Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

"Blue Moon" Bukan Bulan Berwarna Biru, Tapi...

22 Agustus 2021   21:16 Diperbarui: 23 Agustus 2021   10:53 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam ini (22/8/2021) kembali fenomena langit "Blue Moon" dapat disaksikan di wilayah Indonesia mulai pukul 18.00 waktu setempat.

"Sejatinya bulan biru (blue moon) bukan bulan yang berwarna biru tetapi sebutan untuk bulan purnama ketiga dari salah satu musim astronomis yang di dalamnya terjadi empat kali Bulan Purnama" kata Andi Pangerang, Peneliti LAPAN, saat dikonfirmasi oleh Kompas.com tentang fakta asal usul Bulan Biru.

Meski dikatakan bukan bulan berwarna biru, saya tetap penasaran untuk menyaksikan fenoma langit langka itu dari tempat tinggal saya.

Muncul dari balik Gunung Mahawu (Dokumentasi pribadi)
Muncul dari balik Gunung Mahawu (Dokumentasi pribadi)

Betapa tidak, saya merasa kecewa karena saat terjadinya puncak hujan meteor "Perseid" di langit Indonesia pada tanggal 12 dan 13 Agustus 2021 yang lalu, tak satu pun meteor saya lihat.

Saat itu saya sudah bersiap diri di lapangan gelap dengan membawa tripod dan kamera. Sambil sering mendongak kepala ke arah langit yang baru saja ditinggal bulan sabit, saya tak satupun melihat meteor jatuh.

Konon, dari berbagai sumber, dikatakan bahwa fenomena Bulan Biru Musiman itu, terjadi sedikit lebih jarang daripada Bulan Biru bulanan---dalam 1100 tahun antara 1550 dan 2650, ada 408 Bulan Biru Musiman dan 456 Bulan Biru Bulanan. 

"Baik musiman maupun bulanan, Bulan Biru terjadi kira-kira setiap dua atau tiga tahun" kata salah satu sumber.


Saya menyaksikan Bulan Biru itu dari lapangan sekolah malam itu. Bulan bergerak muncul dari balik Gunung Mahawu sebelah Timur Kota Tomohon.

Tak lupa fenomena langit Bulan Biru (Bulan Purnama), saya abadikan dengan menggunakan kamera DSLR dan HP Note 20 Ultra, yang saya seting mode pro dan manual. Setingan kamera seperti ini 1/200, F9, ISO 160.

Untuk mendapatkan video dan foto yang baik, setingan kamera itu tidak harus seperti itu. Yang penting saya menghindari pakai "slow speed" dan mempertahankan model Manual.

Bulan Biru (Dokumentasi pribadi)
Bulan Biru (Dokumentasi pribadi)

Secara kasat mata, bulan memang tidak berwarna biru. Sebaliknya, berwarna putih terang dan mampu untuk menembus awan yang lewat.

Menjadi warna biru, ketika "white balance" saya putar ke mode "Tungsten Light".

Karena itu, kesimpulan saya, tidak semua kehebohan fenomena langit, terutama yang bisa dilihat di seluruh wilayah Indonesia, bisa dengan mudah disaksikan sebagaimana diinformasikan dalam narasi berita.

Namun, tanpa fenomena langit seperti itu, saya setidak-tidaknya bisa belajar astrophotography, yaitu jenis fotografi yang memotret gambaran objek langit dan pencatatan itu berguna untuk mempelajari ilmu astronomi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun