Sabtu pagi (30/11/2019), sebelum matahari tegak bersinar, di kaki Gunung Lokon yang sejuk udaranya dan bersih, persisnya di halaman sekolah Lokon, telah berkumpul banyak orang berkaos orange. Setiap peserta memiliki empat nomer digit. Dipasang di bawah tulisan Tomohon Run 2019.
"Menghubungkan lari dengan alam. Sekaligus mengkampanyekan hidup sehat lewat lari bagi warga Tomohon dan sekitarnya. Tak hanya itu, Tomohon Run mengkolaborasi antara olah raga dengan wisata yang ada di Tomohon. Istilahnya Sport Tourism" ungkap Stephanus Poluan, anggota panitia sekaligus pengurus Mareno Running Club (MRC) Tomohon.
Tomohon Run ini start dan finish di halaman SMA Lokon. Kategori lari yang dilombakan 10K atau 10 kilometer dengan rute melalui jalan raya Tomohon hingga Menara Alpha Omega di pusat kota kemudian kembali melewati perkebunan warga di kaki Gunung Lokon.
"Peserta yang mendaftar 325 pelari. Mereka berasal selain dari Tomohon ada yang datang dari Makasar, Gorontalo, Manado, Bitung, Minahasa Utara dan Palu. Kami, selaku panitia, merasa senang. Berharap pada lomba berikutnya kami bisa menyelenggarakan kategori Marathon. Potensi alam di Tomohon sangat mendukung karena udaranya masih bersih dan sejuk" kata Jack Poluan, Ketua Panitia Tomohon Run 2019.
Dengan membayar 100 ribu, peserta mendapatkan kaos, medali finisher serta minuman dan makanan sehat seperti buah pisang dan kukis khas Tomohon. Pemerintah kota Tomohon membantu dalam bidang kesehatan, keamanan dan ketertiban sehingga dalam lomba, pelari merasa nyaman dan aman.
Dari pemantauan, yang meraih juara lari Tomohn Run 2019 10 K putra, mampu menyelesaikan dalam waktu 1 jam lebih sedikit. Sementara juara putri sekitar 1 jam tiga puluh menit. Hebatnya, para juara putri didominasi oleh pelari yang relatif muda.
Sedangkan juara putra, didominasi pelari dari tentara Kodam Merdeka. Katanya, mereka terinspirasi dari altit pelari Nasional, Agus Prayoga yang sering mendulang juara lari dan katanya berasal dari TNI.