Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Inklusif: Menjembatani Perbedaan Menuju Persatuan

15 Februari 2024   21:29 Diperbarui: 15 Februari 2024   23:56 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber gambar: gramedia.com

Pertama, stereotip dan Diskriminasi. Stigma dan prasangka terhadap kelompok minoritas masih menjadi hambatan bagi partisipasi politik mereka.

Kedua, kurangnya Akses dan Kesempatan. Kelompok marginal seringkali kekurangan sumber daya dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam politik.

Ketiga, ketidakpercayaan terhadap Politik: Politik uang, nepotisme, dan korupsi telah merusak kepercayaan masyarakat terhadap politik.

Seiring dengan hal itu, beberapa solusi yang dapat ditawarkan sebagai berikut:

Pertama, Pendidikan Politik: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya politik inklusif dan mendorong partisipasi aktif mereka.

Kedua, Penguatan Kelembagaan: Memperkuat regulasi dan lembaga yang mendukung politik inklusif.

Ketiga, Pemberdayaan Kelompok Marginal: Memberikan akses dan kesempatan yang sama kepada kelompok marginal untuk terlibat dalam politik.

Mari Berpartisipasi dalam Politik Inklusif!

Politik inklusif adalah tanggung jawab kita bersama. Kita semua dapat berkontribusi dalam mewujudkan politik yang lebih adil, setara, dan representatif.

Untuk itu, berikut beberapa cara yang dapat dilakukan:

Pertama, menjadi pemilih yang cerdas. Pilihlah pemimpin yang memiliki komitmen terhadap politik inklusif dan memiliki program yang memperjuangkan kesetaraan dan keadilan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun