Penerbangan dari Manado ke Timika terasa lama dan membosankan. Betapa tidak. Sopir menjemput saya pukul dua pagi. Ini sebenarnya kepagian, tetapi karena yang dijemput bukan hanya saya, masih ada tiga teman kerja yang harus dijemput sopir dari rumah masing-masing.
Rabu subuh itu (15/5) saya dan tiga teman kerja berangkat ke bandara Sam Ratulangi. Pesawat tinggal landas pukul 5 pagi. Check in secara online, sehari sebelumnya, membuat agak tidak buru-buru tetibanya di bandara.
"Waduh, nanti transit di Sorong 5 jam. Mau nunggu di bandara atau keliling kota?" tanya saya kepada rekan lain sambil melihat boarding pas Sriwijaya Air. Lantas kami sepakat untuk city tour kota Sorong, sekalian membeli oleh-oleh Keladi dan Sukun Goreng khas Sorong.
Oleh-oleh keladi dan sukun goreng kami temukan di dua tempat. Yang pertama di tempat produksinya di sebuah kampung dan yang kedua di supermarket SAGA.
Hujan menyambut kedatangan kami tiba di Bandara Mozes Kilangin, Timika, kota Kabupaten Mimika Papua. Panasnya udara Timika seakan didinginkan oleh curah hujan sehingga saat memasuki kota Timika menuju hotel, badan tak terasa gerah.
"Kalau sudah sampai di Timika, jangan lupa sambangi destinasi wisata yang ada di sini" ujar Desy, mengingatkan kami. Desy itu keponakan dari salah satu teman kerja saya dan berasal dari Tomohon tapi di Timika ia ikut suami dan sudah cukup lama tinggal di Timika.
1. Alun-alun Kuala Kencana
Kota "baru" bikinan PT Freeport Indonesia ini berada di tengah hutan yang asri dan memiliki saluran pembuangan air yang langsung mengarah ke pusat pengelolaan limbah. "Apabila hujan, air langsung hilang dan tak pernah terlihat ada genangan air" cerita Yono, teman saya yang bekerja di Freeport dan tinggal di kompleks pemukiman karyawan.