Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Pawai Bocah, Banyak yang Berseragam TNI/POLRI

22 Agustus 2012   11:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:27 3110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_201515" align="aligncenter" width="600" caption="Pantang Mundur, Semangat Patriotisme Bocah (dokpri)"][/caption]

Saat saya menonton pawai bocah, seorang anak perempuan yang duduk sebangku dengan kakaknya, dan tak jauh dari tempat saya berdiri tiba-tiba berteriak. “Ma… ma…, coba lihat tulisan banner yang dipegang ama cewek itu”

Dengan telunjuk jarinya, anak perempuan itu menunjuk barisan depan salah satu peserta. “Iya iya mama lihat. Itu kan tulisan Dirgahayu HUT RI ke 67” “Betul ma. Nama mama dibawa tuh. Lalu mamanya menanggapi, “Dirgahayu itu artnya Dirga yang Ayu atau Dirga yang Cantik. Makanya sejak tadi dibawa ama cewek-cewek itu” Anak perempuan yang ternyata anaknya Ibu Dirga, berkata,“Artinya mama cantik seperti Indonesia, Negara kita“

[caption id="attachment_201516" align="aligncenter" width="600" caption="Pak Polisi Yang Gendut (dokpri)"]

1345634211345086794
1345634211345086794
[/caption]

Mendengar percakapan singkat itu, orang-orang yang duduk di dekat Ibu Dirga dan sama-sama nonton Pawai Bocah di Tomohon, pada tersenyum. Lucu kali ya? Namun, yang jelas anak kecil itu menunjukkan spontanitas dan keluguannya sebagai seorang bocah terhadap orang dewasa. Polos apa adanya, itulah sifat anak-anak.

Demikian juga ketika saya melihat pawai bocah beberapa minggu yang lalu di Tomohon. Tepatnya pawai Bocah pada hari Selasa (14/8). Pawai Bocah merupakan tradisi untuk memperingati HUT RI yang melibatkan bocah-bocah dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), TK, SD kelas 1 hingga kelas 3 se-kota Tomohon. Rutenya memang pendek dimulai dari SD Clara Gereja Besi dan berakhir di perempatan Bank Mandiri. Sepanjang rute itu, masyarkat begitu antusias menonton bocah-bocah yang lucu dan berdadan seragam meriah seperti orang dewasa. Tampak masyarakat menonton dari pinggir jalan sambil kadang menggoda bocah-bocah yang lewat di hadapannya.

[caption id="attachment_201517" align="aligncenter" width="600" caption="Melewati Panggung Kehormatan (dokpri)"]

1345634344180400780
1345634344180400780
[/caption]

“Setiap tahun Pawai Bocah rutin dilaksanakan dalam rangka menanamkan nilai-nilai nasionalisme dan kebangsaan sejak dini. Tak hanya itu, mengembangkan minat dan bakat anak sejak dini dan membantu untuk mengerti arti pemimpin yang jujur, tegas di masa mendatang dengan atribut pakaian seragam yang dipakai dalam pawai seperti TNI/POLRI, Dokter, Perawat, Tarian, Drum Band, bahkan ada yang berperan sebagai Presiden, Anggota DPR, Perangkat Desa dll. Karena itu, mohon maaf jalur sepanjang pusat kota untuk sementara ditutup demi kelancaran pawai bocah” ujar Wendy Karwur, Kadis Diknas, Pemuda dan Olah Raga kepada wartawan di panggung kehormatan, yang berada muka SD GMIM.

Setiap tahun Pawai Bocah biasanya diadakan dua kali. Yaitu, pada saat Hardiknas (2 Mei) dan menjelang memperingati HUT ke 67 Proklamasi RI 17 Agustus.

[caption id="attachment_201518" align="aligncenter" width="600" caption="HUT RI Ke 67 (dokpri)"]

13456344181588532328
13456344181588532328
[/caption]

Namun ada yang unik. Saat akan melewati panggung kehormatan, guru-gurunya mulai mengatur barisan agar rapih. Untuk itu, berhenti dulu lalu baru dirapihkan barisannya. Suatu saat saya melihat seorang bocah berpakaian tentara rupanya tidak mau diatur baris berbarisnya. Ia ingin tetap jalan. Lalu menangislah bocah itu. Ia pun lari mendekap orang tuanya yang sejak tadi juga ikut berbaris di sampingnya.

Rias dandanan setiap bocah rata-rata dibuat gemerlap seperti seorang model yang sedang berjalan di cat-walk dengan gaya seorang model. Tak hanya itu atribut fesyen-nya juga tampak gemerlap seperti orang dewasa saja. Kecuali yang berpakaian tarian atau pemain drumb band.

Sejauh saya melihat pawai dari pagi, seragam fesyen tentara dan polisi lengkap dengan peliut dan kadang senjata AK tiruan, banyak yang memakainya. Bahkan ada yang menggunakan mobil-mobilan yang bisa dinaiki dan berada di depan barisan. Belajar jadi Patwal kali ya??

[caption id="attachment_201519" align="aligncenter" width="600" caption="Seragam AU (dokpri)"]

1345634483728565925
1345634483728565925
[/caption]

“Kesannya lucu, bikin gemes karena tingkah bocah-bocah yang polos apa adanya, meriah serta bersemangat luar biasa, itulah yang saya rasakan” kata teman dekat saya yang sama-sama memotret pawai bocah.

Apakah pawai bocah ini menjadi sarana kaderisasi dini mengingat kelak kalau sudah kelas 4 ke atas bisa mengikuti pawai pendidikan dan pawai tujuh belasan? Atau pawai bunga atau pembangunan? Saya tidak tahu persis, yang jelas kota Tomohon selain sebagai kota bunga, kota pendidikan, kota relijius juga seharusnya dijuluki Kota Festival (Pawai).

[caption id="attachment_201520" align="aligncenter" width="600" caption="Tari Kabasaran Bocah, Siap Perang Lawan Penjajah (dokpri)"]

1345634528848558567
1345634528848558567
[/caption]

Pawai sudah menjadi tradisi “hiburan” masyarakat Tomohon setiap tahunnya. Karena itu, tak heran sudah menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk datang ke Tomohon.

[caption id="attachment_201521" align="aligncenter" width="600" caption="Berkibarlah Bendera Merah Putihku (dokpri)"]

13456345801778628433
13456345801778628433
[/caption] [caption id="attachment_201522" align="aligncenter" width="600" caption="Cheers Leader Bocah (dokpri)"]
134563485156769246
134563485156769246
[/caption] [caption id="attachment_201523" align="aligncenter" width="600" caption="Satu Tekad Untuk RI (dokpri)"]
1345634924937300673
1345634924937300673
[/caption] [caption id="attachment_201524" align="aligncenter" width="600" caption="Burung Garuda Pancasila, Tetap Diusung (dokpri)"]
13456351961637934141
13456351961637934141
[/caption]

Tulisan ini menjawab Weekly Photo Challenge ke 18 yang salah satu tantangannya soal Pesta Rakyat (Festival). Silahkan klik DI SINI untuk berpartisipasi dan membaca tulisan Kompasianer lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun