Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jejak Perahu Pagi

11 Desember 2011   22:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:29 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1 Membuka mata, membuka jendela pagi, melepas mimpi, menghela napas, meretas jejak kaki. Siapkan perahu, karena kau dan aku akan berlayar jauh, meniti cakrawala, mengais pelangi.

Siapkan perahu mari berdiri tegak mengepakkan sayap. Jejakmu bukan bisu, bukan rindu yang kau cari, tetapi di perbatasan senjamu bocah kecil menunggu. 2 Kembali suara hujanmu seperti irama jazz kesukaanku. Menerpa harpa kolaborasi alam sekitar. Kau tak peduli kepada siapa pun Kau keraskan musik basahmu, hingga makin liar rasa lapar rinduku. Tak ada kehangatan tersisa bagi kita. Hanya risih dingin membeku di ruang batin. Oh malam, janganlah diam di sana. Kemarilah bawakan segelas rasa rindu agar kita terlelap sambil meniduri tumpukan duka. Desember 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun