Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Film "Senjakala di Manado" Akan Sukses Promosikan Wisata Manado?

15 Desember 2016   11:36 Diperbarui: 15 Desember 2016   18:04 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adegan di Bukit Doa Mahawu (Sumber FB Tirta)


Johnny WW Lengkong (Ray Sahetapy), seorang pelaut, setelah 20 tahun lebih meninggalkan keluarganya, akhirnya pulang ke Manado tanah kelahirannya. Ingin menebus rasa cintanya yang selama ini telah disia-siakan, itulah tujuan Johny. Ia berharap Oma Marlene (Rima Melati) mamanya dan Lucy istrinya yang ditinggalkan di malam pertama pernikahan mau menerima dan memaafkannya.

Namun, Lucy istri Johny telah meninggal dunia. Melihat anak gadisnya Pingkan (Mikha Tambayong), siswi SMA (Lokon St. Nikolaus), Johny merasa bersalah karena selama ini tidak mengurus Pingkan. Sementara itu, Pingkan selama ini mengetahui bapaknya sudah lama meninggal dunia di laut. Saat Johny melaut, Pingkan masih di kandungan. Konflik ayah dan anak terjadi, meski akhirnya ia tetap mengakui dan menerima kehadiran Johny papanya.

Danau Linow (dokrpi)
Danau Linow (dokrpi)
Dalam konflik batin itu, Pingkan merasakan kehadiran Johny justru mengganggu kisah cintanya dengan Brando (Fero Walandouw). Di mata Johny, Brando bukan pria yang baik buat Pingkan. Alasannya, Johny pernah melihat suatu malam Brando bersama seorang wanita muda yang sedang mabuk di sebuah Café di Manado. Johny tidak suka Brando, bila putrinya nanti hanya untuk dipermainkan oleh cowok.

Pingkan dari dulu menginginkan sosok ayah, tapi bukan sosok ayah yang melarang semua kehendaknya. Konflik antara Johny dan Pingkan memuncak saat sekolah mengadakan Lokon Night (Prom Night) atau perpisahan kelulusan. Saat itu, kemarahan Johny kepada Brando memuncak ketika Brando akan memberikan minuman yang telah dicampuri “sesuatu” oleh Brando kepada Pingkan.

Dalam kegaduhan itu, Brando menjelaskan bahwa minuman itu dicampuri dengan madu supaya Pingkan pulih dari kesehatannya dan bisa tampil di panggung membawakan lagu perpisahan. Selanjutnya dikisahkan kesalahpahaman Johny dengan Brando dan anaknya Pingkan mencair ketika Brando berkisah tentang wanita mabuk di Café tempo hari itu adalah adiknya yang ia jaga karena orang tua sudah meninggal.

Johny akhirnya menerima Brando karena ia percaya cowok seperti Brando adalah cowok yang berdedikasi tinggi, dewasa, dan mampu menjaga Pingkan.

Adegan di SMA Lokon (Sumber FB Delmon)
Adegan di SMA Lokon (Sumber FB Delmon)
Nobar di Manado

Film drama romantis, Senjakala di Manado (2016), garapan sutradara Deni Pusung dan diproduksi Ina Marapati, mulai ditayangkan di bioskop-bisokop Manado sejak 1 Desember hingga sekarang masih berlangsung.

Kamis sore (1/12) saya dan teman kerja berjumlah tiga puluh orang turun gunung dari Tomohon ke Manado gegara film ini. Bukan tanpa alasan kami nonton bareng film romantis itu. Selain gratis (tiket masuk ditanggung Sekolah), kami ingin melihat bagaimana “hasil” film itu yang pengambilan adegan dan gambarnya antara lain di sekolah kami, Bukit Doa Mahawu dan Danau Linow (satu pemilik).

Tak hanya itu, guru dan siswa-siswi kami dilibatkan dalam beberapa adegan meski menjadi penonton figuran. Salah satu pemain gitar adalah siswa kami (Delmon Tabem).

Dialek Bahasa Manado dan Promosi Pariwisata Sulut

“Oreke nyaku” (kasihan saya), “Bakudapa deng dia” (berjumpa dengan dia), “Sapa dang tu Wewe yang ko peluk-peluk di bar dang” (siapa cewek yang kamu peluk-peluk itu), “kolotidi” (cacing tanah), “Nyakis tumis” dan “cukur ngana” (ungkapan kasar kepada orang yang tidak disukai).

Dialek Manado yang dipakai oleh pemeran utama dalam film Senjakala di Manado, mampu mengundang gelak tawa penonton dari awal hingga berakhirnya film. Bahkan saat pulang pun, dialek yang sering terucap dari mulut Ray Sahetapy diulang lagi oleh teman-teman saya seperti “kolitidi”, “nyakis tumis”, “cukur ngana”.

Dalam perjalanan pulang, kami masih membicarakan film yang baru saja kami nonton. “Pengambilan spot-spot wisata Danau Linow, Bukit Doa Mahawu, Jembatan Soekarno, Hutan Kelapa, Pantai Manado, Pelabuhan Jengki Manado dan lainnya, dengan menggunakan drone, sangat indah,” komentar Venche di mobil dan yang lain pun mengiyakan.

Menonton fim Senjakala di Manado, setidaknya wisata Sulawesi diangkat. Ini mengingatkan saya akan film Laskar Pelangi yang berdampak meningkatnya kunjungan wisata ke Belitung. Akankah Danau Linow, Bukit Doa Mahawu, Sunset di Pantai Manado dan sekitarnya akan memikat hati wisatawan untuk berwisata ke Manado? Semoga.

Adegan di Bukit Doa Mahawu (Sumber FB Tirta)
Adegan di Bukit Doa Mahawu (Sumber FB Tirta)
Mabuk Bukan Budaya Manado

Miris jika sesudah menonton film drama Senjakala di Manado, kemudian Anda berasumsi negatif bahwa budaya orang Manado sama dengan mabuk, pesta, dan main perempuan. Tak semua orang Manado suka miras hingga mabuk.

Bahwa ada pepatah Manado yang mengatakan “biar kalah nasi tapi jangan kalah aksi” memang nyatanya masih berlaku. Namun, pada dasarnya orang Manado itu berprinsip “torang samua basaudara” (kita semua bersaudara) meski berbeda agama, ras, suku, dan bahasa. Karena itu, soal penampilan dalam berpakaian dan bertutur bahasa bagi orang Manado penting dalam menjamu dan menghormati orang lain.

Anda punya kesan lain? Silakan menonton film Senjakala di Manado yang skenarionya ditulis oleh Rahabi Mandra dan Kevin Anderson serta digarap oleh Rumah Produksi Marapati Production dengan berdurasi tayang satu setengah jam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun