[caption caption="Wakil rektor UGM, Prof. Dr. Sutarman memberikan sambutan"]
PPPB juga melakukan pengabdian masyarakat seperti membuat Taman Pendidikan Panas Bumi di Lahendong, Sulut, kuliah umum panas bumi untuk pemuda Indonesia (Seminar Panas Bumi untuk SMA), workshop panas bumi untuk tokoh masyarakat, guru sekolah, jurnalis dan staf humas.
PPPB kemudian memperluas jangkauannya dengan membentuk Community Resilience and Economic Development (CaRED). Kegiatan yang dilakukan, penelitian, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, dan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan dalam waktu 5 tahun.
Daerah pengembangan CaRED mulai dari Lahendong, Tompaso, Kotamobagu (Sulut) dan Ulumbu (NTT) hingga Bedugul (Bali), Mataloko (NTT), Jailolo (Halmahera).
Jalannya Seminar
Sekitar 200 hadirin yang terdiri dari para Siswa, Guru dan Pejabat Diknas se Tomohon pagi hingga sore mendapat materi dari para narasumber Jeferson Polii, S.Si., M.T., staf akademisi Fakultas Matematika dan IPA Unima, dari para ahli dari UGM yaitu Ir. Pri Utami, M.Sc., Ph.D., Fakultas Teknik UGM; Dr. Ir. I Wayan Warmada,dan Hiwawan Tri Bayu M., S.T., M.Eng., D.Eng sebagai anggota Pusat Penelitian Panas Bumi, Fakultas Teknik UGM, dan Dr. Greg Bignall,, Peneliti Senior GNS Science, New Zealand.
[caption caption="Para Narasumber: Jeferson Polii, Pri Utami dan Wayan"]
Secara ringkas, hampir semua pembicara mengajak agar para siswa mulai tergerak hati dan pikiran untuk memperhatikan potensi energi panas bumi di Indonesia, terutama di sekitar tempat tinggal (Lahendong, Tomohon). Untuk itu, para siswa harus paham tentang panas bumi (Geothermal).
“Apakah anda pernah melihat ini?” tanya Jeferson pembicara pertama sambil memperlihatkan foto-foto antara lain keindahan danau Linow, asap belerang yang muncul di Bukit Kasih dan permandian air panas Lahendong. Para peserta sebagian besar mengakui bahwa pernah melihat foto-foto objek wisata yang popular di Minahasa.
“Kedalaman 6000 km, temperatur atau suhu panas bumi (magma body) mencapai 5.000 derajat. Temperatur panas bumi di Lahendong, Tomohon mencapai 260-330 derajat Celsius. Itu artinya Lahendong memiliki manifestasi panas bumi berupa “fluida” panas yang bisa dimanfaatkan langsung dan tidak langsung seperti pembangkit listrik” kata Jeferson yang pernah meraih semifinalis bidang Fisika pada OSN-PTI Tahun 2008.
[caption caption="Sumber: UGM/Narasumber"]