Letusan Pertama (dok. trilokon)
Gunung Lokon yang berada di Tomohon Sulawesi Utara, pagi ini (10/9/2013) pukul 06.15 meletus lagi disertai dengan suara gemuruh di awal letusannya.
Karena saya ikut merasakan gemuruh itu, lalu saya keluar rumah sambil membawa kamera. Peristiwa letusan itu saya "jepret" dari awal hingga akhir yang kurang lebih berlangsung hanya 20 menit. Saat saya tulis repotase ini, kondisi Gunung Lokon sudah tak menyembur lagi. Tampak di atas kawah diselimuti hujan abu dengan indikasi memudarnya awan "brokoli".
Selasa pagi ini (10/9), semilir angin hanya sepoi-sepoi saja. Gumpalan abu vulkanik mengurai di atas gunung. Tak terlihat hujan abu menimpa di rumah penduduk. Sepintas keadaan aman.
Letusan pagi ini menjadi tontonan tetangga saya. Mereka berlari keluar rumah sambil berteriak, "Lokon ba polote (meletus) ulang. Kalamarin torang nyanda sempat lihat. Pagi ini boleh lia tu Lokon ba sembur" teriak Oten sambil memperhatikan saya yang sedang jeprat sana jepret sini.
Meningkatnya aktivitas letusan Gunung Lokon (1580m), sejak kemarin meletus, menjadi sorortan para pejabat di kota Tomohon seperti yang dilansir oleh media lokal. "Status Gunung Lokon tetap siaga waspada. Larangan keras bagi para pendaki yang mencoba naik mendekati Kawah Tompaluan. Kami siap mengamankan" ujar Danramil Tomohon saat ditanya wartawan soal meletusnya Gunung Lokon Senin pagi kemarin pada jam yang hampir sama.
Di pihak lain, beberapa tokoh masyarakat juga berkomentar tentang Gunung Lokon yang kembali aktif meletus akhir-akhir ini.
"Pantauan gerakan vulkanik gunung itu terkendala oleh para pengusaha penambangan Galian C di kaki Gunung Lokon. Alat berat untuk pemecah batu terekam di seismograf sehingga susah membedakan mana gempa tremor dan mana yang diakibatkan oleh alat berat itu" keluh Deny, teman saya yang ikut berreaksi terhadap meletusnya Gunung Lokon.
Belum selesai menulis tulisan ini, kembali Gunung Lokon "bereaksi" lagi dengan letusan yang lebih besar dan lama. Mulai jam 06.55 hingga 07.20. Tampak awan gelap memayungi kawasan kawah Tompaluan. Kembali angin hanya semilir sehingga tak membawa hujan abu ke mana-mana. Hanya bernaung di tempat kejadian saja.
Cuaca pagi ini memang mendung. Tak ada seberkas sinar matahari yang biasa muncul dari Timur. Kelam kelabu terasa sekali mencekam saat melihat letusan Gunung Lokon yang ba polote sampai dua kali dalam waktu tak lama dengan letusan pertama.
Gemuruh mirip "gluduk" kembali terdengar. Lamat-lamat percikan api juga keluar dari lubang kawah. Sementara semburan sudah tampak berhenti.
Namun, bencana memang tak bisa diprediksi tepat sebelumnya. Semoga letusan ini merupakan terakhir kali. Dan tampak hujan abu hanya berada di atas gunung.
"Gunung Lokon sedang mengamuk" tukas Jian, security yang ikut melihat letusan untuk kedua kali pagi ini. "Mungkin Opo (baca: opok) Lokon kase peringatan pa torang, supaya beking bae-bae hidup bermasyarakat jauh dari togel dan bagate (miras)" lanjut Jian menebak-nebak kenapa Lokon meletus lagi dan lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H