Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Senangnya Berjumpa dan Ngobrol dengan Om Nurulloh CEO Kompasiana

27 September 2024   11:33 Diperbarui: 27 September 2024   17:43 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mas Dyon, saya dan Om Nurul (Dokpri)

Foto dengan Paslon Gubenur Sulut Steven Kandouw & Denny Tuejeh (Foto Dokpri)
Foto dengan Paslon Gubenur Sulut Steven Kandouw & Denny Tuejeh (Foto Dokpri)

Tiba-tiba kami mendapat info bahwa Gubenur Olly berada di Tondano untuk menghadiri acara dalam rangka Pilkada serentak setelah pencabutan nomor paslon Pilkada di Minahasa.

Tiga mobil kembali bergerak menuju ke Tomohon menembus gelapnya jalan. Kami langsung menuju ke rumah kediaman pribadi Gubenur di Tonsaru, Tondano Selatan. Tak lama menunggu, rombongan Gubenur akhirnya tiba di Tonsaru.

Di dalam perjalanan itu, saya dan Om Nurul berbincang tentang kegiatan komunitas Kompasiana. Disebut nama "Kampret" (Kompasianer Hobi Jepret) yang dulu digawangi oleh Dhave, Nanang Diyanto, Arif Subagor, Didiet Widianto dan saya juga jadi anggota waktu itu. Lalu Koteka (Komunitas Traveller Kompasiana)  atau sekarang bernama Kotekasiana yang dimotori oleh mbak Gaganawati dari Jerman. Hingga sekarang Kotekasiana sering mengundang saya untuk ikut dalam Zooming setiap Sabtu jam 16.00 wib atau 17.00 wita.

Di malam yang terasa dingin di badan, dan hembusan angin dari arah Danau Tondano, saya diperkenalkan Om Nurul kepada para pejabat yang mendampingi Pak Olly Dondokambey. Saya melihat, paslon Gubenur Sulut Steven Kandouw yang berpasangan dengan Alfred Denny Tuejeh. Juga beberapa petinggi PDIP Sulut lainnya.

Di teras rumah pribadi Gubenur Sulut Tonsaru, siapa saja yang datang disambut garang oleh patung Banteng "Moncong Putih" yang terbuat dari kayu. Para Petinggi PDIP diingatkan melalui simbol "banteng garang" agar selalu waspada terhadap ancaman dalam berjuang tanpa meninggalkan "moncong putih" yang melambangkan dapat dipercaya dan komitmen dalam memperjuangkan keadilan dan kebenaran.

Perut saya yang mulai keroncongan malam itu, mulai nyaman ketika diajak makan malam oleh Pak Gubenur selaku tuan rumah. Lahap menyantap hidangan Coto Makasar dan Ayam Panggang dengan nasi bungkus.

Gunung Lokon (Foto Dokpri)
Gunung Lokon (Foto Dokpri)

Banyak hal yang diperbincangkan dalam obrolan malam itu bersama para pejabat dan para petinggi partai. Mulai pencabutan nomor urut paslon, yang katanya nomer membawa berkah dan amanah, juga deklarasi kampanye damai oleh KPU pada esok hari.

Setelah makan, Om Nurul dan tim Kompasiana berbincang dengan Gubenur Olly. Setelah selesai rombongan Gubenur kembali meneruskan perjalanan ke Manado.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Om Nurul dan tim yang mengantar saya pulang ke rumah di Kampus Lokon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun