Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menggapai Prestasi di Classroom E-Learning, Siswa Papua Itu Tampak Serius

4 April 2012   15:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:02 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_172713" align="aligncenter" width="640" caption="Clasroom E-learning, Siswa Papua Tampak Serius"][/caption]

Beberapa hari yang lalu saya bertemu dengan Enos dan Eneas, dua siswa asal Timika Papua, yang mendapat bea siswa pendidikan dari Freeport melalui LPMAK untuk belajar di Sekolah Boarding School Lokon, Tomohon. Sekarang dua siswa itu sudah duduk di kelas XII yang dua minggu lagi akan menghadapi Ujian Nasional bersama dengan 111 teman lainnya.

“Rencana mau kuliah ke mana setelah lulus nanti?” tanya saya pada Enos yang masih suka mengunyah buah pinang. “Ke Philipina, pak” jawabnya. Mendengar jawaban ini hati saya sedikit meradang senang. “Sudah daftar?” sambung saya. “Lho pak, LPMAK ada “chanel” dengan salah satu Universitas di Philipina sebagai mitra pendidikannya”. Mendengar jawaban itu, dalam hati semoga asa Enos tercapai.

“Oh ya saya ada foto kalian berdua sedang mengerjakan soal-soal UAS dengan menggunakan laptop biru bersama teman-teman lain. Kok wajahmu tegang? Tegang apa serius? “ tanya saya lagi sedikit bercanda. “Ah, Bapak. Pokoknya beres. Saya jadi ingin beli laptop sendiri. Dua juta boleh dapat pak?” jawab Enos dan didukung Eneas yang asyik mengunyah buah pinang .

Kemajuan teknologi informasi bagi anak-anak remaja memang sudah menjadi kebutuhan guna mempermudah metode belajarnya. Dalam obrolan itu saya juga bertanya apa suka dengan facebook dan twitter. Mereka menjawab suka sekali karena bisa berkomunikasi dengan teman-teman lainnya. Apalagi koneksi Wifi di sekolah dan asrama lancar meski dibatasi hingga jam 9 malam.

Di lain pihak, “Sekarang warnet di rumah saya, sebulan hanya mendapat pemasukan kurang dari 500 ribu. Dua tahun lalu saya bisa meraup keuntungan bersih lebih dari satu hingga dua juta. Ini akibat dari kemajuan teknologi. Di mana-mana orang bisa internetan pakai hape. Modem untuk koneksi internet selain murah juga mudah didapatkan. Ya sudah”, cerita salah satu teman komunitas fotografer yang punya usaha warnet di rumahnya.

Kemudahan demi kemudahan untuk “online” terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan kecanggihan perangkat pendukungnya. Tak heran kalau teman saya, Kepala Bagian Sarpras Sekolah, pernah bilang pada saya, “Tahun 2013 nanti, sekolah ini sudah menjadi “Cyber School” untuk mengembangkan kurikulum berbasis internet. Semoga saja 6 koneksi speedy yang tersambung ke sekolah tidak mengalami gangguan. Katanya, dengan kabel serat optik, kinerja koneksi internet bisa bertambah lancar” ujarnya penuh berharap sekaligus mengeluh jika koneksinya lemot.

[caption id="attachment_172714" align="aligncenter" width="640" caption="Guru Sekaligus Instruktur E-learning dan LMS"]

13335523571894018855
13335523571894018855
[/caption]

Terkait dengan harapan-harapan itu, Agnito Moningka, guru ICT SMA Lokon dan senior trainer dari Intel Education, memberi keterangan pada foto yang diunggah di FB, “Suasana Ujian Akhir Sekolah kelas XII. Bagi mereka yang membawa Laptop sendiri diadakan di kelas lain sedangkan yang tidak membawa Laptop sendiri melaksanakan UAS dengan mempergunakan CMPC dan dikombinasikan dengan LMS (moodle)”

Caption foto itu membuat saya penasaran apa yang dimaksudkan dengan CMPC dan LMS (moodle). Tak lama kemudian, Agnito menjelaskan bahwa CMPC singkatan dari Class Mate Personal Computer. Tersedia 30 buah CMPC berwarna biru dengan ukuran layar 9”, sumbangan dari Intel Education Indonesia. Sedangkan LMS (Learning Management System) buatan Moodle adalah bagian lain dari Sistem pembelajaran berbasis web dengan mempergunakan software Moodle.

Berdasarkan keterangan itu, lalu saya mencoba mencari pejelasan lebih lanjut tentang LMC di Wikipedia. “Learning Management System (biasa disingkat LMS) adalah aplikasi perangkat lunak untuk dokumentasi, administrasi, pelacakan, pelaporan program pelatihan, kelas dan kegiatan ‘’online’’, program pembelajaran elektronik (e-learning program)”. Ditambhakan juga bahwa dimensi untuk belajar sistem manajemen meliputi ‘’Students self-service’’ (misalnya, registrasi mandiri yang dipimpin instruktur pelatihan), pelatihan alur kerja, penyediaan pembelajaran ‘’online’’ (misalnya, pelatihan berbasis komputer, membaca & memahami), penilaian ‘’online’’, manajemen pendidikan profesional berkelanjutan (CPE), pembelajaran kolaboratif (misalnya, berbagi aplikasi, diskusi), dan pelatihan manajemen sumber daya (misalnya, instruktur, fasilitas, peralatan).

Sedikit untuk melengkapi bagaimana alur e-learning itu beroperasi, silahkan lihat gambar di bawah ini.

[caption id="attachment_172716" align="aligncenter" width="640" caption="Gambar Jaringan E-learning (sumber foto: Intel Education Indonesia)"]

13335524521536533626
13335524521536533626
[/caption]

Pecanangan e-learning atau di dunia pendidikan disebut Kurikulum Berbasis IT, sudah merambah ke sekolah-sekolah di Indonesia. Laporan Wikipedia menyebutkan,” Sekitar 34.628 sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia telah memiliki akses internet, tinggal mereka mau menerapkannya atau tidak.”

“Sekarang sudah dimulai dengan keterbatasannya. Yang paling sulit adalah mempersiapkan guru agar siap dan memahami pedagogidan metodologi mempergunakan IT dalam pembelajaran. Akan ada banyak perubahan aturan di sekolah dan asrama. Yang pasti tahun ajaran depan sudah full. Semua siswa baru SMP dan SMA akan mendapatkan CMPC. Satu siswa satu komputer.” tegas Agnito dalam pembicaraan online melalui komentar fotonya yang diunggah di facebook.

Tidak berhenti di situ saja. Saya pun lalu searching di Kompasiana dengan menggunakan kata kunci “e-learning”. Hasilnya memang luar biasa. Rupanya pembicaraan tentang e-learning menuai pro dan kontra yang serius. Koneksi internet menjadi biang keladi dari kegagalan pengetrapan e-learning di sekolah-sekolah. Sehingga bisa dibayangkan wajah siswa papua tadi akan galau jika jawaban atas soal ujian UASnya yang dikerjakan dengan perangkat CMPC tak terkoneksi. Asa mereka untuk menguasai teknologi demi masa depannya membangun tanah Papua bisa sirna jika koneksi internet mengalami gangguan.

[caption id="attachment_172717" align="aligncenter" width="640" caption="Satu Siswa Satu Komputer (1:1) Di Clasroom E-learning"]

1333552558836704153
1333552558836704153
[/caption]

Pendidikan itu memang mahal. Namun semahal-mahalnya pendidikan, kemajuan teknologi juga harus disikapi dengan bijaksana oleh semua pihak. Tenaga pendidik dan kependidikan perlu memompa diri agar bisa memanfaatkan kemajauan IT untuk mencerdaskan anak cucu bangsa ini melalui kurikulum berbasis IT atau e-learning. Sikap gaptek kiranya mulai dihilangkan demi memajukan kualitas pendidikandi Indonesia.

Enos dan Eneas serta teman-temannya kini tidak lagi menjawab soal UAS dengan pensil atau alat tulis lain dan kertas. Hanya dengan mengetik jawaban di atas tombol-tombolCMPC, jawaban Enos dkk sudah sampai di laptop guru. Tak hanya itu, penilaian benar dan salah pun langsung terdeteksi sehingga tak berapa lama, nilainya sudah diketahui oleh siswa. Sayangnya belum semua guru bisa menyesuaikan sistem LMS(e-learning) ini. Ini artinya bahwa Silabus dan RPP setiap guru selayaknya dibenahi dan menyesuaikan Kurikulun berbasis IT, agar tak ada siswa yang berani menyebut, “guruku gaptek”. .

Sumber tulisan dari WIkipedia, Intel Education, dan Agnito Moningka, guru IT SMA Lokon. senior trainer Intel Education. Kontribusi foto dari Agnito Moningka dan koleksi pribadi.

Referensi: www.smalokon.com, www.smplokon.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun