Â
Sumber: www.antaranews.com
Â
Lihat langit asap tebal hitam membumbung ke udara
Bagaikan bala tentara hitam siap menggempur kota
Kota tempat kita mengadu layang di udara kini buram
Buram oleh polusi limbah dan suara yang meneror hingga malam
Masih ingatkah dikau wahai kawan yang baik dan budiman
Saat kita terjun bebas menimati segar nya air sungai di pinggir kota
Sungai tempat para orangtua menangkap ikan
Sungai tempat mata pencaharian para warga
Sungai tempat kita bermain perahu dan belajar mendayung
Sungai yang membawa beribu kebaikan bagi kota kecil ini
kini hanya potret buram yang dipajang sedikit mengenang
Keindahannya buram oleh limbah pabrik para raja
Kini airnya keruh berbau, ikannya mati, dan menjadi jalur kapal besar para raja
bahkan kini nelayan hanya menangkap limbah olahan pabrik raja
perahu kecilnya menjadi mainan ombak kapal raja
yah para raja, raja kerakusan dan ketamakan yang tak terpuaskan
kota ku sayang kota ku malang yang kini hilang
Hilang oleh peradaban yang berubah bagai negeri dongeng
Negeri yang dikuasai para penyihir dan mengekang para rakyat
Hutan hutan terbakar, gambut kering, kini tanaman para raja merajalela
Tanaman yang memberikan kekayaan berlipat pada raja
ya mereka para raja yang bahkan tanpa rakat tetap berkuasa
sementara wakil kita berkunjung ke negeri antah berantah
sibuk menanyakan harga dan berjemur di pantai di negeri seberang
wakil kita, ya mereka adalah pilihan kita untuk mewakili kemewahan
biarlah kita tetap bertahan, bertahan hingga kita terusir oleh raja
akh kawan kecilku, mungkin kah engkau peduli??
engkau kini jadi pelayan raja, kelak kaupun kan menjadi raja
Â
www.artikellingkunganhidup.com
pengertian-definisi.blogspot.com
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI