Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

42% Guru Terjerat Pinjol: Bukti Nyata Ketidaksejahteraan yang Menggerogoti Pendidikan

30 April 2024   15:57 Diperbarui: 30 April 2024   16:37 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber gambar: https://banjarmasin.tribunnews.com

Oleh: Julianda BM

Di balik senyum dan dedikasi para guru, terselip lara yang menggerogoti sistem pendidikan Indonesia. 

Dikutip dari laman antaranews.com, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bagaikan bom waktu yang meledak, mengungkap fakta pahit bahwa 42% guru di Tanah Air terjerat jeratan pinjaman online (pinjol) ilegal. 

Angka ini jauh melampaui jumlah korban dari kalangan lain, seperti karyawan, ibu rumah tangga, bahkan orang yang terkena PHK.

Fakta ini bagaikan tamparan keras bagi wajah pendidikan Indonesia. 

Bagaimana mungkin para pahlawan tanpa tanda jasa ini, yang di pundak mereka digantungkan masa depan bangsa, terjebak dalam lilitan utang yang tak berkesudahan?

Akar Persoalan Kesejahteraan yang Terabaikan

Akar permasalahan ini tertanam dalam tanah gersang kesejahteraan guru. 

Gaji yang minim, jauh dari standar layak hidup, memaksa mereka mencari solusi alternatif untuk memenuhi kebutuhan hidup dan keluarga. 

Pinjol, dengan tawarannya yang mudah dan cepat, menjadi godaan yang sulit ditolak.

Beban tugas yang tak ringan, ditambah dengan minimnya tunjangan dan fasilitas, membuat hidup para guru terhimpit. 

Tak jarang, mereka harus merogoh kocek sendiri untuk membeli peralatan sekolah, bahkan membiayai operasional kegiatan belajar mengajar.

Dampak yang Menggerogoti Masa Depan Pendidikan

Kondisi ini tak hanya berimbas pada kehidupan para guru, tapi juga menggerogoti masa depan pendidikan Indonesia. 

Guru yang terlilit utang, terbebani stres dan kecemasan, tak mungkin dapat memberikan pembelajaran yang optimal. 

Fokus mereka terpecah, terbelenggu oleh kekhawatiran akan tagihan yang menumpuk.

Kualitas pendidikan pun terancam merosot. Kreativitas dan inovasi terhambat, semangat mengajar memudar, dan dedikasi pun luntur.

Generasi muda, yang seharusnya dididik dengan sepenuh hati, terancam kehilangan panutan dan pengajar yang berkualitas.

Mencari Solusi Bersama: Menuju Masa Depan Pendidikan yang Cerah

Menyelamatkan pendidikan Indonesia dari jeratan utang para guru membutuhkan komitmen dan tindakan nyata dari semua pihak. 

Pemerintah perlu meninjau kembali kebijakan terkait kesejahteraan guru, memastikan gaji dan tunjangan yang layak, serta menyediakan fasilitas yang memadai.

Peran serta masyarakat pun tak kalah penting. Kita perlu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menghargai profesi guru dan mendukung upaya untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

Beberapa langkah nyata yang perlu segera dilakukan diantaranya:

Pertama, meningkatkan gaji dan tunjangan guru. Gaji guru perlu disesuaikan dengan standar layak hidup dan dibarengi dengan tunjangan yang memadai untuk kebutuhan operasional dan kesejahteraan.

Kedua, mempermudah akses kredit guru. Memberikan akses kredit yang mudah dan murah bagi guru, dengan bunga yang rendah dan persyaratan yang tidak memberatkan.

Ketiga, meningkatkan literasi keuangan guru. Memberikan edukasi dan pelatihan tentang literasi keuangan kepada guru, agar mereka lebih memahami konsekuensi dan risiko meminjam uang.

Keempat, memperkuat pengawasan pinjol ilegal. Melakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap kegiatan pinjol ilegal, menindak tegas para pelaku, dan meningkatkan edukasi kepada masyarakat tentang bahayanya.

Kelima, membangun sistem dukungan. Membangun sistem dukungan bagi guru, seperti program konseling dan pendampingan psikologis, untuk membantu mereka mengatasi stres dan kecemasan akibat masalah keuangan.

Masa Depan Berada di Tangan Kita

Masa depan pendidikan Indonesia berada di tangan kita. Kita tak boleh membiarkan para guru, pahlawan tanpa tanda jasa, terjerat dalam lilitan utang dan kehilangan semangat untuk mencerdaskan bangsa. 

Dengan komitmen dan tindakan nyata, kita dapat membangun sistem pendidikan yang berkualitas, di mana guru sejahtera dan generasi muda mendapatkan pendidikan terbaik.

Mari bahu-membahu, bergandengan tangan, dan bergerak bersama untuk menyelamatkan pendidikan Indonesia. Kesejahteraan guru adalah kunci untuk masa depan bangsa yang gemilang!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun