"Kami berupaya menumbuhkan perekonomian penduduk lokal dengan cara membeli ikan tangkapan nelayan dan membangkitkan pasar tradisional dengan membeli bahan-bahan makanan dari mereka" jelas Pak Theo.
Jika pengunjung tidak membawa makanan dan minuman sendiri, risiko sampah berkurang. Disebutkan oleh Pak Theo, pemilahan timbunan sampah organik dan anorganik (plastik) di pulau Lihaga membutuhkan petugas khusus dan kami tidak membakar sampah tetapi mengelola sampah dengan metode ramah lingkungan.
Paket makanan dan minuman yang tersedia ada tiga macam. Rombongan bisa memilih paket makanan yang diinginkan. Paket komplet, paket standar dan paket hemat. Ketiga paket itu selalu ada ikannya, seperti ikan Tude (Ikan Kembung), ikan Bobara laut (Trevally Fish) yang dilengkap dengan sambal dan sayuran.
Saya dan rombongan menikmati paket makanan yang kami pesan. Ikan bakar Tude dan Bobara yang termasuk dalam paket standar kami makan dengan lahapnya dan menyisakan tulang-tulangnya. Memang, siang itu hawa di pulau rasanya ingin makan dan minum banyak.
Perahu Kaca dan Berenang
Dengan menggunakan kamera handphone, kami mengabadikan semua aktivitas kami seharian di pulau secara bergantian. Swafoto atau foto bareng di Lihaga yang eksotik, sayang untuk dilewatkan.
Tak terkecuali saat mendayung perahu kaca dan berenang di area pinggir pantai yang terdapat terumbu karang dan biota laut. Asyik juga mendayung perahu kaca di atas indahnya terumbu karang.