Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bencana, Kemiskinan, dan Pilkada di Aceh

16 Mei 2024   14:59 Diperbarui: 16 Mei 2024   14:59 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Julianda BM

Aceh, sebuah provinsi di ujung barat Indonesia, menyimpan kekayaan alam yang luar biasa. Namun, di balik keindahannya, Aceh juga menyimpan luka dalam bentuk bencana alam yang kerap melanda dan kemiskinan yang masih membelenggu sebagian masyarakatnya.

Kini, dengan gelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang tengah berlangsung, muncul pertanyaan besar: Bagaimana pemimpin baru yang terpilih nanti dapat membawa Aceh keluar dari lingkaran setan ini?

Bencana Alam: Ancaman yang Tak Pernah Padam

Aceh tak asing dengan bencana alam. Gempa bumi, tsunami, dan banjir kerap menerjang, meninggalkan jejak kerusakan dan kesedihan.

Gempa bumi dan tsunami Aceh 2004 menjadi tragedi paling mematikan dalam sejarah modern, merenggut ratusan ribu nyawa dan meluluhlantakkan berbagai infrastruktur.

Bencana alam tak hanya berdampak pada hilangnya nyawa dan harta benda, tetapi juga memperparah kemiskinan. Infrastruktur yang rusak menghambat akses terhadap kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan layanan kesehatan.

Masyarakat yang kehilangan tempat tinggal dan mata pencaharian menjadi semakin rentan.

Kemiskinan: Belenggu yang Menghambat Kemajuan

Meskipun Aceh kaya akan sumber daya alam, kemiskinan masih menjadi momok yang menghantui. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, tingkat kemiskinan di Aceh mencapai 14,45%, lebih tinggi dari rata-rata nasional 9,36%.

Kemiskinan ini terkonsentrasi di daerah pedesaan, di mana akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur masih terbatas.

Kemiskinan bagaikan lingkaran setan yang sulit diputus. Masyarakat miskin terjebak dalam siklus pendapatan rendah, sehingga sulit untuk keluar dari jeratannya.

Hal ini berakibat pada kurangnya akses terhadap pendidikan dan kesehatan, yang pada gilirannya menghambat mobilitas sosial dan ekonomi.

Pilkada: Peluang Menuju Perubahan

Pilkada di Aceh dan di seluruh Indonesia merupakan momen penting untuk menentukan arah masa depan. Pemimpin baru yang terpilih memiliki tanggung jawab besar untuk membawa rakyatnya keluar dari kemiskinan dan membangun ketahanan terhadap bencana alam.

Visi dan misi para calon kepala daerah haruslah secara jelas mencantumkan strategi untuk menanggulangi kemiskinan dan memperkuat ketahanan terhadap bencana. Program-program yang diusung haruslah terukur, realistis, dan dapat dieksekusi dengan baik.

Diperlukan strategi yang komprehensif dan berkelanjutan, yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat sipil.

Masyarakat Aceh pun memiliki peran penting dalam Pilkada ini. Penting untuk memilih pemimpin yang memiliki komitmen nyata untuk mengatasi kemiskinan dan membangun ketahanan terhadap bencana.

Partisipasi aktif dalam Pilkada dan pengawasan terhadap kinerja pemimpin yang terpilih adalah kunci untuk mewujudkan perubahan.

Penanggulangan bencana alam harus menjadi fokus utama. Membangun infrastruktur yang tahan bencana, meningkatkan sistem peringatan dini, dan melakukan edukasi kebencanaan kepada masyarakat adalah langkah awal yang krusial.

Pengentasan kemiskinan juga tak kalah penting. Diperlukan program-program pemberdayaan masyarakat yang tepat sasaran, seperti pelatihan keterampilan, akses permodalan, dan penciptaan lapangan pekerjaan. Selain itu, perlu dipastikan bahwa semua masyarakat memiliki akses yang setara terhadap pendidikan dan layanan kesehatan yang berkualitas.

Menuju Masa Depan yang Lebih Cerah

Bencana alam dan kemiskinan adalah dua tantangan besar yang dihadapi Aceh. Namun, Pilkada juga menghadirkan peluang untuk menuju masa depan yang lebih cerah.

Pilkada 2024 menjadi momen penting bagi rakyat Aceh untuk memilih pemimpin yang mampu membawa perubahan nyata. Masyarakat menaruh harapan besar pada pemimpin baru yang dapat mengatasi persoalan bencana alam dan kemiskinan yang telah lama membelenggu.

Para kandidat pemimpin daerah harus memiliki visi dan misi yang jelas dan terukur untuk menanggulangi bencana alam dan kemiskinan. Mereka harus menunjukkan komitmen untuk memperkuat sistem ketahanan bencana, meningkatkan infrastruktur, dan membuka lapangan kerja baru.

Masyarakat Aceh juga harus cerdas dalam memilih pemimpin. Jangan mudah tergoda oleh janji-janji manis yang tidak realistis. Pilihlah pemimpin yang memiliki rekam jejak yang baik dan benar-benar peduli dengan kesejahteraan rakyat.

Pemerintah pusat juga harus memberikan perhatian serius terhadap Aceh. Perlu ada kebijakan dan program yang konkret untuk membantu Aceh dalam menanggulangi bencana alam dan kemiskinan. Bantuan dana dan pendampingan dari pemerintah pusat sangat dibutuhkan untuk mempercepat pembangunan di daerah tersebut.

Bencana alam dan kemiskinan di Aceh bukan hanya masalah lokal, tetapi juga masalah nasional. Penanganannya membutuhkan kerjasama dan sinergi dari semua pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun masyarakat.

Dengan pemimpin yang tepat dan partisipasi aktif masyarakat, Aceh dapat keluar dari lingkaran setan ini dan membangun masa depan yang lebih sejahtera dan tangguh.

Berkaitan dengan itu, beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan kebijakan pemimpin ke depan, diantaranya: Pertama, pentingnya membangun sistem peringatan dini dan mitigasi bencana yang efektif untuk meminimalisir dampak kerusakan dan korban jiwa.

Kedua, mendorong program-program pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup dan kemandirian ekonomi.

Ketiga, memastikan akses terhadap pendidikan dan kesehatan yang berkualitas bagi seluruh masyarakat, terutama di daerah pedesaan.

Keempat, meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan daerah untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan dana.

Kelima, mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan pengawasan terhadap kinerja pemerintah.

Pilkada di Aceh bukan hanya tentang memilih pemimpin baru, tetapi juga tentang menentukan arah masa depan.

Dengan memilih pemimpin yang tepat dan bekerja sama, rakyat Aceh dapat membangun masa depan yang lebih sejahtera, tangguh, dan terhindar dari kemiskinan dan bencana alam. Semoga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun