Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Jejak Perahu (2)

3 Oktober 2011   02:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:24 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di sini, di tempat gunung ini tempat paling dekat dengan langit biru setiap hari jendela pagi ruangku kubuka tanpa letih di hati. Tampaklah lanskap alam menggoda semburat mentari menyambar dedaunan membangunkan mimpi dari asa semalam membunyikan langkah jejak perahu harap. Di sini, di tempat gunung ini tempat berteduhnya kesejukan pagi ada berbagai macam rintihan hutan membingkai di jendela berawan iri. Pohon berbadan besar itu mati mengenaskan tergilas sinsaw pemburu kekayaan tak sadar si monyet berpantat merah pun tergilas sepi beratap langit berdarah. Di sini, di tempat gunung ini tempat banyak binatang mengadu nasib tempat bunga bermekar kekar kini lari berdebar ditelan kesunyian. Tak ada belantara rasa yang menghijau di ruang batin manusia tak ada duka yang meneteskan air mata pada pemangsa alam. Jendela pagiku makin buram tak ada cerita lanskap pagi yang kudongengkan kepada siapa pun karena tak ada yang mau menoleh pada hutan, binatang dan alam” 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun