Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Siapkah Kita Menerima Hasil Pemilu?

12 Februari 2024   11:11 Diperbarui: 12 Februari 2024   11:27 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Julianda BM

Setiap lima tahun sekali, Indonesia dihadapkan dengan pesta demokrasi: Pemilihan Umum (Pemilu). Di momen ini, rakyat Indonesia memiliki hak untuk memilih pemimpin dan wakil rakyatnya. Suasana pesta demokrasi ini sering kali diwarnai dengan euforia, semangat, dan bahkan ketegangan.

Namun, di balik kemeriahan dan antusiasme, pertanyaan penting muncul: Siapkah kita menerima hasil Pemilu? Pertanyaan ini bukan tanpa alasan. Sejarah Pemilu di Indonesia menunjukkan bahwa momen pengumuman hasil sering kali diiringi dengan keraguan, bahkan penolakan.

Kesiapan Masyarakat

Kesiapan masyarakat menerima hasil Pemilu dapat dilihat dari beberapa aspek. Pertama, tingkat literasi politik. Masyarakat yang memiliki literasi politik tinggi akan lebih memahami proses Pemilu dan mekanisme penghitungan suara. Dengan pemahaman yang baik, mereka akan lebih mudah menerima hasil Pemilu, meskipun kandidat yang mereka dukung tidak menang.

Kedua, tingkat kepercayaan terhadap penyelenggara Pemilu. Kepercayaan publik terhadap KPU dan Bawaslu sangat penting untuk memastikan penerimaan hasil Pemilu. Penyelenggara Pemilu yang transparan, akuntabel, dan independen akan meminimalisir keraguan dan kecurigaan masyarakat.

Ketiga, budaya demokrasi. Masyarakat yang telah terbiasa dengan nilai-nilai demokrasi, seperti toleransi, sportivitas, dan penghargaan terhadap perbedaan, akan lebih mudah menerima hasil Pemilu. Mereka memahami bahwa dalam demokrasi, menang dan kalah adalah hal yang biasa.

Menerima Kekalahan dan Kemenangan

Menerima kekalahan dan kemenangan merupakan dua sisi mata uang dalam Pemilu. Bagi kandidat yang kalah, sikap legowo dan jiwa besar untuk menerima hasil Pemilu adalah contoh teladan bagi masyarakat. Sikap ini menunjukkan kedewasaan politik dan komitmen terhadap demokrasi.

Baca juga: Serangan Fajar

Bagi kandidat yang menang, rasa rendah hati dan sikap akomodatif terhadap pihak yang kalah perlu ditunjukkan. Kemenangan dalam Pemilu bukanlah akhir dari segalanya. Pemimpin yang terpilih harus mampu merangkul semua pihak dan bekerja sama untuk membangun bangsa.

Peran Penting Berbagai Pihak

Menciptakan kondisi yang kondusif untuk menerima hasil Pemilu adalah tanggung jawab bersama. Berikut adalah beberapa peran penting dari berbagai pihak:

  • Pemerintah: Pemerintah perlu memastikan penyelenggaraan Pemilu yang transparan, akuntabel, dan adil.
  • Penyelenggara Pemilu: KPU dan Bawaslu harus bekerja secara profesional dan independen untuk membangun kepercayaan publik.
  • Peserta Pemilu: Kandidat dan partai politik harus berkomitmen untuk mengikuti aturan dan norma yang berlaku.
  • Media: Media massa harus menyebarkan informasi yang akurat dan seimbang, serta menghindari provokasi dan ujaran kebencian.
  • Masyarakat: Masyarakat harus meningkatkan literasi politik dan berpartisipasi aktif dalam mengawal jalannya Pemilu.

Penutup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun