Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Surga Tersembunyi di Pulau Lihaga DSP Likupang-Sulawesi Utara

23 Maret 2022   13:13 Diperbarui: 23 Maret 2022   13:21 3079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"....Selain itu, pelaksanaan Konferensi Internasional ini menjadi kesempatan untuk membangun kolaborasi dengan menggali semua potensi DSP Likupang dengan menggunakan parameter tiga T yaitu tepat manfaat, tepat sasaran, dan tepat waktu untuk kebangkitan ekonomi, membuka lapangan kerja seluas-luasnya di Sulawesi Utara, khususnya di Likupang" tegas Sandiaga Uno, Menteri PAREKRAF pada saat membuka Konferensi Internasional Likupang yang bertemakan "Likupang North Sulawesi: Discover The Hidden Paradise" yang digelar secara hibrida di Novotel Manado Golf Resort and Convention Center, Selasa (8/3/2022).

Sabtu (19/03/2022) yang lalu, saya mengantar tamu dari Jakarta ke Pulau Lihaga. Pulau ini berlokasi di wilayah Daerah Super Prioritas Likupang-Sulawesi Utara.

Mengapa saya mengajak tamu ke Pulau Lihaga dan bukan ke tempat wisata lainnya?

Alasan saya, Pulau Lihaga berada di DSP Likupang-Sulawesi Utara. Tepatnya berlokasi di Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara.

Pulau Lihaga juga menjadi destinasi alam bawah laut yang eksotik selain memiliki pasir putih yang lembut seperti bedak. Tersedia berbagai fasilitas wisata air, spot foto, tempat pertemuan, homestay dan makanan/minuman yang dibutuhkan wisatawan.  

Dengan perahu kaca, wisatawan mendayung ke area sekitar pantai, untuk menikmati keindahan terumbu karang yang sedang dicumbui oleh ikan-ikan kecil seperti Nemo atau bintang laut, kima (kerang) dan lainnya.

Tak sedikit wisatawan melakukan diving atau snorkeling bisa dalam menjelajah keindahan alam bawah laut di sekitar Pulau Lihaga.

Cafe Lihaga (Sumber: Fido R/Lihaga Island)
Cafe Lihaga (Sumber: Fido R/Lihaga Island)

Bawah Laut Lihaga (Sumber: @Lihaga.Island)
Bawah Laut Lihaga (Sumber: @Lihaga.Island)

Ke Lihaga, Mudah kok

Sabtu pagi yang masih sejuk, roda minibus Toyota Hiace putih berputar dan meninggalkan tempat penginapan para tamu Jakarta di Tomohon.

Dalam perjalanan, Pak Agus sempat bertanya berapa lama sampai ke Lihaga. Beliau juga bertanya untuk sampai ke pulau nanti naik apa?

Pertanyaan pak Agus itu lumrah. Tak sedikit wisatawan bertanya tentang moda transportasi ke pulau Lihaga.

"Dari Tomohon ke pelabuhan Serei, Likupang Barat ya kurang lebih sekitar satu jam. Janjian dengan kapal jam 09.00 berangkat dari Serei. Saya hitung, sesampainya di Serei kita bisa langsung berangkat ke pulau" jawab saya.

Lalu saya menjelaskan, moda transportasi ke pulau Lihaga sangat mudah. Pengelola Lihaga bisa menjemput dan mengantar pulang wisatawan dari Serei ke Lihaga bolak-balik. Tentu, perlu kontak pengelola untuk booking lebih dahulu.

Speedboat Onyx (Sumber: Fido R)
Speedboat Onyx (Sumber: Fido R)

Untuk kapasitas 15 orang dilayani dengan speedboat Onyx. Lebih dari 15 orang menggunakan perahu yang mampu mengangkut lebih dari 30 orang. Penduduk Serei yang rata-rata beberapa nelayan memiliki perahu berkapasitas 30 orang lebih yang bisa disewa wisatawan.

Kapal PELNI KM Garda Nusantara (Dokpri)
Kapal PELNI KM Garda Nusantara (Dokpri)

Selain itu, Dinas Perhubungan Likupang memberikan fasilitas bagi wisatawan yang ingin ke pulau Lihaga dengan menggunakan Kapal PELNI KM Garda Nusantara, dengan jadwal berlayar setiap Sabtu dan Minggu. Kapal Pelni berangkat dari Pelabuhan Munte Likupang jam 10.00 dan dijemput di Lihaga jam 15.00.

"Tapi, wisatawan harus registrasi dulu ke pihak Pelni karena masuk ke daftar tunggu kapal. Dan tidak dipungut bayar alias masih gratis" ujar Hayben, pengelola Lihaga melalui WA.

Setibanya di dermaga Lihaga, saya melihat beberapa wisatawan datang dengan speedboat pribadi yang dikawal dengan dua Jetski. Katanya mereka berangkat dari pelabuhan Manado. Jetski digunakan untuk berputar mengelilingi pulau dan dipakai untuk mengantar yang ingin diving.

KN Singa Laut dan KN Gajah Laut di Serei (Dokpri)
KN Singa Laut dan KN Gajah Laut di Serei (Dokpri)

Pelabuhan Rakyat Serei Likupang

Tetiba di pelabuhan Serei rupanya kami sudah ditunggu oleh Onyx, speedboat yang kami tumpangi ke Lihaga. Jarum jam menunjuk ke angka sembilan kurang sepuluh menit.

Di pelabuhan ini kami disuguhi pemandangan yang jarang-jarang kami lihat.

Dua kapal ukuran besar milik Bakamla (Badan Keamanan Laut) Indonesia Coast Guard bertuliskan KN. Singa Laut dengan nomor lambung 402 dan satu lagi KN Gajah Laut bernomor lambung 404 bersandar rapi di pelabuhan Serei berdampingan dengan perahu-perahu nelayan.

Homestay Lihaga (Sumber: Fido R)
Homestay Lihaga (Sumber: Fido R)

Di samping membuat suasana pelabuhan tampak hidup, kehadiran dua kapal Bakamla  itu mencerminkan keamanan laut Indonesia khususnya di Likupang terus dijaga dengan baik dan aman.

Turun dari speedboat, petugas Lihaga menyambut kami dengan ramah dan membantu membawakan barang bawaan kami. Lalu, mengantar kami ke homestay yang sudah kami pesan sebelumnya.

Homestay terbuat dari rumah kayu itu tampak kokoh berdiri di atas bebatuan pantai Lihaga dengan latar belakang hutan kecil. Di depan homestay, disiapkan meja makan dan kursi yang nanti kami gunakan untuk rapat dan makan siang dengan tamu Jakarta.

Hutan Lihaga (Sumber: Fido R)
Hutan Lihaga (Sumber: Fido R)

Meja Kursi Pantai (Sumber: Fido R)
Meja Kursi Pantai (Sumber: Fido R)

Jalan Kaki Keliling Pulau

Rasanya kaki ini gatal kalau tidak berjalan keliling pulau. Pulau Lihaga luasnya hanya 8 ha dan sudah ada jalur untuk jalan kaki keliling pulau.

Selain berjalan mengikuti jalur jalan kaki, kami sempatkan untuk berswafoto di spot-spot foto yang memiliki view yang indah.

"Kemarin dulu saya bawa sepeda dari rumah dan berkeliling ke pulau sambil menikmati keindahan alam di pulau Lihaga" kata Fido, salah satu admin akun Instagram Lihaga Island, yang ikut dalam rombongan.

Fido juga menunjukkan salah satu spot foto dengan latar belakang hutan di sebelah Utara pulau. Pepohonan seperti Kemiri, Ketapang yang tumbuh subur di Lihaga dijaga keasriannya.

Ikan Tude (Sumber: Fido R)
Ikan Tude (Sumber: Fido R)

Ikan Bobara (Sumber: Fido R)
Ikan Bobara (Sumber: Fido R)

Paket Makanan 

Di ujung dermaga, tertulis "Himbauan bagi pengunjung Lihaga Island, denda Rp. 10.000,- jika terdapati membawa makanan dan minuman dari luar, berlaku mulai 1 Desember".

Karena penasaran, lalu saya bertanya ke Pak Theo, salah satu pengelola Lihaga. Dijelaskan bahwa himbauan itu mengarahkan pengunjung untuk pesan paket makanan dan minuman yang tersedia di pulau Lihaga ini.

"Kami berupaya menumbuhkan perekonomian penduduk lokal dengan cara membeli ikan tangkapan nelayan dan membangkitkan pasar tradisional dengan membeli bahan-bahan makanan dari mereka" jelas Pak Theo.

Himbauan Tidak Bawa Makanan Minuman (Dokpri)
Himbauan Tidak Bawa Makanan Minuman (Dokpri)

Jika pengunjung tidak membawa makanan dan minuman sendiri, risiko sampah berkurang. Disebutkan oleh Pak Theo, pemilahan timbunan sampah organik dan anorganik (plastik) di pulau Lihaga membutuhkan petugas khusus dan kami tidak membakar sampah tetapi mengelola sampah dengan metode ramah lingkungan.

Paket makanan dan minuman yang tersedia ada tiga macam. Rombongan bisa memilih paket makanan yang diinginkan. Paket komplet, paket standar dan paket hemat. Ketiga paket itu selalu ada ikannya, seperti ikan Tude (Ikan Kembung), ikan Bobara laut (Trevally Fish) yang dilengkap dengan sambal dan sayuran.

Saya dan rombongan menikmati paket makanan yang kami pesan. Ikan bakar Tude dan Bobara yang termasuk dalam paket standar kami makan dengan lahapnya dan menyisakan tulang-tulangnya. Memang, siang itu hawa di pulau rasanya ingin makan dan minum banyak.

Perahu Kaca (Sumber: Fido R)
Perahu Kaca (Sumber: Fido R)

Foto Bersama (Dok.pri)
Foto Bersama (Dok.pri)

Perahu Kaca dan Berenang

Dengan menggunakan kamera handphone, kami mengabadikan semua aktivitas kami seharian di pulau secara bergantian. Swafoto atau foto bareng di Lihaga yang eksotik, sayang untuk dilewatkan.

Tak terkecuali saat mendayung perahu kaca dan berenang di area pinggir pantai yang terdapat terumbu karang dan biota laut. Asyik juga mendayung perahu kaca di atas indahnya terumbu karang.

Mural di Cafe (Sumber: Fido R)
Mural di Cafe (Sumber: Fido R)

Biaya di Lihaga murah?

Biaya yang harus kami rogoh dari kocek selama di Lihaga, sangat sebanding dengan yang kami dapatkan selama berwisata di pulau perawan ini dari pagi hingga sore hari.

Total kami bayar sejumlah Rp. 3.225.000,- untuk 15 pax. Riciannya sebagai berikut, tiket masuk Pulau Lihaga Rp. 50.000,- per orang. Prasmanan standar per orang Rp. 85.000,- Transport speedboat Onyx Rp 1.200.000,- pulang pergi.

Akhirnya, saya dan rombongan tamu Jakarta kembali ke penginapan dengan perasaan senang dan puas setalah menikmati indahnya Indonesia di pulau Lihaga. Setibanya di penginapan, langit sudah gelap dan makan malam siap disantap.  

Marjo ka Likupang! Surga tersembunyi di Sulawesi Utara.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun