Menyebut Tondano bisa berarti kota Tondano, Danau Tondano atau Gunung Tondano. Kota Tondano merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Minahasa. 5 kecamatan yang dekat dengan danau Tondano adalah Kecamatan Tondano Timur, Kecamatan Eris, Kecamatan Kakas, Kecamatan Remboken, dan Kecamatan Tondano Selatan.
Danau Tondano adalah danau paling besar di Sulawesi Utara. Luas Danau Tondano mencapai 4.278 ha atau 42,78 km. Danau ini diapit oleh Pegunungan Lembean, Gunung Kaweng, Bukit Tampusu, dan Gunung Masarang.
Jaraknya hanya 35 km dari Manado atau 3 km dari Tomohon. Danau ini, penghasil ikan air tawar seperti ikan mujaer, pior/kabos, payangka wiko (udang kecil), nike sepat siang (arwana), tawes, pongkor, bontayan, lobster hitam, gurame kupu-kupu dan karper.
"Itulah sebabnya di sekitar danau Tondano, banyak permandian air panas. Bahkan warga desa Tataaran bisa menikmati air panas yang dialirkan ke rumah-rumah" ungkap Shinta, lulusan TI dari UNIMA, saat dalam perjalanan menuju salah satu rumah makan kuliner di pinggir danau.
Rata-rata bangunan rumah makan di pinggir danau terkesan menempel dan mengikuti kontur tanah bertebing. Tak heran memasuki rumah makan, kaki harus melangkah turun melewati tangga. Bahkan pondok-pondok tempat makan dibangun di atas air danau.
Berikut 4 macam kuliner yang layak diburu saat anda berwisata ke Danau Tondano, Minahasa. Per-porsi rata-rata dipatok dengan harga antara Rp 30.000,- hingga Rp 60.000,-.
Siput yang berkembang biak secara alami di danau Tondano, disebut oleh warga dengan nama "kolombi". Warna siput ini ada yang keemasan (keong emas) dan yang hitam. Dengan jala, para nelayan harus bangun pagi-pagi sebelum matahari menyengat, untuk mendapatkan kolombi ukuran besar yang mengapung di permukaan air danau.
Kuliner unik satu ini diolah menjadi sate kolombi atau kolombi woku santan. Menyantap kuliner ini, lidah siap bergoyang. Rasa pedas khas masakan Minahasa bergelora di rongga mulut sehingga nasi terus tambah. Siang itu, kami pesan Kolombi Woku empat porsi dan ternyata ludes tak ada bekasnya.
Yang membedakan ikan Mujaer danau Tondano dengan di Jawa adalah ukurannya yang besar, sebesar Gurameh, dan dagingnya yang putih pulen. Lebih enak dimakan dengan cara dibakar ketimbang digoreng. Kalau digoreng, dagingnya menyusut.Â
Bebek Rica
Peternak Bebek di persawahan Tondano cukup banyak. Selain menghasilkan telor bebek, peternak juga menjual daging bebek yang sudah dipotong kecil-kecil.
Saya jarang sekali melihat Bebek dijual setengah utuh di Tondano seperti di Jawa. Orang Minahasa lebih suka mengolah daging Bebek dalam potongan kecil-kecil untuk dirica-rica. Sekali lagi, kuliner ini disajikan dengan rasa pedas. Tak ayal makan rica-rica bebek membuat ketagihan untuk menambah nasi.
Orang lebih suka menyebut ikan Payangka (Ophieleotris Aporos Bleeker) Remboken daripada ikan gabus. Rupanya ikan payangka ini banyak ditemukan di danau Tondano sebagai ikan endemik.
Menurut peneliti ekologi danau Tondano (1979), ternyata anak ikan payangka itu adalah ikan nike yang dulu dianggap ikan yang tidak bisa besar. Ikan nike (ikan berbadan kecil berukuran 10-30 mm) diburu dan dijadikan berkedel ikan yang enak rasanya.
Selain ke empat masakan itu, tersedia juga aneka macam ikan laut. Teman saya memesan Goropa (Kerapu) yang dimasak kuah asam. Kuahnya yang segar beraroma kombinasi jahe merah, daun jeruk, daun kemangi plus bumbu dasar, saat ditelan terasa menghangatkan tenggorokan.
Salam Kuliner!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H