Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seragam Sekolah: Bisakah Menjadi Solusi untuk Masalah Bullying dan Perbedaan Sosial?

17 April 2024   16:04 Diperbarui: 17 April 2024   16:06 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Julianda BM

Di balik deretan bangku sekolah, tersimpan segudang cerita dan dinamika sosial yang kompleks. Salah satu isu yang kerap mewarnai dunia pendidikan adalah bullying dan perbedaan sosial antar siswa. 

Di tengah hiruk pikuk perdebatan tentang seragam sekolah, muncul pertanyaan: Bisakah seragam sekolah menjadi solusi untuk mengatasi masalah bullying dan perbedaan sosial?

Seragam Sekolah: Simbol Keseragaman atau Penekan Individualitas?

Seragam sekolah, sejak lama, telah menjadi identitas dan simbol pemersatu bagi para pelajar. Di balik warna dan desainnya yang seragam, tertanam harapan agar tercipta rasa persaudaraan dan kesetaraan di lingkungan sekolah. 

Namun, di sisi lain, seragam juga dikhawatirkan dapat menekan individualitas dan memicu rasa inferioritas bagi siswa yang berbeda secara ekonomi atau sosial.

Bullying dan Perbedaan Sosial: Luka yang Tak Terlihat

Bullying, atau perundungan, merupakan tindakan intimidasi dan kekerasan yang dilakukan oleh siswa terhadap siswa lainnya. 

Bullying dapat berbentuk fisik, verbal, maupun emosional, dan dapat membawa dampak traumatis yang berkepanjangan bagi korbannya. 

Perbedaan sosial, di sisi lain, mengacu pada ketimpangan status sosial dan ekonomi antar siswa, yang dapat memicu diskriminasi dan perlakuan tidak adil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun