Roda mobil kembali menapak di Jalan Deandeles yang mulus dan lebar. Kali ini mengarah ke Timur, menuju ke Bantul melewati Galur, Brosot. Perut tengah mulai keroncongan. Bantul Imogiri terkenal dengan kuliner sate klathak. Sate empuk daging domba muda ini diburu pecinta kuliner.
Salah satu sate klathak yang terkenal adalah Sate Klathak Pak Pong yang berlokasi di jalan Stadion. Kami singgah untuk makan siang. Setelah selesai, Purwanto adik ipar saya mengusulkan ke Hutan Pinus Mangunan. Langsung saya iyakan. Selain penasaran, hutan pinus ini sudah menjadi “viral” di medsos.
“Pokoknya arahnya ke Makam Raja-raja Imogiri. Jalan itu bisa tembus ke Wonosari Gunung Kidul” jelas Purwanto yang pernah setahun lalu berwisata ke Hutan Pinus.
Hammock disewa untuk selfi FOTO: Dokpri
Jumat siang (8/7/2016) masih suasana liburan
lebaran. Tradisi
wisata sekeluarga sehabis silaturahmi tak ayal membuat padartnya lalin kendaraan ke objek-objek wisata. Tak terkecuali ke Hutan Pinus (500 ha) di desa Mangunan, Dlingo, Bantul, Yogyakarta.
Tetiba di lokasi Hutan Pinus mobil sudah sulit untuk parkir. “Kalau nggak bisa parkir pulang saja” ujar adik saya. Mobil terus bergerak mencari tempat parkir. Setelah berbalik arah, beruntung ada mobil yang keluar dan tempatnya diganti mobil kami.
Ramai dikunjungi FOTO: Dokpri
Siang menjelang sore, Hutan Pinus Mangunan masih ramai dikunjungi wisatawan. Sepintas pohon-pohon Pinus yang tumbuh tinggi berjajar di kanan kiri jalan, saya anggap biasa saja. Jika dibandingkan dengan Hutan Pinus di Lahendong Tomohon mungkin lebih menarik di sana karena dilengkapi dengan permandian air panas alami.
Menjaga Kebersihan di Hutan Pinus FOTO: Dokpri
Rasa penasaran saya terjawab sudah. Begitu memasuki area hutan, rimbunan batang-batang besar pohon Pinus yang menjulang ke atas, memikat hati saya. “Awalnya, lokasi ini menjadi spot favorit para fotografer Jogya untuk prewedding. Lama kelamaan banyak yang datang untuk selfi dan diunggah di medsos hingga “viral” bagi netizen. Itu terjadi sekitar tahun 2014 lalu” cerita pak Faruhddin, yang mengaku sebagai salah satu pengurus Kelompok Notowono pengelola Hutan Pinus Mangunan.
“Daya tarik hutan pinus ini selain rimbunnya pepohonan pinus yang indah saat sinar matahari menerobos, juga ada gardu pandang, amphiteater, panggung selfi bertuliskan hutan pinus. Pengunjung bisa sewa hammock untuk dipasang di antara pepohonan, bahkan bisa bertingkat hingga tiga. Tenda juga bisa disewa” lanjut pak Udin
Jasa Fotografi FOTO: Dokpri
Rata-rata jumlah pengunjung di hutan pinus ini sekitar seribuan pada hari Sabtu, Minggu dan liburan. Memasuki kawasan wisata Hutan Pinus ini biayanya murah. Parkir sepeda motor dipungut biaya Rp. 3.000,- dan untuk parkir mobil sebesar Rp. 10.000,- Apabila memasuki spot ampiteater, lokasi untuk pertunjukan seni, pengunjung harus membayar Rp. 2.500,- per orang. Sewa hammock sebesar Rp. 10.000,-.
img-9456-jpg-5782c9b36f7a615c174b485d.jpg
“Kawasan hutan pinus ini cocok untuk para penggemar fotografi. Banyak spot yang bisa dieksplore untuk keperluan selfi, prewedding atau foto kangen-kangenan” kilah pak Udin dengan semangatnya. Beliau juga menceritakan di dekat hutan ini ada objek wisata Kebun Buah Mangunan (150 mdpl) yang memiliki gardu pandang yang menyajikan pemandangan Sungai Oya dari ketinggian.
Selamat berwisata. Selamat Lebaran. Salam Koteka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya