Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Potensi Carbon Capture and Storage (CCS): Harapan Baru untuk Mengatasi Perubahan Iklim

27 Desember 2023   08:00 Diperbarui: 27 Desember 2023   08:01 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber foto: www.ruangenergi.com

Biaya CCS masih relatif tinggi, sehingga dapat menjadi hambatan bagi penerapannya. Menurut penelitian dari IEA, biaya CCS untuk pembangkit listrik tenaga batu bara berkisar antara 20-40% dari biaya pembangkit listrik tersebut.

Biaya CCS yang tinggi disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Biaya untuk membangun dan mengoperasikan fasilitas CCS. Fasilitas CCS terdiri dari berbagai komponen, seperti unit penangkapan CO2, unit pemisahan CO2, dan unit penyimpanan CO2. Biaya untuk membangun dan mengoperasikan fasilitas tersebut cukup tinggi.
  • Biaya untuk penyimpanan CO2. Biaya untuk penyimpanan CO2 di bawah tanah tergantung pada lokasi penyimpanannya. Biaya penyimpanan CO2 di lokasi yang jauh dari permukaan bumi lebih tinggi daripada di lokasi yang dekat dengan permukaan bumi.

Penelitian CCS

CCS masih dalam tahap pengembangan, sehingga masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitasnya. Beberapa area penelitian CCS yang perlu dikembangkan, antara lain:

  • Pengembangan teknologi penangkapan CO2 yang lebih efisien dan efektif. Teknologi penangkapan CO2 yang saat ini ada masih belum efisien dan efektif. Teknologi penangkapan CO2 yang lebih efisien dan efektif dapat mengurangi biaya CCS.
  • Pengembangan teknologi penyimpanan CO2 yang lebih aman. Teknologi penyimpanan CO2 yang saat ini ada masih belum sepenuhnya aman. Teknologi penyimpanan CO2 yang lebih aman dapat mengurangi risiko kebocoran CO2.

Isu-isu Keamanan Penyimpanan CO2

CO2 yang disimpan di bawah tanah dapat menjadi berbahaya jika terjadi kebocoran. Kebocoran CO2 dapat menyebabkan berbagai dampak negatif, seperti:

  • Perubahan iklim. Kebocoran CO2 dapat menyebabkan peningkatan emisi CO2, sehingga dapat memperparah perubahan iklim.
  • Kerusakan lingkungan. Kebocoran CO2 dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, seperti kerusakan ekosistem laut dan tanah.
  • Kesehatan manusia. Kebocoran CO2 dapat membahayakan kesehatan manusia, seperti menyebabkan sesak napas dan gangguan pernapasan.

Untuk mengurangi risiko kebocoran CO2, diperlukan upaya untuk memastikan keamanan penyimpanan CO2. Upaya-upaya tersebut antara lain:

  • Menentukan lokasi penyimpanan CO2 yang aman. Lokasi penyimpanan CO2 harus dipilih dengan hati-hati untuk mengurangi risiko kebocoran CO2.
  • Melakukan desain dan konstruksi fasilitas penyimpanan CO2 yang aman. Fasilitas penyimpanan CO2 harus dirancang dan dibangun dengan aman untuk mengurangi risiko kebocoran CO2.
  • Melakukan pemantauan dan pengendalian penyimpanan CO2 secara ketat. Pemantauan dan pengendalian penyimpanan CO2 secara ketat dapat membantu mendeteksi dan mencegah terjadinya kebocoran CO2.
  • Biayanya masih relatif tinggi.
  • Masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas CCS.

Kesimpulan

CCS adalah teknologi yang memiliki potensi untuk menjadi solusi penting dalam mengatasi perubahan iklim. CCS dapat digunakan untuk mengurangi emisi CO2 dari industri yang sulit untuk dihilangkan, seperti pembangkit listrik tenaga batu bara. CCS juga dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi energi, sehingga dapat mengurangi biaya energi.

Meskipun masih terdapat tantangan, CCS memiliki potensi untuk menjadi teknologi yang dapat membantu dunia mencapai targetnya untuk mengurangi emisi CO2 dan mengatasi perubahan iklim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun