Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pawai Kemerdekaan di Tomohon

22 Agustus 2015   06:03 Diperbarui: 22 Agustus 2015   06:03 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Dokpri: Cheers Salto Di Udara"][/caption]

Bulan Agustus ini Tomohon memang super sibuk. Betapa tidak. Setelah menggelar Tournament International Flower Festival (TIFF) dari 8 hingga 12 Agustus 2015 dengan sukses dan lancar, kini dilanjutkan dengan peringatan HUT RI ke 70. Uniknya, dari dua iven besar itu, kegiatan pawai menjadi daya tarik wisatawan dalam dan luar negeri. Masyarakat pun merasa terhibur oleh pawai yang dapat disaksikan dari pinggir jalan pusat kota.

Penyelenggaraan TIFF dianggap sukses karena diikuti oleh 27 kendaraan hias, 6 di antaranya dari luar negeri seperti USA, India, Selandia Baru. Tak hanya kendaraan hias saja, pemecahan rekor MURI display marching band dengan pemain terbanyak (6.800 siswa) mengharumkan nama kota Tomohon di bidang musik.

Para petani bunga juga mendapat imbas positif dari TIFF dengan diperkenalkan 8 varietas bunga Krisan yang memiliki keunggulan tersendiri. Kedelapan varietas bunga Krisan tersebut terdiri dari Krisan Solinda Pelangi, Krisan Limeron, Krisan Merahayani, Krisan Pasopati, Krisan Arosuka Pelangi, Krisan Kineta, Krisan Salzieta, Krisan Elora.

[caption caption="Dokpri: Barisan Pawai Mulai Berjalan"]

[/caption]

Belum kegiatan yang dinahkodai Dispora. Tomohon Marathon Linow Lake 10K (7/7). Lomba lari ini dimulai dari Ex-Rindam dan finish di Danau Linow. Menpora RI Imam Nahrawi membuka dan sekaligus menyerahkan para juara kategori pria dan wanita. Agus Prayogo (Jabar) menjuarai kelompok umum pria. Untuk wanita, disabet oleh pelari Kenya Jacklinbe Nzivo.

Semua kesibukan itu mendapat apresiasi dari masyarakat. Mendapat “hiburan” dengan menonton pawai dan berpartisipasi dalam setiap kegiatan, sungguh menyenangkan. Warga pun berkesempatan melihat pemilihan Putri-putri Bunga yang cantik-cantik.

[caption caption="Dokpri: Berkibarlah Bendera"]

[/caption]

Bagaimana dengan gebyar HUT RI ke 70 di Tomohon?

Langit Tomohon cerah membiru pada hari Senin (17/8). Namun sejak pagi suasana sudah terasa panas. Setiap sekolah hari itu mempunyai dua agenda. Mengikuti detik-detik proklamasi di kantor Walikota dan pawai Kemerdekaan di pusat kota. Meski pagi hari sudah mengadakan upacara di sekolah masing-masing, namun sebagian guru dan siswa juga wajib mengikuti upacara di Walikota.

Pawai kemerdekaan sudah ditunggu-tunggu oleh warga yang memadati jalan pusat kota khususnya di sekitar panggung utama. Pawai dimulai dari SD, SMP kemudian SMA/SMK dan terakhir perguruan tinggi. Sebelum pawai kemerdekaan, diselenggarakan Pawai Bocah pada Jumat (14/8) yang diikuti oleh siswa TK dan SD hingga kelas 4. Seragam TNI/POLRI dengan atributnya mendominasi pada pawai bocah ini.

[caption caption="Dokpri: Cheers Beraksi"]

[/caption]

[caption caption="Dokpri' Sasha di atas kursi roda, Ikut Pawai Kemerdekaan"]

[/caption]

Sasha, anggota “cheers leader” marching band Losnito, pupus sudah ikut menyemarakkan HUT RI ke 70 di Tomohon. Cidera kakinya saat berlatih membentuk formasi piramida manusia, menjadi kendala untuk tampil bersama teman-teman cheersnya di depan pangung utama. Latihan siang malam yang dijalaninya selama hampir dua bulan seperti percuma saja. Obsesinya ingin berpartispasi “menghibur” warga Tomohon melalui penampilan Marching Band Losnito terkubur seiring dengan cidera kaki yang dialaminya. Keinginannya agar hasil latihan cheers boleh disaksikan oleh Walikota Jimmy Eman dan jajarannya, pupus.

Para peserta pawai kemerdekaan mulai bergerak menuju ke lokasi start di muka Minimarket Cool. Hampir semua sekolah menampilkan marching band atau drum band. Inilah yang membuat Tomohon dijuluki kota Marching Band. Kendati demikian, satu dua sekolah menyiapkan grup tarian kabasaran, atau tarian katrili yang diiringi dengan musik bambu.

[caption caption="Dokpri: Pawai Mengular"]

[/caption]

[caption caption="Dokpri: penonton di pinggir jalan"]

[/caption]

Pada siang yang cerah itu warga Tomohon “dibisingkan” oleh tetabuhan perkusi dan bunyian trompet, tuba, melo, bariton yang memainkan musik lagu kebangsaan, kedaerahan hingga lagu pop. Melalui permainan marching bandnya, setiap sekolah seperti berlomba mempertunjukkan kebolehannya dalam memainkan lagu-lagu yang memikat hati penonton. Kombinasi alat musik marching band dengan “cheers leader” dan “color guard” yang menari dan beraktraksi akrobatik sambil membawa bendera dalam sebuah parade dan display, sungguh ditunggu-tunggu oleh warga.

Sasha, siswa kelas XII SMA Lokon, berkacamata minus, seharusnya ikut dalam atraksi “menghibur” warga bersama tim marching bandnya. Cidera tumitnya membuat dia hanya sebagai penonton aktif. Ia tidak tinggal di asrama meratapi kesakitannya, tetapi Sasha ikut dalam rombongan marching band dengan kursi rodanya. Tak sedikit penonton bertanya tentang siapa dan kenapa ada yang ikut barisan dengan menggunakan kursi roda?. Bagi yang mengenal Sasha, ikut “mengantar” tim marching band berparade dan display dalam pawai kemerdekaan adalah sebuah kemerdekaan yang berpijak pada perjuangan dan kerja keras disertai dengan semangat kompak..

[caption caption="Dokpri; Di depan panggung utama"]

[/caption]

“One sound, one band” ujar Arwan, pelatih marching band dari Udayana, Bali. Semangat itu ditanamkan kepada para anggota marching band untuk menegakkan kedisiplinan, kerja keras, kompak saling membantu dan dibalut dengan semangat kekeluargaan. Karena itu, Sasha, meski cidera, tetap ikut pawai sekalipun menggunakan kursi roda.

Sambutan warga terhadap pawai kemerdekaan yang sebagian besar diikuti oleh tim marching band sekolah, sangat positif. Buktinya tak sedikit yang memanfaatkan foto bersama dengan “field commander” dengan latar belakang para pemain. Applaus yang meriah dari penonton setelah selesai memainkan sebuah lagu dan gerak, menyemangati para pemain marching band.

[caption caption="Dokpri: Piramida Manusia"]

[/caption]

[caption caption="Dokpri: Mayoret dan Field Commander Hormat Walikota"]

[/caption]

Pertunjukkan di depan panggung yang dikenal dengan sebutan “display” menjadi puncak pawai. Hampir semua sekolah di depan panggung utama, tempat Walikota dan jajarannya memamerkan marching bandnya. Ada juga sekolah yang mengajak para pejabat untuk ikut dalam tarian katr

[caption caption="Dokpri; Ajak Berdansa dengan Walikota"]

[/caption]

[caption caption="Dokpri: Berdansa dengan Walikota"]

[/caption]

“Bhineka Tunggal Ika” itulah tema yang dibawakan oleh tim Marching Losnito dalam display di depan panggung utama disaksikan oleh Walikota dan jajarannya. Lagu-lagu seperti dari Sabang sampai Merauke, Rasa Sayange, Mana Anak Kambing Saya serta lagu pop lainnya menjadi satu paket kompilasi untuk menjelaskan tema itu.

“Keanekaragaman sekarang ini menjadi isu hangat di masyarakat seiring dengan munculnya masalah sosial yang berkedok agama, suku dan ras. Indonesia adalah bhineka tunggak ika. Siapa yang mau menghapus berarti melawan kemerdekaan rakyat bangsa ini” imbuh Arwan penggagas tema ini untuk direnungkan dalam merayakan HUT RI ke 70 tahun.

[caption caption="Dokpri: Formasi bebas dengan masyarakat"]

[/caption]

[caption caption="Dokpri: Semangat Kemerdekaan"]

[/caption]

Pawai Kemerdekaan di Tomohon adalah pawai tahunan. Apakah tahun depan gawai pawai ini akan lebih baik dan berpotensi memikat wisatawan untuk datang ke Tomohon? Kita tunggu hasil Pilkada 9 Desember 2015 untuk sebuah perubahan yang lebih baik demi kota Tomohon yang tercinta.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun