Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Soal Perlindungan Pekerja Migran Indonesia dalam Debat Capres Pamungkas

4 Februari 2024   21:11 Diperbarui: 4 Februari 2024   21:24 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Julianda BM 


Di bawah langit yang sama, di negeri yang berbeda, nasib Pekerja Migran Indonesia (PMI) bagaikan perahu tanpa nahkoda. Di satu sisi, mereka adalah pahlawan devisa yang menyumbangkan triliunan rupiah bagi negara. Di sisi lain, mereka sering kali terjerat eksploitasi, penganiayaan, dan ketidakadilan di negeri orang.

Debat pamungkas capres 2024 membawa isu PMI ke permukaan. Janji-janji manis dilontarkan, mulai dari peningkatan gaji, pelatihan pra-penempatan, hingga jaminan perlindungan hukum. 

Namun, di balik janji-janji tersebut, masih banyak pertanyaan yang menggantung. Apakah janji-janji ini akan terealisasi? Ataukah hanya sebatas retorika politik untuk meraih simpati?

Perlindungan yang Masih Jauh dari Ideal

Faktanya, kondisi PMI saat ini masih jauh dari ideal. Kasus-kasus penipuan, kekerasan fisik dan seksual, serta gaji yang tidak dibayarkan masih kerap terjadi. Akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan bagi PMI dan anak-anak mereka juga masih terbatas.

Pemerintah memang telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk melindungi PMI, seperti Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia dan pembentukan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI). Namun, implementasi kebijakan tersebut masih belum optimal.

Tantangan yang Dihadapi PMI

Para PMI menghadapi berbagai tantangan di negeri orang, di antaranya:

Pertama, proses penempatan yang tidak transparan dan berbelit-belit. Banyak PMI yang terjebak calo dan agen ilegal yang menjanjikan pekerjaan dengan gaji tinggi, tetapi kenyataannya mereka harus bekerja di bawah kondisi yang tidak layak.


Kedua, eksploitasi oleh majikan. Jam kerja yang panjang, gaji yang tidak dibayarkan, dan penganiayaan fisik dan seksual adalah contoh bentuk eksploitasi yang sering dialami PMI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun