Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis. Stunting dapat menyebabkan anak memiliki tinggi badan di bawah standar usianya, serta memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami berbagai masalah kesehatan, seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, dan obesitas.
Stunting merupakan masalah gizi yang serius di Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia masih mencapai 24,4%. Hal ini berarti, dari setiap 100 anak balita di Indonesia, ada 24 anak yang mengalami stunting.
Penanggulangan stunting merupakan tanggung jawab bersama, tidak hanya pemerintah, tetapi juga keluarga dan masyarakat. Salah satu pihak yang memiliki peran penting dalam penanggulangan stunting adalah suami.
Suami memiliki peran penting dalam penanggulangan stunting karena beberapa alasan berikut: Pertama, suami merupakan kepala keluarga dan bertanggung jawab terhadap kesejahteraan keluarga, termasuk anak.
Kedua, suami memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil dan menyusui, serta anak.
Ketiga, suami dapat memberikan dukungan emosional kepada ibu hamil dan menyusui, serta anak.
Peran Suami dalam Penanggulangan Stunting
Ada beberapa peran yang dapat dilakukan oleh suami dalam penanggulangan stunting, antara lain:
1. Membantu memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil dan menyusui
Ibu hamil dan menyusui membutuhkan asupan gizi yang lebih banyak dari orang dewasa normal. Kekurangan gizi pada ibu hamil dan menyusui dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR), yang merupakan salah satu faktor risiko stunting.
Suami dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil dan menyusui dengan cara:
- Menyediakan makanan bergizi untuk ibu hamil dan menyusui.
- Mendorong ibu hamil dan menyusui untuk mengonsumsi makanan bergizi, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, ikan, dan daging.
- Mengingatkan ibu hamil dan menyusui untuk mengonsumsi suplemen sesuai dengan anjuran dokter.
2. Membantu menjaga kebersihan lingkungan dan sanitasi
Lingkungan yang kotor dan tidak sehat dapat menjadi sumber penyakit, yang dapat menyebabkan stunting.
Suami dapat membantu menjaga kebersihan lingkungan dan sanitasi dengan cara:
- Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar.
- Menjaga kebersihan air minum dan makanan.
- Melakukan pembuangan sampah secara tepat.
3. Memberikan dukungan emosional kepada ibu hamil dan menyusui
Dukungan emosional dari suami sangat penting bagi ibu hamil dan menyusui. Dukungan emosional dapat membantu ibu hamil dan menyusui untuk tetap sehat dan bahagia, sehingga dapat memberikan asupan gizi yang optimal bagi bayinya.
Suami dapat memberikan dukungan emosional kepada ibu hamil dan menyusui dengan cara:
- Menjadi pendengar yang baik bagi ibu hamil dan menyusui.
- Memberikan kata-kata penyemangat kepada ibu hamil dan menyusui.
- Membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
4. Menjadi panutan
Suami merupakan panutan bagi anak-anak. Oleh karena itu, suami perlu menunjukkan perilaku yang sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, menjaga kebersihan diri, dan berolahraga secara teratur.
Perilaku sehat yang ditunjukkan oleh suami dapat menjadi contoh bagi anak-anak untuk menjalani gaya hidup sehat.
Kesimpulan
Suami memiliki peran penting dalam penanggulangan stunting. Dengan berperan aktif dalam penanggulangan stunting, suami dapat membantu mewujudkan anak Indonesia yang sehat, cerdas, dan berkarakter.
Dengan meningkatkan peran suami dalam penanggulangan stunting, kita dapat bersama-sama mewujudkan Indonesia bebas stunting.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H