Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Keberlanjutan di Tengah Deforestasi yang Menggila: Sebuah Refleksi Mendalam

3 Februari 2024   08:00 Diperbarui: 3 Februari 2024   08:10 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Deforestasi. Sumber gambar: KOMPAS/IWAN SETIYAWAN 

Oleh: Julianda BM

Hutan, paru-paru dunia, kini terancam oleh deforestasi yang kian menggila. Keberlanjutan, sebuah konsep yang digemakan di berbagai forum internasional, seakan terlupakan di tengah laju kerusakan hutan yang tak terkendali. 

Ironisnya, deforestasi tak hanya merenggut nyawa hutan, tapi juga menggerogoti kehidupan manusia dan masa depan planet ini.

Di Indonesia, deforestasi menjadi momok menakutkan. Data menunjukkan bahwa laju deforestasi di Indonesia masih tergolong tinggi, dengan rata-rata kehilangan hutan primer sekitar 1,1 juta hektar per tahun antara tahun 2000 dan 2018. (Sumbernya klik di sini)

Penyebabnya beragam, mulai dari alih fungsi hutan untuk perkebunan, pertambangan, dan pembangunan infrastruktur, hingga penebangan liar dan pembukaan lahan ilegal.

Dampak deforestasi pun tak kalah mengerikan. Hilangnya hutan tak hanya mengakibatkan hilangnya habitat flora dan fauna, tapi juga memperparah krisis iklim, meningkatkan emisi gas rumah kaca, dan mengganggu keseimbangan hidrologi. Banjir, longsor, dan kekeringan menjadi konsekuensi yang harus ditanggung manusia.

Di tengah situasi yang kian memprihatinkan ini, pertanyaan tentang keberlanjutan menjadi semakin relevan. Bagaimana kita bisa menyeimbangkan kebutuhan manusia dengan kelestarian hutan? Mungkinkah mencapai pembangunan berkelanjutan tanpa mengorbankan hutan?

Jawabannya adalah ya, dengan catatan kita memiliki komitmen dan kemauan yang kuat. Upaya serius dan terintegrasi dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, swasta, masyarakat sipil, hingga individu, sangatlah dibutuhkan untuk menghentikan deforestasi dan mewujudkan keberlanjutan.

Pemerintah perlu memperkuat kebijakan dan penegakan hukum terkait kehutanan. Penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku deforestasi ilegal, termasuk perusahaan besar, menjadi kunci untuk mencegah kerusakan hutan lebih lanjut.

Di sisi lain, sektor swasta perlu didorong untuk menerapkan praktik bisnis yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Industri yang bergantung pada hutan, seperti industri kayu dan kertas, harus memastikan bahwa bahan bakunya berasal dari sumber yang legal dan berkelanjutan.

Masyarakat sipil dan individu juga memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian hutan. Partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan pelestarian hutan, seperti reboisasi dan penghijauan, serta edukasi tentang pentingnya hutan, dapat membantu mewujudkan keberlanjutan.

Upaya-upaya di atas perlu diiringi dengan pengembangan alternatif ekonomi bagi masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Memberikan mereka akses ke sumber daya dan peluang ekonomi yang berkelanjutan dapat membantu mengurangi ketergantungan mereka pada hutan dan mendorong mereka untuk turut menjaga kelestariannya.

Teknologi juga dapat menjadi alat yang efektif untuk memerangi deforestasi. Pemanfaatan teknologi canggih, seperti satelit dan drone, dapat membantu dalam memantau kondisi hutan dan mendeteksi aktivitas deforestasi ilegal.

Keberlanjutan di tengah deforestasi yang menggila bukanlah mimpi yang mustahil. Dengan komitmen, kerjasama, dan tindakan nyata dari semua pihak, kita dapat menghentikan kerusakan hutan dan membangun masa depan yang berkelanjutan.

Langkah-langkah Menuju Keberlanjutan:

  1. Memperkuat Kebijakan dan Penegakan Hukum:

    • Memperkuat regulasi terkait kehutanan dan tata kelola hutan yang berkelanjutan.
    • Meningkatkan penegakan hukum terhadap pelaku deforestasi ilegal, termasuk perusahaan besar.
    • Memberikan sanksi tegas bagi pelanggar aturan kehutanan.
  2. Mendorong Praktik Bisnis Berkelanjutan:

    • Mendorong industri yang bergantung pada hutan untuk menerapkan praktik bisnis yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.
    • Mendukung pengembangan sertifikasi hutan yang memastikan asal bahan baku yang legal dan berkelanjutan.
    • Meningkatkan transparansi dalam rantai pasokan produk hutan.
  3. Meningkatkan Partisipasi Masyarakat:

    • Melibatkan masyarakat dalam kegiatan pelestarian hutan, seperti reboisasi dan penghijauan.
    • Memberikan edukasi tentang pentingnya hutan bagi kehidupan manusia dan lingkungan.
    • Memberdayakan masyarakat untuk mengelola hutan secara berkelanjutan.
  4. Mengembangkan Alternatif Ekonomi:

    • Memberikan akses ke sumber daya dan peluang ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar hutan.
    • Mengembangkan usaha kecil dan menengah yang ramah lingkungan di kawasan hutan.
    • Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat untuk mendukung ekonomi hijau.
  5. Memanfaatkan Teknologi:

    • Memanfaatkan teknologi canggih untuk memantau kondisi hutan dan mendeteksi aktivitas deforestasi ilegal.
    • Mengembangkan sistem informasi yang terintegrasi untuk pengelolaan hutan yang berkelanjutan.
    • Meningkatkan akses informasi dan edukasi

Langkah-langkah yang dipaparkan di atas merupakan fondasi penting untuk mencapai keberlanjutan di tengah deforestasi yang menggila. Namun, implementasinya membutuhkan usaha yang terencana dan terintegrasi dari berbagai pihak. 

Tantangan dan Peluang

Mencapai keberlanjutan di tengah deforestasi yang menggila bukanlah tugas yang mudah. Banyak tantangan yang harus dihadapi, seperti:

  • Kurangnya komitmen politik: Kurangnya komitmen politik dari pemerintah dapat menghambat upaya pelestarian hutan.
  • Keterbatasan dana: Implementasi program pelestarian hutan membutuhkan dana yang besar.
  • Konflik kepentingan: Seringkali terjadi konflik kepentingan antara berbagai pihak yang terkait dengan hutan.
  • Kurangnya kesadaran masyarakat: Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya hutan dapat menghambat upaya pelestarian hutan.

Namun, di balik tantangan tersebut, terdapat peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai keberlanjutan:

  • Meningkatnya kesadaran global tentang perubahan iklim: Meningkatnya kesadaran global tentang perubahan iklim dapat mendorong upaya pelestarian hutan.
  • Perkembangan teknologi: Perkembangan teknologi dapat membantu dalam memantau kondisi hutan dan mendeteksi deforestasi ilegal.
  • Tumbuhnya permintaan produk berkelanjutan: Tumbuhnya permintaan produk berkelanjutan dapat mendorong industri untuk menerapkan praktik bisnis yang berkelanjutan.

Kesimpulan

Keberlanjutan di tengah deforestasi yang menggila adalah sebuah tantangan yang besar, namun bukan berarti mustahil untuk dicapai. Dengan komitmen, kerjasama, dan tindakan nyata dari semua pihak, kita dapat menghentikan kerusakan hutan dan membangun masa depan yang berkelanjutan.

Upaya-upaya yang dipaparkan di atas, beserta diskusi tentang tantangan dan peluang, dapat menjadi panduan untuk mencapai keberlanjutan. Mari kita bersama-sama menjaga kelestarian hutan untuk generasi sekarang dan generasi yang akan datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun