi di masa depan. HRD memiliki peran strategis dalam mengelola talenta Gen-Z yang memiliki karakteristik unik seperti keterampilan digital tinggi, orientasi inovasi, fleksibilitas, kemampuan kolaborasi, dan kepedulian sosial.

Untuk menarik, mempertahankan, dan mengembangkan talenta Gen-Z, perusahaan perlu mengadopsi strategi HRD yang modern dan adaptif. Strategi tersebut mencakup penggunaan teknologi terkini, pelatihan dan pengembangan karir yang personal, fleksibilitas kerja dan work-life balance, budaya kerja inklusif dan kolaboratif, sistem penghargaan yang adil, dan memberikan peluang untuk inovasi dan menciptakan dampak sosial. Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan retensi karyawan Gen-Z dan membangun tim yang kuat dan produktif untuk menghadapi tantangan di era Revolusi Industri 4.0.

-Maria Loiserina Turnip-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun