Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Tari Kecak Uluwatu, yang Kocak

13 Agustus 2019   20:20 Diperbarui: 13 Agustus 2019   20:25 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merekam taria kecak (Dokpri)

Ramayana berasal dari kata Rama dan Ayana, yang memilki arti perjalanan Rama dalam memerintah Kerajaan Kosala. Dewi Sinta, puteri Prabu Janaka, dipinang oleh Rama karena memenangkan sayembara yang diadakan oleh Janaka. Singkat cerita, Rama dan Sinta hidup bahagia di Ayodya.

Saat Rama bertapa, Rahwana yang semula ingin balas dendam untuk Suparnaka, akhirnya menculik Dewi Sinta, yang berparas cantik, untuk dijadikan istri dan diboyong ke Kerajaan Alengka. Lalu Rama menyerbu kerajaan Alengka untuk merebut kembali Dewi Sinta. Dalam peperangan itu, Rama dibantu oleh Sugriwa dan Hanuman bersama ribuan wanara (kera). Akhirnya Rama berhasil membawa pulang Dewi Sinta.

Dalam pertunjukan tari kecak, apa yang diperagakan oleh Hunuman, si kera putih yang sakti, mengundang decak kagum penonton karena berinteraksi dengan penonton lewat kejahilannya dan kocaknya. Seorang penonton ditarik dari tempat duduknya, dan disuruh memakai topeng (milik salah satu raksasa) kemudian di hadapan penonton minta untuk difoto. Click!

Duduk di belakang (Dokpri)
Duduk di belakang (Dokpri)

Hanoman lari ke arah penonton dan duduk berdekatan dengan salah satu penonton dan minta difoto. Jahil Hanuman terlihat saat ada penonton yang kepalanya botak dielus-elus.

Rahwana, raksasa yang mengganggu isteri Rama, juga berperan kocak di hadapan penonton dengan cara melakukan absensi asal asul penonton dengan menggunakan bahasa Inggris, atau bahasa Korea, Perancis, China untuk menyapa penonton. Adegan itu membuat penonton terpikal-pikal karena diomongkan dengan kocaknya.

Merekam taria kecak (Dokpri)
Merekam taria kecak (Dokpri)

Karena tarian kecak dikemas sedemikian rupa sehingga suasana cair, interaktif dengan penonton dan apalagi diselingi humor, membuat penonton tidak merasa bosan. Rasanya durasi 1 jam itu seperti cepat sekali.


Mengakhiri pertunjukan sebi dramatari khas Bali, pembaca acara memberi kesempatan kepada para penonton yang ingin berfoto ria dengan para penari tanpa dipungut biaya. Tak sedikit penonton berfoto secara bergantian dengan para penari.

Itulah pengalaman saya saat mengisi waktu libur Juli lalu. Mengapa saya berburu tari kecak Uluwatu kok nggak menonton tari kecak di Ubud atau di tempat lain, karena di Uluwatu selain tarian kecaknya dikemas dengan kocak menghibur, juga suasana alam yang eksotik karena balutan sinar mentari merah lembayung saat terbenanm itu sungguh indah dipandang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun