Pantai WTC -- Waisai Torang Cinta
Setelah check in di penginapan, kami keliling kota Waisai untuk mencari makan dan singgah ke Pantai WTC (Waisai Torang Cinta). Ternyata jarak antara penginapan ke pantai WTC, hanya beberapa menit saja.
Memasuki pantai WTC terasa lapang. Beberapa orang tampak duduk santai di pinggir lapangan sambil memandang ke laut menanti senja tiba. Saya dan rombongan menuju ke jembatan kayu di sebelah kanan yang menghubungkan pantai sebelah. Sambil menunggu matahari tenggelam di balik rumpun pohon kelapa kami berlarian dan besendagurau di atas jembatan kayu.
Kesan saya pantai WTC kurang terawat dengan baik. Coretan vandalisme pada dinding tiyang lampu taman pantai, seperti dibiarkan saja. Namun demikian, bau air laut pantai Waisai, menguatkan kami untuk melanjutkan wisata Raja Ampat esok hari.
Berfoto di Pantai WTC (dokpri)
Selepas dari pantai WTC kami singgah ke toko souvenir untuk membeli oleh-oleh. Tersedia kaos dan gelang karet bertuliskan Raja Ampat, ukiran kayu etnik Papua, dan aneka macam topi unik. Sedangkan, masakan ikan laut dan nasional banyak ditemukan di rumah makan. Setelah kampung tengah terisi, kami kembali ke penginapan untuk istirahat. Besok pagi jam 06.00 kami berangkat menuju
Wayag.
Peta Raja Ampat (Sumber: Google Maps)
Kampung Selpelei -- Pos Wayag -- Trekking Wayag"Kita nanti menggunakan speedboat bermesin 400 PK terbagi dalam dua mesin. Untuk bahan bakar selama perjalanan, dibutuhkan 8 drum bensin. Speedboat ini biasa saya pakai untuk membantu pemerintah dalam pemetaan wilayah. Rutenya, dari Waisai menuju ke ikonnya Raja Ampat yaitu Wayag. Sebelum ke Wayag, singgah dulu di Kampung Selpelei untuk minta surat jalan dan nanti melapor di Pos Wayag. Di pos itu kita istirahat sejenak untuk makan siang. Setelah itu kita trekking ke salah satu Bukit di Wayag" kata Pak Sam dalam perjalanan menuju ke pelabuhan.
Pelabuhan khusus speedboat (Dokpri)
Jumat pagi, pukul 05.30 cuaca di pelabuhan tampak cerah. Sinar mentari pagi terasa hangat menerpa badan. Pak Sam bersama 4 awak kapal asli Papua, sudah siap membawa kami ke Wayag hari ini.
"Pagi ini perjalanan menuju ke Wayag memakan waktu sekitar 3 hingga 4 jam, tergantung cuaca. Mamanya Sabet sudah menyiapkan untuk makan siang dalam kotak dan air mineral, teh kotak, susu kotak, permen dan aneka camilan untuk bekal di perjalanan. Makan minum ini penting disiapkan karena jarang ada warung" jelas pak Sam sambil menyuruh kami naik
speedboat.
Deru mesin 400 PK terdengar bising, saat saya duduk di buritan kapal. Bau bensin terasa menyengat hidung bila duduk di dekat mesin. Dari arah depan, angin menyibak halus rambut kami. Gugusan pulau-pulau karst, kami lewati dengan menyuguhkan jejak keindahan di laut.
Melapor di Kampung Selpelei (Dokpri)
Akhirnya kami tiba di Kampung Selpelei setelah sekitar dua jam berlayar. Begitu speedboat merapat di dermaga, kami disambut dengan senyuman ramah warga kampung yang sedang berkumpul di sekitar dermaga. Tampak, beberapa warga sedang memancing ikan di pinggir dermaga. Saya lihat sendiri ikan hasil tangkapannya dikumpulkan di ember. Â
Lihat Travel Story Selengkapnya