Dampak Sosial (Social Impact) “demokrasi” Jokowi yang ngetrend dengan “baju kotak-kotak” warna hitam merah putih, sangat terasa hingga Sulawesi Utara, persisnya dalam hajatan PilBup (Pemilihan Bupati) Minahasa Induk yang terlaksana pada tanggal cantik 12.12.12 yang lalu.
Pasangan berbaju kotak-kotak yang dinahkodai oleh JWS-Ivansa dengan nomer urut 4 meaih suara tertinggi 36,98 % (78.542 suara) meninggalkan ke empat pesaingnya. Uniknya, perolehan suara itu bersaing ketat dengan pasangan nomer 3, CNR-DJT yang mengantongi suara 35,46%. Kubu CNR-DJT sampai saat ini belum mengakui keunggulan JWS-Ivansa, karena belum ada keputusan resmi dari KPUD Minahasa. Total suara sah 212.395 suara yang tersebar di 23 Kecamatan dari Pineleng hingga Kawangkoan.
[caption id="attachment_221708" align="alignnone" width="500" caption="JWS-Ivansa Unggul Perolehan Suara (foto www.google.co.id)"][/caption]
Meski baru tanggal 18 Desember nanti KPUD Minahasa mengesahkan perolehan suara itu, namun euforia kemenangan itu sudah diklaim oleh masyarakat pendukung “baju kotak-kotak” dengan menyebut “Tuama Baru Pimpin Minahasa” (Tuama=laki-laki pemimpin Tanah Toar Lumimuut).Dengan menyebut “tuama” itu, otomatis kans Jantje Wowiling Sajouw-Ivan Sarundajang (JWS-Ivansa) sangat kuat mengganti bupati Vreeke Runtu yang sudah tidak bisa dipilih lagi sebagai Bupati Minahasa karena sudah dua kali menjabat.
Hajatan pesta Demokrasi Minahasa tak luput dari isu “serangan fajar” dan “donat” (doi=uang Natal) dari berbagai pihak dan ditengarai “Money laundry”. Kapolda Sulut Brigjend Pol Dicky Atotoy, secara khusus mengawal proses dengan ketat agar berjalan dengan aman dan terkendali serta bebas dari hambatan kamtibmas. Nyatanya pada tanggal 12.12.12 yang lalu pemilihan berjalan lancar hingga para tokoh agama dan masyarakat menghimbau untuk mesyukuri lancarnya pesta demokrasi itu.
“Bagi-bagi duit dan sembako oleh tim pemenangan, masih terjadi di tengah masyarakat jelang hari H pencoblosan. Namun tak sedikit masyarakat yang memilih berdasarkan kualitas, kemampuan dan penglaman berpolitik para pasangan calon bupati. Ya itu, kalau dapa doi boleh noh diterima” cerita Martin yang mencoblos di daerah Tondano Timur.
Semangat “torang samua ba saudara” menjadi senjata ampuh yang dihembus di tengah suhu panas Pilbup Minahasa. Demokrasi tak akan meninggalkan kerukunan dan persaudaraan masyarakat Toar Lumimuut Minahasa meski dihadapkan dengan pilihan yang berbeda.
Apakah “virus” Jokowi-Ahok akan menyebar ke seluruh penjuru Indonesia? Kita nantikan pilgub dan pibup di daerah lain seperti Jabar, Jateng, dll.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H