Jarak yang jauh dengan keluarga tentu menimbulkan rasa rindu untuk berkumpul bersama. Tak hanya itu, makan dan bermain bersama sambil canda tawa atau melakukan perjalanan bersama sanak saudara, menjadi asa di hati para perantau. Asa itu kami ubah dalam bentuk jalan-jalan bersama para perantau.
Selasa (28/3) saya dan teman-teman (asal Jawa) memanfaatkan hari libur Nyepi untuk menguatkan rasa kebersamaan sebagai perantau di tanah Toar Lumimuut Sulawesi Utara.
Meski langit Tomohon masih mendung dan menimbulkan rasa kuatir akan turun hujan, namun itu tak menyurutkan niat kami untuk traveling. Kali ini kami melangkahkan kaki menuju ke pantai Pall Marinsow.
Pantai Pall ini berlokasi di Jl. Likupang-Girian, Likupang Timur, Pulisan, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Akses jalan menuju ke pantai itu sudah hotmix. Kecuali lorong menuju ke pantai (jaraknya 2 km) masih dalam pengerasan batu. Membutuhkan waktu sekitar 2 jam dari Tomohon. Atau kalau dari Bandara Sam Ratulangi hanya sekitar 30 menit.
Sesudah mengisi kotak donasi, terdengar sapaan seperti ini. “Terima kasih buat Bapak Ibu pengendara mobil putih bernomor polisi DB 18xxGC. Tuhan memberkati perjalanan anda”.
Mobil berhenti lagi. Kali ini saya merogoh kocek sebesar Rp. 10.000,- untuk biaya parkir di pantai dan saat saya lihat karcis itu dikeluarkan untuk kas Desa setempat. Oh ya jangan lupa minta karcis masuk ini, soalnya saat parkir di pantai, karcis ini diminta oleh petugas. Kalau tidak bawa karcis, dianggap belum bayar parkir oleh petugas pantai, dan tentu bayar di tempat.
Oh ya, jalan menuju ke pantai itu selain berkontur naik turun bukit, juga ruas jalan tidak terlalu lebar. Jika berpapasan dengan mobil lain, salah satu mobil harus berhenti mempersilahkan mobil lain lewat lebih dahulu.
Di sepanjang garis pantai ada sekitar 25 pondok. Pondok ini beratapkan daun katuk kering. Setiap pondok bisa menampung belasan orang. Saya melihat pondok-pondok sudah banyak diisi orang. Terdengar lagu-lagu rohani dinyanyikan rombongan yang menempati pondok-pondok itu. Ini pasti sedang melaksanakan ibadat padang.
Suasana pantai Pall semakin riuh ketika kaki menjejakkan ke pasir putih kecoklatan. Saya lihat kerumunan orang di sekitar wahana permainan Pantai. Tampak juga banana boat, donat boat, bebek air siap melayani pengunjung berlaut ria. Saya juga melihat sebuah boat sedang menarik donat boat di laut. Tidak usah takut bermain wahana itu, karena tersedia baju pelampung untuk keamanan penumpang. Katanya, per boat disewakan sebesar Rp. 25.000,- untuk satu putaran yang kurang lebih memakan waktu 5 menit.
Pantai Pall termasuk salah satu pantai pasir putih yang dijaga kebersihannya dari sampah yang ditinggalkan oleh para pengunjung. Warga Desa Marinsow setempat selalu mengadakan kegiatan gotong royong untuk membersihkan Pantai Pall secara periodik.
“Unsur tari dalam Masamper berasal dari Tari Madunde yang berbentuk tarian massal dengan pola gerakan dua langkah ke kanan dan dua langkah ke kiri” ujar Kris di dalam mobil saat kami beranjak dari Pantai Pall untuk pulang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H