Arus Jeram, dinikmati juga (Dokpri)
Kami sempat foto bersama di bukit kecil di pinggir kedung. Oh ya, ada lokasi yang kami tidak mampu berfoto sendiri meski hape sudah terbalut dengan kantong plastik yang kami beli seharga 20 ribu. Untung kami sudah sewa fotografer yang mengabadikan mulai sejak awal hingga berakhirnya susur sungai dan goa.
Usai menyusuri sungai Kalisuci, hampir semua merasakan sensasi yang luar biasa. Bahkan keluarga Anton dari Jakarta bersama istri dan kedua anak perempuannya, berjanji akan datang lagi. Antara keberanian, tantangan dan hiburan, terasa menyatu dalam kegiatan wisata ini.
Naik tangga yang melelahkan (Dokpri)
Kembali ke markas Kalisuci (Dokpri)
Satu lagi tantangan, kami hadapi sebelum sampai di lokasi penjemputan. Bagai panjat tebing kami menaiki tangga yang cukup tinggi dan melelahkan. Saya sempat empat kali berhenti sejenak, dan menarik napas dalam-dalam untuk mengatur irama pernapasan saya agar tiba di atas dengan tidak kecapaian.
Setelah kami melepas perlengkapan helm, baju pelampung, deker kami di antar kembali ke
base camp Kalisuci untuk mandi. Setelah mandi kami, diberi gatisan satu mangkok mie. Bila menambah makan, peserta harus merogoh kocek sendiri. Sementara menikmati mie bakso, dan air kelapa muda, seorang ibu menawarkan foto kami saat beraktivitas susur sungai dan goa. Foto berukuran 10R dijual dengan harga per lembar 25 ribu rupiah. Dengan bangga kami membelinya untuk dibawa pulang sebagai kenangan yang jarang kami dapatkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya