Tak lupa fenomena langit Bulan Biru (Bulan Purnama), saya abadikan dengan menggunakan kamera DSLR dan HP Note 20 Ultra, yang saya seting mode pro dan manual. Setingan kamera seperti ini 1/200, F9, ISO 160.
Untuk mendapatkan video dan foto yang baik, setingan kamera itu tidak harus seperti itu. Yang penting saya menghindari pakai "slow speed" dan mempertahankan model Manual.
Secara kasat mata, bulan memang tidak berwarna biru. Sebaliknya, berwarna putih terang dan mampu untuk menembus awan yang lewat.
Menjadi warna biru, ketika "white balance" saya putar ke mode "Tungsten Light".
Karena itu, kesimpulan saya, tidak semua kehebohan fenomena langit, terutama yang bisa dilihat di seluruh wilayah Indonesia, bisa dengan mudah disaksikan sebagaimana diinformasikan dalam narasi berita.
Namun, tanpa fenomena langit seperti itu, saya setidak-tidaknya bisa belajar astrophotography, yaitu jenis fotografi yang memotret gambaran objek langit dan pencatatan itu berguna untuk mempelajari ilmu astronomi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H