Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Waithood: Sebuah Pilihan Hidup yang Perlu Dihormati

11 Februari 2024   08:00 Diperbarui: 11 Februari 2024   08:05 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber gambar: tirto.id

Alasan lain yang tak kalah penting adalah pencarian jati diri dan kemandirian. Kebebasan untuk mengeksplorasi potensi, minat, dan passion menjadi daya tarik tersendiri. 

Menunda pernikahan memberi ruang untuk berpetualang, menemukan passion, dan membangun kepercayaan diri sebelum memasuki komitmen jangka panjang.

Lantas, apakah waithood selalu dipandang sebelah mata? Sayangnya, masih banyak stereotipe negatif yang melekat pada mereka yang memilih jalan ini. 

"Telat menikah", "tak laku", atau "memilih karir daripada keluarga" menjadi cap yang sering dilontarkan, terutama oleh generasi yang lebih tua. 

Tekanan sosial ini terkadang bisa sangat mempengaruhi mental dan membuat seseorang mempertanyakan pilihannya sendiri.

Namun, penting untuk dipahami bahwa waithood bukanlah penolakan terhadap pernikahan. Sebaliknya, ini adalah sebuah keputusan sadar untuk mempersiapkan diri dengan lebih baik sebelum memasuki babak baru dalam kehidupan. 

Sama seperti buah anggur yang butuh waktu untuk matang sempurna, cinta dan komitmen juga membutuhkan waktu untuk tumbuh dan berkembang.

Menghormati pilihan hidup individu menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan suportif. Alih-alih memberikan tekanan, keluarga dan teman seharusnya menjadi support system yang memberikan dukungan dan pengertian. 

Dialog terbuka dan memahami alasan di balik keputusan seseorang menjadi langkah awal untuk membangun rasa percaya diri dan penerimaan.

Menunda pernikahan bukan berarti menunda kebahagiaan. Kebahagiaan bisa ditemukan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pencapaian akademik, karier, perkembangan diri, dan hubungan sosial yang sehat.

Bagi mereka yang sedang menjalani waithood, perjalanan ini bisa menjadi kesempatan emas untuk berinvestasi pada diri sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun