"Pak Tri satu mobil dengan saya ya" pinta Om Nurul. Saya mengiyakan lalu masuk mobil duduk di baris kedua, di samping Om Nurul. Ada tiga mobil berangkat dari Lokon Tomohon menuju ke Mangatasik.
Perjalanan menuju ke Mangatasik terasa tidak melelahkan meski memakan waktu lebih dari satu jam. Banyak hal seputar Kompasiana menjadi bahan obrolan hangat kami.
"Baru tadi pagi kami tiba di Manado. Kami berempat dari Jakarta. Pak Josep Osdar, Mas Gyon dan Mbak Ery. Kami sudah janjian bertemu dengan Gubernur Sulut" kata Om Nurul membuka obrolan kami di mobil.
"Kami datang ke Manado diajak oleh pak Josep Osdar, wartawan Kompas Senior yang bertugas meliput kegiatan di Istana Kepresidenan dan di luar istana, sejak Pak Harto hingga Pak Jokowi. Pak Os, begitu panggilan akrabnya, selain wartawan juga kompasianer berpangkat "taruna" dan bergabung sejak 14 Januari 2020 dengan 40 tulisannya.
Roda mobil bergerak menuju Woloan, kemudian Tara-tara, Ranotongkor, Lolah, Lemoh, Tanawangko hingga sampai di rumah singgah Gubernur di jalan arah ke Pantai Mangatasik. Perjalanan tersebut menghabiskan waktu kurang lebih satu jam.
Dalam obrolan di mobil, Om Nurul menaruh perhatian pada Kompasianer yang tinggal di sekitar Manado. Beliau menyebut beberapa nama seperti Johanis Malingkas, Kamil Ichsan, rumah kayu dan lainnya. Katanya, sudah dihubungi tapi tidak menjawab. Ingin sekali untuk kopdar dengan kompasianer dari Manado, meski waktunya sangat mendadak dan singkat.
Om Nurul menceritakan bahwa Kopdar Kompasianer dalam satu kota dan sekitarnya sekarang ini menjadi tren yang menambah nilai plus bagi Kompasiana. Di kopdar itulah kita bisa saling sharing selain membangun persaudaraan hingga berencana membuat event bersama. Tak hanya itu, Om Nurul sering diundang untuk jadi pembicara dalam Kopdar oleh komunitas Kompasiana.
"Om Nurul saya punya usul bagaimana kalau salah satu acara pada event Kompasianival diadakan meeting online nasional agar kompasianer yang tinggal di daerah, bisa merasakan gebyarnya Kompasianival sekaligus menjadi ajang kopdar" ungkap saya kepada Om Nurul saat mobil melintas di sekitar Lolah.
Ide kopdar Nasional secara online, tak sedikit resiko yang ditanggung. Bisa jadi, kompasianer tidak mau datang ke event Kompasianival, gegara merasa sudah cukup ikut kopdar online. Di sisi lain Om Nurul juga memaklumi bahwa biaya perjalanan ke Jakarta bagi Kompasianer dari luar Jawa, tak murah.
Obrolan berlanjut tentang Kompasianival tahun lalu. Cerita Om Nurul, Kompasianival sudah menjadi agenda rutin setiap tahun. November 2023) kegiatan Kompasianival "sustaination" di Bentara Budaya Jakarta, sebagian acara yang mengambil tempat secara outdoor mengalami kendala hujan badai. Beberapa boot tersapu oleh angin hingga roboh. Namun, kegiatan workshop, community sharing, Kompasiana Award tetap berjalan.