Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Terpesona Indahnya Pantai Pall

30 Maret 2017   16:06 Diperbarui: 31 Maret 2017   05:00 1571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wahana permainan di Pantai Pall (dokpri)

Jarak yang jauh dengan keluarga tentu menimbulkan rasa rindu untuk berkumpul bersama. Tak hanya itu, makan dan bermain bersama sambil canda tawa atau melakukan perjalanan bersama sanak saudara, menjadi  asa di hati para perantau. Asa itu kami ubah dalam bentuk jalan-jalan bersama para perantau.

Selasa (28/3) saya dan teman-teman (asal Jawa) memanfaatkan hari libur Nyepi  untuk menguatkan rasa kebersamaan sebagai perantau di tanah Toar Lumimuut Sulawesi Utara.

Meski langit Tomohon masih mendung dan menimbulkan rasa kuatir akan turun hujan, namun itu tak menyurutkan niat kami untuk traveling. Kali ini kami melangkahkan kaki  menuju ke pantai Pall Marinsow.

Pantai Pall ini berlokasi di Jl. Likupang-Girian, Likupang Timur, Pulisan, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Akses jalan menuju ke pantai itu sudah hotmix. Kecuali lorong menuju ke pantai (jaraknya 2 km) masih dalam pengerasan batu. Membutuhkan  waktu sekitar 2 jam dari Tomohon. Atau kalau dari Bandara Sam Ratulangi hanya sekitar 30 menit.

Berteduh di bawah Pohon (Dokpri)
Berteduh di bawah Pohon (Dokpri)
“Yaa selamat datang mobil putih di Pantai Pall. Selamat berlibur, silahkan mengisi kotak sumbangan pembangunan Gereja kami” ucap seorang ibu lewat pengeras suara. Sumbangan sukarela tanpa paksaan seperti ini, dianggap oleh pengunjung sebagai hal yang biasa.

Sesudah mengisi kotak donasi, terdengar sapaan seperti ini. “Terima kasih buat Bapak Ibu pengendara mobil putih bernomor polisi DB 18xxGC. Tuhan memberkati perjalanan anda”.

Mobil berhenti lagi. Kali ini saya merogoh kocek sebesar Rp. 10.000,- untuk biaya parkir di pantai dan saat saya lihat karcis itu dikeluarkan untuk kas Desa setempat. Oh ya jangan lupa minta karcis masuk ini, soalnya saat parkir di pantai, karcis ini diminta oleh petugas. Kalau tidak bawa karcis, dianggap belum bayar parkir oleh petugas pantai, dan tentu bayar di tempat.

Oh ya, jalan menuju ke pantai itu selain berkontur naik turun bukit, juga ruas jalan tidak terlalu lebar. Jika berpapasan dengan mobil lain, salah satu mobil harus berhenti mempersilahkan mobil lain lewat lebih dahulu.

Terlindung oleh Bukit di sebelah Barat (dokpri)
Terlindung oleh Bukit di sebelah Barat (dokpri)
Tetiba di pantai, sudah banyak kendaraan yang parkir. Saat mencari tempat parkir, seorang Bapak mencegat mobil dan bertanya “Ada teman pak?”. Lalu saya jawab, “Maksudnya?”. Ternyata bapak itu menawarkan pondok miliknya yang berada di pinggir pantai untuk disewa sebagai tempat berteduh atau tempat makan bagi rombongan.

Di sepanjang garis pantai ada sekitar 25 pondok. Pondok ini beratapkan daun katuk kering. Setiap pondok bisa menampung belasan orang. Saya melihat pondok-pondok sudah banyak diisi orang. Terdengar lagu-lagu rohani dinyanyikan rombongan yang menempati pondok-pondok itu. Ini pasti sedang melaksanakan ibadat padang.

Suasana pantai Pall semakin riuh ketika kaki menjejakkan ke pasir putih kecoklatan. Saya lihat kerumunan orang di sekitar wahana permainan Pantai. Tampak juga banana boat, donat boat, bebek air siap melayani pengunjung berlaut ria. Saya juga melihat sebuah boat sedang menarik donat boat di laut. Tidak usah takut bermain wahana itu, karena tersedia baju pelampung untuk keamanan penumpang. Katanya, per boat disewakan sebesar Rp. 25.000,- untuk satu putaran yang kurang lebih memakan waktu 5 menit.

Sebelah Timur Pantai Pall (Dokpri)
Sebelah Timur Pantai Pall (Dokpri)
Selain tersedia pondok berteduh dan wahana permainan, di Pantai Pall terdapat warung-warung yang menyediakan aneka minuman dan makanan kemasan, termasuk pisang goreng yang dicocol sama sambel ikan Roa. Ini kuliner khas Manado.

Pantai Pall termasuk salah satu pantai pasir putih yang dijaga kebersihannya dari sampah yang ditinggalkan oleh para pengunjung. Warga Desa Marinsow setempat selalu mengadakan kegiatan gotong royong  untuk membersihkan Pantai Pall secara periodik.

Touring ke Pantai Pall (dokpri)
Touring ke Pantai Pall (dokpri)
Disukai oleh anak-anak (Dokpri)
Disukai oleh anak-anak (Dokpri)
Kepala Dinas Pariwisata Minahasa Utara, Theodora Luntungan mengatakan “Desa Marinsow terletak di wilayah Kecamatan Likupang Timur Minahasa Utara, merupakan desa wisata dengan keindahan pantai dan terumbu karang. Desa ini telah menjadi salah satu tujuan wisata dengan dibukanya obyek wisata Pantai Pall yang dikelola masyarakat desa setempat. Memiliki daya tarik budaya seperti upacara adat dan tarian masamper”.

“Unsur tari dalam Masamper berasal dari Tari Madunde yang berbentuk tarian massal dengan pola gerakan dua langkah ke kanan dan dua langkah ke kiri” ujar Kris di dalam mobil saat kami beranjak dari Pantai Pall untuk pulang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun