Aku duduk diam tenggelam bersama sang waktu
Sembari jemariku menghitung setiap detik yang berlalu
Namun tak ada kamu hadir disana menungguku
Hanya ada aku, setangkai mawar dan alam yang bisu
Masih segar dalam ingatan saat kamu tersipu malu
Saat saat awal kita pertama kali bertemu
Hingga kita yakin kita tercipta tuk bersatu
Mengarungi kehidupan yang luas dengan hidup yang baru
Sungguh dunia terlalu cepat berubah begitu juga denganmu
Bahkan danau toba belum kering seperti janji indahmu
Kamu sudah mendua dengan dia yang selalu menyanjungmu
Semua kenangan indah bersamamu sirna ditelan janji palsu
Disini aku duduk sendiri merenung memendam rindu
Di taman kota tempat yang kamu janjikan akan bertemu
Sementara kunang kunang beterbangan menutup senja yang kelabu
Langkahmu tak kunjung datang bahkan hingga mawar ditanganku layu
Selamat berbahagia, terimakasih atas warna yang kamu lukis dalam memoriku
Hanya doa dan syukur yang dapat kuberikan untukmu selalu
Dia pendampingmu akan menuntunmu melupakan masa lalu
Bersamanya hiduplah bahagia hingga ajal menjemputmu
...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H