Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Di Bawah Langit Rajab: Menggapai Keajaiban Isra' dan Mi'raj

30 Januari 2024   10:03 Diperbarui: 30 Januari 2024   10:06 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Julianda BM

Di benak umat Islam, bulan Rajab tak sekadar mengantar Ramadan dengan penuh syahdu. Di dalamnya, tersimpan peristiwa agung yang menggetarkan kalbu - Isra' dan Mi'raj. 

Perjalanan malam Nabi Muhammad SAW yang menembus batas ruang dan waktu, menembus batas akal dan logika. 

Sebuah mukjizat yang bukan sekadar keajaiban, tapi peneguhan keimanan. 

Bayangkanlah, malam di tanah Mekkah sunyi dan khusyuk. Sang Nabi, Muhammad SAW, terlelap dalam tidurnya. 

Tiba-tiba, cahaya terang benderang memenuhi ruangan. Bukan kilat, bukan api, tapi cahaya Ilahi yang menjemput beliau. 

Di atas Burak, makhluk bersayap bagai kuda, beliau dibawa melesat menembus angkasa. Perjalanan menembus malam itu dinamakan Isra', perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. 

Sampai di Palestina, beliau menunaikan sholat bersama para nabi terdahulu. Ibrahim, Musa, Isa, dan nabi-nabi lainnya menyambut beliau dengan penuh keakraban. 

Suasana persaudaraan itu melampaui batas waktu dan tempat. Di Masjidil Aqsa, Muhammad SAW seolah menegaskan bahwa Islam, agama wahyu, terkoneksi dalam benang sejarah yang sama. 

Tapi perjalanan malam itu belum berakhir. Beliau kembali melambung bersama Burak, menembus lapisan demi lapisan langit. 

Langit dunia, langit planet, hingga akhirnya beliau sampai di Sidratul Muntaha, batas terjauh yang tak pernah digapai manusia. 

Di sanalah, beliau berdialog langsung dengan Allah SWT, tanpa hijab, tanpa perantara. Peristiwa inilah yang dinamakan Mi'raj. 

Dalam Mi'raj itu, beliau diperlihatkan keagungan dan kekuasaan Allah SWT. Beliau melihat surga dengan taman-taman dan bidadari, dan neraka dengan siksaan yang pedih. 

Beliau menyaksikan para nabi dalam kehormatannya, dan para pelaku maksiat dalam penderitaan. Beliau dilimpahi begitu banyak hikmah dan pengetahuan, hingga tak sanggup diceritakan sepenuhnya. 

Kembali ke bumi, beliau membawa serta perintah sholat lima waktu. Sholat, bukan sekadar ritual, tapi jembatan yang menghubungkan manusia dengan Allah SWT. 

Setiap rakaatnya, mendekatkan kita pada keagungan yang beliau saksikan. Sholat menjadi bukti nyata Mi'raj, anugerah Ilahi yang tak ternilai. 

Isra' dan Mi'raj bukan sekadar cerita dongeng. Ia peristiwa nyata yang diceritakan Al-Quran dan hadits. Ia peneguhan keimanan bagi kaum Muslim. 

Bukti bahwa Allah SWT Mahakuasa, tak ada batasan ruang dan waktu bagi-Nya. Bukti bahwa cinta-Nya kepada hamba-Nya tak terukur. Dan bukti bahwa Nabi Muhammad SAW adalah kekasih pilihan, yang mendapat kemuliaan tak tertandingi. 

Hikmah Isra' dan Mi'raj begitu dalam dan luas. Ia mengajarkan tentang pentingnya bersabar dalam ujian, seperti kesedihan yang dialami Nabi saat itu. 

Ia mengajarkan tentang pentingnya persaudaraan, seperti sholat bersama para nabi. Ia mengajarkan tentang pentingnya takjub terhadap keagungan Ilahi, seperti yang beliau saksikan. 

Ia mengajarkan tentang pentingnya menjalankan perintah Allah, seperti sholat yang diturunkan dari Mi'raj. Bagi kita, umat Islam, Isra' dan Mi'raj bukan sekadar peristiwa sejarah. 

Ia panduan hidup. Ia sumber inspirasi. Ia sumber kekuatan dalam menghadapi tantangan dunia. 

Setiap kali kita menengadahkan kepala saat sholat, ingatlah, kita sedang menggapai keajaiban Isra' dan Mi'raj. Kita sedang menapak jejak sang Nabi, menuju sidratul muntaha keimanan, menuju perjumpaan dengan cinta Allah SWT. 

Jangan biarkan Isra' dan Mi'raj hanya menjadi cerita kuno. Jadikanlah ia denyut keimanan kita. Jalankan sholat dengan khusyuk, karena ia warisan dari langit ketujuh. 

Hadapi tantangan dengan sabar, karena Allah SWT Mahadekat. Jalinlah persaudaraan, karena kita bersaudara dalam Islam. Dan teruslah takjub, karena kuasa Allah SWT tak terbatas. 

Di bawah langit Rajab yang dihiasi Isra' dan Mi'raj, marilah kita tingkatkan keimanan kita. Marilah kita gapai keajaiban itu, bukan hanya di malam istimewa, tapi dalam setiap helaan napas kita.

#Motivasiana

#Bethenewyou

#kompetisi menulis 

#Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun