Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bencana Longsor di Tomohon

18 Januari 2014   10:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:43 1856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_306710" align="alignnone" width="533" caption="Longsor di Tinoor, Tambulinas, Tomohon"][/caption]

Keluarga Dr. Olwin Oroh, dokter Puskemas Kakaskasen, Tomohon menjadi trending topic bagi warga sejak terjadinya banjir bandang Manado (15/1). Warga Tomohon setiap hari membicarakan tentang musibah yang dialami oleh keluarga dokter.

“Jenasah Edo, anak Dokter sudah ditemukan, hari ini (17/1) evakuasi terhadap jasad ibunya sedang dilakukan oleh Tim SAR, BPBD, Polisi, TNI dan Warga” cerita Rommy, yang selalu mengupdate berita lewat BB dari istrinya, bidan Puskesmas Kakaskasen II. Rommy sendiri mengaku dekat dengan dokter lantaran satu komunitas di Gymn Fides, pusat olah kebugaran di Tomohon.

Warga sempat juga bingung karena korban tanah longsor di Tinoor atau km15 jalan Manado Tomohon, tak hanya keluarga dokter yang pagi itu mengantar dua anaknya bersama sopir menuju ke sekolah MIS Maumbi. Dari empat penumpang itu, yang selamat hanya anak sulungnya.

“Selain kendaraan Inova milik Dokter, ada juga pickup, avanza, beberapa sepeda motor dan satu rumah yang terseret longsor hingga masuk jurang sedalam belasan meter. Di Tinoor ada tiga titik longsor. Korban belum semua ditemukan” lanjut Rommy dengan wajah murung.

Pemberitaan tentang musibah longsor Tinoor, Tomohon sempat kurang mendapat perhatian dari media dikarenakan banyak awak media yang meliput banjir bandang Manado. Banjir kali ini dirasakan lebih parah dari banjir Februari 2013 yang lalu dan melumpuhkan perekonomian di Manado. Bayangkan saja,beberapa SPBU, Sekolah, Perkantoran, Hotel, Supermarket digenangi banjir dan lumpur hingga lebih dari 5 meter tingginya. Belum beberapa rumah hanyut, kendaraan tumpang tindih terbawa arus banjir, dan beberapa penduduk yang hanyut terseret arus derasnya aliran Sungai DAS Tondano.

[caption id="attachment_306711" align="alignnone" width="533" caption="Terhempas Tanah Longsor"]

1390016913876222605
1390016913876222605
[/caption]

Tomohon memang tidak kebanjiran seperti Manado. Tapi, longsor yang terjadi di Tinoor melumpuhkan lalu lintas perekonomian dari Manado ke Tomohon dan sebaliknya.Korban tidak hanya keluarga dokter tetapi beberapa warga Tinoor pun juga menjadi korban longsor.

“Saat kejadian, pagi itu jalur Tinoor dipadati dengan kendaraan yang akan menuju ke Manado. Tak sedikit warga Tomohon yang pergi kerja dan ke sekolah di Manado. Mereka ini berhenti karena melihat longsor dari tebing sebelah kiri di sekitar Tambulinas. Saat menunggu arus longsor, tidak tahunya tempat mobil-mobil, dan sepeda motor berhenti, tiba-tiba aspal dan tanahnya ambles dan longsor ke jurang di sebelah kanan” lanjut Rommy menceritakan detil kejadian di longsoran Tinoor.

Tak hanya tanah yang menyeret para korban, tetapi batu-batu besar pun ikut menyeretnya hingga ke dasar jurang. “Dokter Olwin lama ditemukan karena tergencet batu besar dan butuh lama untuk singkirkan batu itu” kata Rommy sambil menunjukkan foto di BB-nya.

Menceritakan kejadian bencana baik Manado dan Tomohon, rasanya memang miris. Maunya sih secepat mungkin, tetapi hati terasa ikut berduka karena banyak teman dan saudara yang terkena dampak bencana ini. Walikota, Kapolres, Danramil dan para pejabat lainnya sudah mengunjungi lokasi longsor untuk mempertimbangkan tanggap darurat bencana.

Warga Tomohon kini dalam keadaan cemas akibat putusnya jalur utama Manado ke Tomohon di titik-titik longsor Tinoor. Kemarin, terdengar kabar bahwa TNI akan segera membangun jembatan Belli, yang mampu bertahan hingga 7 jam dilalui kendaraan. Jika benar jembatan belli ini dibangun, tentu akan mengurangi kecemasan dan kedukaan warga Tomohon.

“Guru-guru dari Manado yang mengajar di sekolah-sekolah di Tomohon, pagi-pagi jam 5 sudah berkumpul untuk berangkat ke Tomohon melalui jalur Tanawangko yang jarak tempuhnya 2 jam lebih. Padahal biasanya hanya 45 menit dari Manado sudah sampai di Tomohon” cerita Goan tadi pagi.

Kecemasan warga Tomohon makin memilukan. Ada yang mengatakan bahwa pasokan minyak (bensin, solar, LPG) akan tersendat dari Manado karena jalan putus. Dalam seminggu ke depan, harga-harga kebutuhan pokok diprediksi akan naik dikarenakan kelangkaan minyak dan terhambatnya transportasi barang-barang ekonomis. Selain itu, air bersih akan mengalami gangguan karena sumber-sumber air di Tomohon tercemar oleh air hujan bercampur tanah.

[caption id="attachment_306713" align="alignnone" width="533" caption="Jalan Raya Tinoor, Terbelah"]

1390016978243027436
1390016978243027436
[/caption]

Transportasi umum seperti bus, mikrolet yang melayani jalur ke arah Manado sekarang harus memutar lewat Tanawangko di daerah Minsel atau Tanggari arah Minut. Karena memutar, penumpang harus membayar hingga 50 ribu per orang. Biasanya, ke Manado hanya 10 ribu melalui jalan Tinoor.

Tomohon betul-betul terisolir karena akses jalan masuk ke Tomohon selain putus karena longsor juga karena ada ruas-ruas jalan yang tertimbun longsor. Warga Tomohon sebagian besar tahu bahwa akses masuk ke Tomohon dari Barat selain jalan utama di Tinoor juga bisa lewat Amurang, Tanawangko dan nanti bisa tembus ke Kawangkoan atau bisa juga lewat Tara-tara.

Jalan Tanggari, jalan dari Tondano pun bisa digunakan untuk menuju ke Manado yang tembus ke Maumbi dan jalur alternatif ini pilihan terbaik bagi yang ingin ke Bandara Sam Ratulangi daripada lewat Tanawangko.

Jalur-jalur desa, yang tentunya sangat riskan dilalui mobil, bisa lewat dari desa Kali, atau desa Warembungan, tak jauh dari Tinoor, dengan sepeda motor. Kondisi jalan desa ini bisa dilalui meski jalannya rusak tergerus oleh arus air longsoran. Kontur jalannya bertebing dan naik turun. Untuk lewat jalan ini, pengguna jalan harus ekstra hati-hati.

Repotase ini dirangkum dari cerita-cerita teman-teman saya baik langsung mapun dari sosial media.Tak sedikit yang mengajak untuk “Pray for Manado, Tomohon”.

NB. Sumber foto dari Facebook  Christian Rinto Taroreh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun