Mohon tunggu...
Sibarbar Losung
Sibarbar Losung Mohon Tunggu... -

Berbuatlah kebaikan, maka kebaikan akan dilimpahkan kepadamu. Hidup ini singkat buatlah berarti...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Iseng...

18 Maret 2016   16:10 Diperbarui: 18 Maret 2016   16:19 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

pertemuan pertama kita berjalan baik, kita menghabiskan senja dengan sejuta cerita yang tiada habis habisnya, seperti sepasang kekasih yang lama tak jumpa, atau dua orang sahabat yang akrab, entahlah saya tidak tahu bagaimana menggambarkanya, yang pasti para pejalan itu berhasil kita buat iri dengan tertawa lepas sambung menyambung seolah esok tak punya kesusuhannya. Kita berjumpa lagi, lagi dan lagi, seolah hari hari tak berwarna kalo kita tak jumpa, kadang seminggu sekali, kadang tiga kali seminggu dan kadang setiap hari. kamu selalu punya cerita yang indah, dan aku?? aku selalu punya lelucon yang selalu membuatmu tertawa, walau mungkin sudah berkali kali ku ceritakan tetapi kamu selalu saja tetap tertawa, dan aku selalu menyukai cerita ceritamu, mimpi serta motivasimu.

...

Hari ini mendung, seperti hari biasa saja. Rasanya kalo hari libur mendung serasa ga libur, hari masih pagi , aku kembali tidur. Aku terbangun setelah ponsel berbunyi, bunyi khas aplikasi pesan intant, setelah aplikasi kubuka ternyata pesan darimu minta ketemuan. Tak ada kata malas atau telat untukmu,kamu seperti penyemangat baru dalam hidupku, rasanya serasa hidup (biasanya biasa biasa/monoton) bila bersamamu. Kuda besiku segera meluncur menuju tempat kita akan menikmati hidup, yah secangkir kopi di temani pendongeng serasa hidup berabad abad, aku pun bingung kenapa harus kopi, kopi dan kopi, mungkin cintamu sudah terlalu dalam sama si kopi itu. Seperti biasa kamu selalu duduk melamun termenung bila sendiri, berbanding terbalik bila kita bersama, bahkan krl jepang kalah dengan ocehanmu. Tunggu... kenapa? kenapa wajahmu murung?? kenapa, kenapa ada airmatamu membasahi pipimu?? kamu tersadar melihatku menghampirimu, dan kamu mengusap air matamu, tersenyum seolah olah tidak terjadi apa apa. ketika kutanya, kamu selalu mengalihkan pembicaraan, dan mengulang lelucon leluconku, tentu saja tidak lucu untuk saat ini. kamu begitu rapi menutupinya, tapi aku tak berhenti dan menyerah begitu saja.

"Iban.." kamu memandangku dalam, kulihat dimatamu besarang air mata. ingin rasanya menghapus air matamu,

" iyaaa ban e, ada apa"
"maafkan aku, maafkannnn akuu ibannn... hu..hu. .huu" dia menangis tersedu sedu, hingga menjadi perhatian beberapa pelanggan di Coffetta DOo Boo itu, tak apa aku sudah tidak peduli lagi.

"ceritalah ban e, siuuu. aku mendengarkan...."
...

Begitulah kamu mengisahkan kisah itu, kisah yang menusuk hati ini bahkan lebih sakit dari duri ribuan andaliman. Rasanya... rasanya seperti harapan yang indah yang selalu aku impikan hampir tiap malam hilang terbawa angin badai tanpa bersisa. Kenapa, kenapa kamu segampang itu, semurah itukah kamu??? aku ingin marah, tetapi marah sama siapa, aku bukanlah siapa siapa. Kamu hanyalah satu dari milyaran wanita yang kebetulan secara acak hadir dalam mimpiku, dalam harapanku. Aku kehilangan kata kata, aku hanya menatap kosong seolah aku berada ditepi jurang yang dalam, sudah sejak lama aku melihatnya, ketika aku menutup mata, jurang itu selalu ada hingga sekarang baru mengerti aku arti daripada jurang itu. Akh mungkin aku salah dengar, sekali lagi lagi dan lagi aku memastikan pendengaranku, sialanya ternyata semua benar. Mungkinkah… seorang wanita yang menjadi penyemangat hidupku, seorang yang menjadi harapan serta seorang yang menyelamatkanku kini berubah, kini berubahh, benarkah, mungkinkah...? ku lihat dia terisak isak seolah kepenatan beban yang berat sekaligus rahasianya kini tersalurkan, dia tertunduk pasrah. Salah siapa??  salah siapa??????? haruskah dia kusalahkan atas semua ini, atau cinta yang membutakanya, atau alam yang menciptakan cinta?? Cintamu kepada pria itu telah membutakanmu, cintamu telah merenggut segala yang kamu miliki...

Aku hanya termenung memandang jauh kebarat, pikiranku mengembara jauh, jauh melewati mentari yang kian tenggelam di bawah kaki gunung sana. semua seolah hambar, tak ada apa apa, penyesalan, harapan, cinta, benci, sayang, muak, dendam bercampur jadi satu. tapi tunggu.... benarkah semua telah hilang??? benarkah semua sudah direnggut??? apa tidak ada yang yang bersisa sekalipun puing puing hati mu yang sudah hancur?? ketika kamu mulai bisa menahan gejolak hatimu, kamu ingin mengucapkan beberapa kata lagi, tetapi aku tak ingin mendengar lebih banyak lagi. Aku menarikmu kedalam pelukanku, memelukmu erat, aku tak ingin melepasmu, seolah kamu adalah milikku. Aku berdosa, tetapi aku lebih berdosa bila membiarkanmu berlarut dalam kesedihan yang dalam. Sudah cukup, kamu sudah cukup menderita, aku tak ingin menambahnya lagi dengan keegoanku. Bila kamu kamu mengijinkan aku ingin membangun kembali puing puing itu menjadi hati yang utuh, kuat dan memupuknya kembali dengan semangat, harapan dan mimpi mimpi indah.

...

Bersambung...

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun