Selain dua perempuan berjilbab, dan turis asing, serta kami berdua, juga ikut dalam "sharing tour" satu keluarga dari Jakarta, suami-isteri dan kedua anaknya. Di samping itu, rombongan empat warga China, solo traveller dari China, Australia, sepasang turis dari Perancis dan India.
Satu lagi, bro Ari mengatakan untuk keperluan tiket masuk objek wisata yang dikunjungi, dan tips pemandu dan awak kapal, setiap peserta merogohkan koceknya sebesar 125 ribu untuk domestik, untuk non domestik 300 ribu. Tambahan biaya ini diberikan ke bro Ari di atas kapal sebelum tiba di Pulau Padar.
Pulau Padar Yang Tidak Memudar
Pulau Padar dengan keindahan alamnya sangat instagramble. Tak sedikit wisatawan yang ngetrip ke Komodo mengunggah fotonya di Pulau Padar di instagram.Â
Foto-foto di puncak bukit di Pulau Padar dengan tiga lekukan pantai birunya berpasir putih yang melatarbelakangi, tak lagi jadi mainstream di dunia maya tetapi itulah kecantikan pulau padar yang wajib dikunjungi.
Perjuangan, tekad dan semangat dalam pendakian rupanya harus dibawa untuk mencapai puncak Bukit Padar. Ini semua untuk sebuah keindahan dan panorama alam yang sangat indah.
Saya tak hanya berfoto ria. Duduk di atas bebatuan di puncak bukit dan memandang panorama alam di sekeliling memberikan kepuasan tersendiri sekaligus sebagai harga terbayarkan setelah "ngos-ngosan" mendaki.Â
Pulau-pulau berbukit, dengan lekukan pantai berpasir putih menggaris lautan biru bersih, membuat hati merasa tentram dan sekaligus mengusir kepenatan rutinitas kantor yang melelahkan.
Sekitar enam kapal merapat di Pulau Padar bersamaan dengan kapal kami. Itupun silih berganti. "Yah pagi ini sudah ada sekitar 100 wisatawan yang datang ke Pulau Padar" kata petugas berbaju hijau mirip pegawai Likungan Hidup.