Tradisi dan kebiasaan lama, seperti gotong royong, silaturahmi antar tetangga, dan menjaga kebersihan lingkungan, mulai ditinggalkan.
Ketiga, pengaruh budaya asing. Globalisasi membuka akses terhadap berbagai budaya dari luar negeri. Budaya asing yang dianggap lebih modern dan menarik, perlahan menggeser budaya lokal.Â
Generasi muda lebih tertarik dengan budaya Korea, Jepang, atau Amerika daripada budaya tradisional.
Melestarikan Kearifan Lokal: Sebuah Upaya
Menjaga kearifan lokal di tengah modernisasi bukan perkara mudah. Diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak untuk melestarikan warisan budaya yang berharga ini.
Pertama, memperkuat edukasi budaya. Pendidikan tentang budaya lokal harus ditanamkan sejak dini kepada generasi muda.Â
Sekolah-sekolah dapat memasukkan materi budaya lokal dalam kurikulum pembelajaran.Â
Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler seperti tari tradisional, musik tradisional, dan pencak silat dapat menjadi wadah untuk menumbuhkan kecintaan terhadap budaya lokal.
Kedua, melestarikan ruang budaya. Pemerintah perlu berperan aktif dalam melindungi dan melestarikan ruang budaya.Â
Kampung-kampung tradisional yang masih eksis harus dilestarikan dan dijadikan sebagai pusat kegiatan budaya.Â
Selain itu, pemerintah dapat membangun taman budaya atau museum yang menampilkan berbagai aspek budaya lokal.
Ketiga, memanfaatkan teknologi. Teknologi dapat menjadi alat yang efektif untuk melestarikan budaya lokal. Budaya lokal dapat dikemas dalam bentuk konten digital yang menarik dan mudah diakses oleh generasi muda.Â