Tak hanya Otak Pinter Tapi Cerdas Watak Untuk Kehidupan Bangsa
"Orang pinter di Indonesia itu banyak. Bergelar dokter, insinyur bahkan berprofesi dosen juga banyak. Tetapi pinter berkarakter bagus dalam kehidupannya, sangat jarang. Buktinya korupsi di Indonesia dilakukan oleh orang-orang pinter bahkan tak sedikit yang bergelar Doktor, Dosen dan pejabat tinggi" kata Mahfud MD di depan civitas academica Losnito di sport hall Kampus Losnito, Selasa siang kemarin (11/12).
Jadi, sekarang ini yang dibutuhkan adalah orang yang pinter otak dan cerdas watak. Bukan butuh orang yang hanya pinter secara intelektual. Itulah konsep dasar tujuan pendidikan di Indonesia. Memang ada penegasan arti pendidikan dalam UU pasal 31/1999 bahwa pendidikan bukan sekedar pengajaran tetapi pendidikan berkarakter itu mengandung arti "Transform of knowledge and value".
Pernyataan Prof. Dr. M. Mahfud MD SH SU didengar oleh sekitar 500 siswa SMP, SMA dan para guru serta staff Yayasan Pendidikan Lokon di sport hall SMA Lokon, Tomohon, Sulut. Kehadiran Pak Mahfud MD didampingi oleh Fery Tinggogoy, anggota DPD RI wakil Sulut, Djauhari Kansil, Wakil Gubenur Sulut, Ronald Korompis, owner dan founders SMP-SMA Lokon, juga Diknas Tomohon, Bpk Wendy Kawur.
Sebelum tiba di kampus Losnito, rombongan Bapak Mahfud MD diarahkan ke Taman Kelong untuk jamauan makan siang. Baru beberapa menit duduk di kursi sebelum makan, tiba-tiba Gunung Lokon meletus dengan dahsyat. Suara letusan yang menggelegar terdengar jelas di taman kelong yang jaraknya lebih dari 10 km dari Kawah Tompaluan.
Kecemasan terhadap hujan abu di Kampus Losnito sempat muncul. Ternyata tidak, karena angin Timur telah membelokkan arah abu ke desa Woloan, Kayawu dan Tara-tara di sebelah Barat. Peristiwa alam letusan Gunung Lokon berapi ini sempat dikomentari oleh Pak Mahfud MD sebagai berkah atas kedatangannya ke Tomohon. "Semoga saja berkah itu langgeng hingga Pemilu 2014", kata Dolfie teman saya.
"Menurut UUD 45, tujuan negara adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; untuk memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan bangsa, melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Sedangkan tujuan pendidikan adalah mencerdaskan bangsa. Bangsa yang tidak cerdas tidak ada gunanya. Karena tujuan pendidikan pada dasarnya adalah mendidik manusia yang mampu menguasai ilmu pengetahuan dan tekniologi yang berkarakter dan berlandaskan pada keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan" jelas pak Mahfud MD dalam ceramahnya.
Seharusnya dalam pendidikan mendapat perhatian besara tentang pentingnya pendidikan berkarakter. Tak hanya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi saja tetapi berkarakter baik. Dengan mengedepankan pendidikan berkarakter itu, estafet kepemimpinan bangsa tak akan terputus.
"Dream it do it" Itulah ringkasan bagaimana mewujudkan pendidikan yang berkelanjutan. "Sejak tahun 1970 ketika masih usia SD, beliau sudah memiliki orientasi bahwa suatu ketika saya harus bisa menjadi penulis yang terkenal dan bangga diberitakan oleh media massa. Berbekal pada "dream" atau orientasi masa kecil itu akhirnya sejak sekolah selalu mendapat "bea siswa" hingga lulus doktoral.
Di hadapan siswa-siswi SMP SMA Lokon beliau berpesan dan mengingatkan bahwa sekarang ini adalah era globalisasi, Dalam era ini, manusia diajak untuk menguasai Teknologi Informasi yang sifat hubungannya semakin instan saja. Tak hanya itu saja, "orang yang maju adalah orang yang bisa beradaptasi dengan Ilmu Tehknologi dan jangan sampai dikatakan bodoh karena nggak ngerti perkembangan Ilmu Teknologi yang serba instan seperti FB, Twitter..."
Ada tiga hati nurani di era globalisasi ini, kata Mahmud MD dengan seriusnya dan suara yang berwibawa. Yaitu, demokratisasi, perlindungan HAM, lingkungan hidup. Sedangkan persoalan yang sekarang dihadapi bangsa ini adalah pasar bebas, penegakan keadilan dan pemberantasan korupsi.
"Dewasa ini gerakan demokratisasi sudah mengglobal dan susah ditutup salurannya. Aspirasi masyarakat makin mencuat dan memberi peluang besar kepada para pemilih untuk memilih pemimpin yang sesuai dengan kehendak hatinya. Artinya, pilihlah pemimpin sesuai dengan harapa. Contohnya yang terjadi pada Pilgub DKI" ungkap Pak Mahfud MD.
Persoalan utama bangsa kita sekarang adalah bagaimana dan caranya menegakkan keadilan dan pemberantasan korupsi. Contohnya, pratek jual beli hukum dan keadilan di Indonesia masih terjadi. Ada orang Betawi yang tanahnya telah disertifikatkan oleh orang dan kemudian dijual ke pengembang yang telah kongkalikong dengan aparat dalam penerbitan sertifikat tanah. Akhirnya justru orang Betawi pemilik tanah turun-temurun itu yang dijebloskan ke dalam penjara. Contoh lain kasus tanah Mess AURI di Yogya yang menimpa keluarga Bung Hatta.
"Keadilan ada dalam hati nurani. Jika tidak bisa menegakkan keadilan, itu sama saja membunuh bangsa Indonesia sendiri" tegas Pak Mahfud memberikan contoh betapa pentingnya penegakan keadilan di era globalisasi ini. Pernyataan ini disambut dengan tempuk tangan meriah oleh semua hadirin.
"Solusinya adalah memberikan hak dan kewajiban sesuai dengan aturan dan mendidik sumber daya manusia menjadi pinter dan berkarakter. "Sekolah bukan mencerdaskan otak saja tetapi mencerdaskan kehidupan bangsa ini" kata Pak Mahfud MD memungkasi ceramahnya di hadapan civitas akademika Losnito.
Tanya jawab berlangsung dan hanya ada empat siswa yang mendapat kesempatan bertanya mengingat setelah acara ini Pak Mahfud rencananya akan terbang ke Jayapura. Beberapa hal yang ditanyakan para siswa antara lain, bertanya soal mengapa korupsi susah diberantas, bagaimana caranya memilih presiden yang pinter dan cerdas watak karena tahun 2014 mereka menjadi pemilih pemula.
Menjawab pertanyaan siswa itu, kembali pak Mahfud MD menegaskan bahwa "bangsa ini seharusnya memilih pemimpin bangsa (presiden) yang pintar otak dan cerdas watak".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H