Saya dan bersama tim jurnalis Lokon tiba di pusat kota sekitar jam 12 siang. Saat itu sedang melintas di jalan protokol kelompok SD. Lucu dan unik karena hampir semua siswi putri ber-make up cantik-cantik (dandan salon) ala fesyen yang berjalan di catwalk. Tak heran banyak perempuan Manado suka berdandan cantik karena sejak kecil sudah biasa pergi ke salon.
Sekitar pukul tiga sore, baru rombongan SMP melintas di jalan. Antusias para pelajar mengikuti pawai HUT RI rasanya semakin bertambah banyak. Tak hanya itu, setiap sekolah tampil kreatif dan apa yang ditampilkan tahun lalu menjadi acuan untuk tampil beda di tahun ini. Seragam yang dipakai para guru, selalu baru. Kostum siswa juga berbeda dengan seragam tahun lalu.
Warga tak beranjak pulang sebelum kelompok SMA melintas di jalan, meski langit sore sudah meredup. "Kami menunggu atraksi display dari marching band-marching band SMA. Selalu menarik, kreatif, atraktif untuk ditonton dan menghibur" kata seorang ibu yang duduk dengan cucunya di atas trotoar.
Entah kenapa SMA Lokon selalu tampil terakhir. Kata panitia HUT 73 RI, kalau Lokon lebih dulu tampil, penonton bisa bubar. Masak iya? Sudah menjadi pembicaraan umum di warga Tomohon, atraksi yang ditunggu-tunggu selain Lokon, juga marching band Seminari atau Smaker atau Familia.
"Tak masalah kalau kami (100 siswa lebih) menyiapkan hampir dua bulan siang malam untuk membangun kekompakan tim, kedisiplinan dalam berlatih, menyuguhkan kreatifitas seni dalam marching band" tutur Anggie, pelatih marching band dengan nada puas setelah anak asuhnya tampil keren di muka panggung kehormatan (liat video di bawah ini).
Sekali lagi Merdeka!!!