Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Awas, Lalat Suka Meludah di Mana-mana

21 Oktober 2012   22:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:33 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_212514" align="aligncenter" width="640" caption="Lalat Sedang Meludah (dok.pri)"][/caption] Minggu (21/10) adalah hari yang tepat untuk jalan-jalan  atau refresing, sekedar melepas kepenatan rutinitas yang terbelenggu oleh pekerjaan. Karena itu, saya dan teman-teman memanfaatkan Suasana hari Minggu untuk jalan-jalan ke salah satu objek wisata alam yang memiliki udara yang sejuk dan kalau mengambil napas dalam-dalam tak kuatir akan polusi. Café Mahawu itulah tempat yang kami tuju dan berada di kaki gunung Mahawu, Tomohon. Tak sedikit orang yang datang ke lokasi ini silih berganti. “Yang suka datang kamari, justru orang pantai. Sedangkan orang gunung suka pi pantai. Mereka yang dari pantai hari-hari lia laut. So pastiu (bosan) dorang” komentar teman saya sambil melihat rombongan pengunjung yang baru saja memasuki Café Mahawu. Siang itu, kami mengobrol santai di Café itu untuk pesan kopi dan pisang goreng setelah capek keliling menikmati pemandangan alam pegunungan sekitar kota Tomohon. Tak jarang pemandangan awan terlihat bak kapuk melayang-layang di depan mata. Saat awan turun mendekati kami, suasana menjadi romantis karena terselimuti oleh kabut putih dengan jarak pandang yang pendek dan samar-samar bangunan terlihat. Kopi hitam yang disajikan dengan gula terpisah, serta pisang dan ubi goreng dengan rica rowanya, baru saja diletakkan di meja. Kode untuk segera menyantap sudah diserukan oleh teman saya ketika saya berburu objek macro di sekitar café itu. Sebenarnya bukan saya saja yang membawa kamera. Tiga teman saya lainnya, masing-masing membawa kamera. Kebetulan hari ini kami bersepakat untuk mencari objek foto macro. Secara bergantian, saya pinjam flash ring macro teman saya untuk menambah pencahayaan pada objek yang difoto. Banyak objek macro di sekitar café. Ada bunga, ada kupu-kupu dan binatang lainnya. Saya lebih tertarik pada segerombolan lalat yang sedang asyik menyerbu salah satu meja yang barusan ditinggalkan oleh pengunjung. Dalam hati, biasanya jarang ada lalat, apakah sekarang lagi musim lalat ya? Yang jelas, di pinggir jalan tadi saya lihat orang sudah berjualan durian... Rempah-rempah yang jatuh dan sedikit tumpahan kopi di atas meja Café, rupanya menjadi tempat pesta pora para lalat itu. Saya sempat mengusir lalat itu agar menjauhi meja itu supaya meja kami tak terkena imbasnya dihinggapi lalat. Bukan tanpa alasan saya melakukan itu. Lalat adalah jenis serangga yang bahasa Latinnya disebut Subordo Cyclorrapha dari keluarga Diptera. Ciri khas lalat adalah berantena pendek jika dibandingkan dengan nyamuk yang berantena panjang. Sayap-saya lalat berfungsi untuk keseimbangan, oleh karena itu ia gesit terbang. Mata lalat terdiri dari ribuan lensa sehingga selain mudah terbang, lalat sangat peka terhadap setiap gerakan. Fleksibilitas lalat yang mampu terbang dan hinggap secara mudah di sisa-sisa makanan di tempat yang kotor, tak urung lalat menjadi sumber penyakit bagi manusia karena sekali hinggap hampir 125.000 kuman bisa terbawa olehnya (sumber: Wikipedia). Tak hanya itu saja. Dengan menggunakan lensa macro, saya mendapatkan foto yang menunjukkan bahwa lalat pun suka meludah di mana-mana. “Lalat jorok” komentar teman saya sambil melihat hasil foto di kamera saya dengan menekan zoom 1:1. [caption id="attachment_212515" align="aligncenter" width="640" caption="Mata Lalat Ribuan Lensa (dok.pri)"]

1350858741551360982
1350858741551360982
[/caption] “Kalau di lihat kasat mata, lalat-lalat itu biasa-biasa saja. Tapi kalau difoto macro, tampak terlihat lalat berukuran mini itu memang jorok sekali” kata saya menanggapi omongan teman saya tadi. Bersamaan dengan itu, saya pun merasa diyakinkan bahwa kehadiran lalat di warung makan, menjadi indikasi bahwa lingkungan yang banyak dihinggapi oleh lalat, adalah kotor atau kurang menjaga kebersihan. “Waduh kopi saya dirubung lalat tuh…. Ah jijik, pulang yuk” kami pun angkat kaki meninggalkan Café itu setelah membayar dan mendapatkan foto-foto lalat yang sekaligus menjawab tantangan WPC 25. Untuk jelasnya tentang WPC ini dan tulisan lain yang membahas high and low key dalam fotografi,  silahkan klik di sini. [caption id="attachment_212516" align="aligncenter" width="640" caption="Lidah Lalat, Juga Penyebar Penyakit Bagi Manusia (dok.pri)"]
13508589362011955617
13508589362011955617
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun