Saya dan teman-teman memilih jalur kedua. Tetibanya di pendakian via jalur Pelangi, saya agak terkejut melihat banyak mobil dan sepeda motor sudah parkir jalan masuk padahal masih pagi. Bahkan, saya lihat rombongan lain berdatangan untuk mendaki.
Kemacetan di sekitar jalan masuk pedakian tak terhindarkan. Tidak tersedianya lokasi parkir khusus untuk mobil dan sepeda motor dan kecenderungan sopir memarkir kendaraannya di pinggir jalan, menjadi penyebab kemacetan.
Semoga pemerintah Tomohon mulai memperhatikan soal parkir kendaraan wisatawan yang mendaki Gunung Lokon.
"Hari libur memang cocok untuk mendaki gunung Lokon. Sekalian mencari keringat atau berolahraga untuk menjaga stamina di masa pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Apalagi jalur kedua pendakian Gunung Lokon sekarang lebih mudah dan aman untuk mengajak anak-anak ikut mendaki. Waktu tempuhnya hingga Kawah Tompaluan sekitar satu jam saja," kata Ance sambil menggandeng Enjin yang masih duduk di kelas 2 SD.
Hampir semua nama Gunung-gunung di Minahasa, Sulawesi Utara diberi nama sesuai dengan siifat yang biasa terjadi di gunung iru. Orang Minahasa menamai Gunung Mahawu, salah satu gunung berapi yang mengapit Kota Tomohon sebelah Timur, karena memiliki sifat sering mengeluarkan abu.
Orang menyebut Gunung Lokon, yang juga mengapit Kota Tomohon di sebelah Barat, karena gunung itu paling tua dan paling besar. Dalam bahasa Tombulu, disebut Tou Tua Lokon yang berarti sudah tua.
Masyarakat percaya, hingga sekarang, bahwa setiap gunung ada penghuninya. Lalu, siapakah yang menghuni Gunung Lokon?Â