Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Wisata Religi Bukit Doa Mahawu, Menawarkan Experience Tourism

28 Maret 2022   12:53 Diperbarui: 2 April 2022   13:57 1937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ukurannya stinggi manusia (Dokpri)

Setiap Jumat Masa Pra-paskah, stasi Jalan Salib di Bukit Doa Mahawu (ketinggian 900 -1200 mdpl), Tomohon, Sulawesi Utara, ramai dikunjungi peziarah. 

Sekitar satu jam perjalanan dari Manado ke Bukit Doa Mahawu, Tomohon.

Bagi umat Katolik, Jalan Salib atau yang dikenal "Via Dolorosa" (jalan Penderitaan Yesus) sudah menjadi tradisi devosi umat Katolik sejak berabad-abad yang lalu.

Pada abad ke 14 Fransiskus dari Asisi dan para rahib Fransiskan untuk pertama kali mempopulerkan Jalan salib (waktu itu disebut devosi Sengsara Yesus) kepada umat Gereja. Sejak saat itu, gereja-gereja mulai membiasakan diri untuk mengadakan ibadah Jalan Salib dalam rangka mengenangkan kisah sengsara Yesus.

Paus Clement XII (1730-40) menetapkan 14 pemberhentian pada Jalan Salib. Hingga sekarang, Jalan Salib memiliki 14 pemberhentian atau stasi yang diawali dari kisah Yesus dijatuhi hukuman mati oleh Pilatus hingga Yesus dimakamkan di kubur.

Menariknya, penggambaran kisah sengsara Yesus tidak lagi diwujudkan hanya dalam bentuk gambar lukisan tetapi menggunakan patung-patung setinggi manusia.

Stasi
Stasi "Yesus Disalibkan" (Dok. FB Jimmy)

Ukurannya stinggi manusia (Dokpri)
Ukurannya stinggi manusia (Dokpri)

Di Gua Maria Lourdes, Perancis, misalnya, destinasi wisata ziarah terkemuka di Eropa itu, memiliki stasi Jalan Salib dengan patung-patung berukuran manusia dewasa.

Jalan Salib tempat ziarah Gua Maria di seluruh Indonesia, kini memiliki Jalan salib dengan menggunakan patung-patung setinggi manusia dewasa.

Kelompok para peziarah yang datang di Bukit Doa Mahawu berasal dari berbagai tempat.

Makam Yesus Stasi 14 (Dokpri)
Makam Yesus Stasi 14 (Dokpri)

Kelompok guru-guru Sekolah Lokon, berjumlah 45 orang,  sejak jam 7 pagi hari sudah siap untuk melakukan ibadah Jalan Salib (25/3/2022).

"Ibadah Jalan Salib ini, kita laksanakan setelah menyelesaikan pelaksanaan Ujian Semester dan sekaligus menjadi kesempatan bagi kita semua untuk melakukan pertobatan pribadi. Barangkali kita telah melalukan kesalahpahaman dengan rekan guru, suami, istri atau orang lain. Mari kita gunakan ibadah ini dengan sebaik-baiknya" ujar Stephanus, Kepala Sekolah SMA.

Sabtu paginya (26/3/2022) tak ketinggalan beberapa kelompok Ibu-ibu Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) dari Tomohon, Bitung, Manado datang untuk Jalan Salib. Jumlahnya mencapai 100 orang.

Ada juga satu kelompok kecil dari Gorontalo. 

Dari stasi pertama hingga stasi keempat belas, peziarah beribadah Jalan Salib melewati jalan berkelok di lerang tebing bukit dengan pemandangan Gunung Lokon yang indah.

Setelah menyelesaikan pemberhentian "Yesus dimakamkan", peziarah melanjutkan berdoa di depan Gua Maria. "Per Mariam ad Jesum" (melalui Maria menuju Yesus), begitulah ibadah mereka.

Berdoa di depan Salib Yesus (Dokpri)
Berdoa di depan Salib Yesus (Dokpri)

Veronika dan Yesus (Dokpri)
Veronika dan Yesus (Dokpri)

Kapel Bunda Maria (Chapel of Mother Mary) dipakai untuk penutupan ibadah berupa misa yang dipimpin oleh Romo, pembimbing spiritual mereka.

Bukit Doa Mahawu, yang berlokasi di kaki Gunung Mahawu, tepatnya di jalan Lingkar Timur Tomohon, memang dikenal sebagai destinasi wisata religi.

Ibu-ibu WKRI Ibadah Jalan Salib (Dok. FB Jimmy)
Ibu-ibu WKRI Ibadah Jalan Salib (Dok. FB Jimmy)

Luas area Bukit Doa Mahawu sekitar 20 ha. Tetiba di lokasi, pengunjung disambut dengan udara sejuk segar pegunungan. Tak hanya itu, mata dimanjakan dengan pemandangan alam yang indah. Yang paling bagus pemandangan Gunung Lokon (ketinggian 1850 mdpl) secara utuh.

Ingin mengadakan retret atau rekoleksi di Bukit Doa Mahawu? Sangat memungkinkan. Tersedia rumah retret Alamanda, yang dibangun dengan konsep "sinergi alam. Bangunan dan rohani" dan bergaya rumah panggung kayu, bisa menampung hingga 100 orang.

Untuk berkumpul dan mengadakan kegiatan atau pentas seni dalam jumlah 100 orang lebih, bisa menggunakan Ampiteater.

Chapel of Mother Mary (Dokpri)
Chapel of Mother Mary (Dokpri)

Interior Chapel (Dokpri)
Interior Chapel (Dokpri)

Sedangkan untuk beribadah atau pemberkatan perkawinan bisa menyewa Kapel Bunda Maria. Kapel ini dikenal sebagai "wedding chapel" karena arsitekturnya mirip kapal Nabi Nuh terbalik dengan 9 kerangka melengkung.

Tetiba di Bukit Doa Mahawu, jangan lupa untuk berswafoto di spot-spot foto yang berlatarbelakang pemandangan alami seperti Gunung, Kapel atau Ampiteater.

Tinutuan dan Pisang Goreng (Dokpri)
Tinutuan dan Pisang Goreng (Dokpri)

Bila tenggorokan Anda terasa kering dan perut keroncongan, tak usah kuatir. Singgahlah di Kafe Mahawu atau Kafe Moyaporong. Menyeruput kopi hitam atau kopi susu panas di lingkungan berhawa sejuk, pasti menambah sensasi. Atau pesan Tinutuan (bubur Manado) dan pisang/ubi goreng hangat yang dicocol dengan rica roa, makin nikmat rasanya.

Itulah Bukit Doa Mahawu, destinasi wisata religi di Tomohon, Sulawesi Utara. Tempat wisata yang menawarkan "experience tourism" (pelaku perjalanan yang ingin merasakan sesuatu saat bepergian) dan "ecotourism" (pariwisata berwawasan lingkungan yang memberdayakan aspek konservasi alam, budaya setempat dan kearifan lokal).

Siapa saja yang mengunjungi Bukit Doa Mahawu, wajib rela merogoh kantong sebesar 25 ribu untuk tiket masuk dan tiket itu bisa ditukar dengan secangkir kopi atau teh yang ditemani pisang goreng rica roa di kafe.

Salam wisata! Selamat Prapaskah!


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun